Beruntungnya Warga Ibu Kota pada Idul Adha Kali Ini
Beruntungnya warga Jakarta, hingga H-1 Idul Adha, pasokan hewan kurban mencukupi, sehat, dan bersertifikat. Warga pun yakin membeli hewan ternak untuk kurban meski wabah PMK merebak.
Di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku atau PMK, warga Ibu Kota masih antusias dan siap menyambut Idul Adha. Kepastian kondisi hewan kurban di lapak-lapak penjual sapi dan kambing sehat serta sudah melalui proses pemeriksaan membuat warga tidak khawatir untuk membeli. Warga Ibu Kota tergolong beruntung mengingat sebagian daerah lain di Indonesia sedang kekurangan pasokan hewan ternak untuk kurban, sebagian lain masih tergolong zona merah atau penularan tinggi wabah PMK.
Bersama dua temannya, Arun Ramadhani (27), pengelola lapak hewan kurban milik Haji Mustain, di Jalan Haji Kotong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (6/7/2022), sibuk menyiapkan ramuan berupa kunyit, serai, dan rempah lainnya, serta vitamin.
Ramuan rempah itu diberikan ke sapi yang belum terjual dan yang sudah laku terjual agar kondisi kesehatan hewan tetap terjaga. Tak hanya itu, pakan ternak pun diganti dari dedak dan daun menjadi rumput segar.
Kesehatan hewan harus terus terpantau karena warga yang membeli sangat memperhatikan kondisi kesehatan sapi. Begitu pula warga yang masih menitipkan sapinya pun ingin imunitas sapi tetap terjaga hingga menjelang perayaan Idul Adha.
Warga atau calon pembeli kerap meminta pengelola menunjukkan surat kelayakan hewan ternak layak dijual dan sehat. Pemilik dan pengelola lapak hewan harus memenuhi banyak persyaratan itu agar kondisi sapi tetap sehat dan tidak merugi.
”Alhamdulillah, sapi kurban laku terjual 13 ekor sejak seminggu lebih ini. Ada total 21 sapi yang kami jual. Justru tidak terganggu PMK. Kami pastikan hewan sehat,” kata Arun.
Ada PMK, lalu harga sapi naik dari tahun sebelumnya. Tapi justru tahun ini lebih laku.
Kondisi hewan kurban sehat dan bebas dari PMK disertai kelengkapan surat pemeriksaan dari Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Kota Jakarta Barat berdampak pada peningkatan penjualan sapi di lapak milik Mustain.
Hal itu pun mematahkan kekhawatiran Mustain bahwa sapi yang dipesannya dari Malang, Jawa Timur, tidak akan laku. Masih ada banyak warga membeli hewan kurban meski ada kenaikan harga jual dibandingkan tahun sebelumnya.
Mustain menjual sapi kurban berkisar Rp 20 juta per ekor untuk ukuran sedang dan ukuran besar berkisar Rp 36 juta per ekor. Tahun sebelumnya per satu sapi ukuran besar berkisar Rp 30 juta-Rp 33 juta.
Adapun kambing kurban yang dipesan Mustain dari Wonogiri, Jawa Tengah, juga mengalami kenaikan harga. Kambing ukuran kecil berkisar Rp 3,3 juta dan ukuran besar Rp 6 juta-Rp 7 jutaan. Tahun sebelumnya harga kambing per ekor Rp 2,5 juta-Rp 2,8 juta.
Beda dengan sapi, dari total 40 kambing yang tersedia di lapak, baru terjual 15 ekor per Rabu ini. Padahal, tahun sebelumnya seminggu sebelum Idul Adha, kambing bisa terjual hingga 25 ekor. Tingginya harga jual dinilai memengaruhi rendahnya peminat pembeli kambing.
Baca juga: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Jadi Momentum Perbanyak Riset
”Penjualan stabil dan ada kenaikan penjualan sapi. Sempat ada kekhawatiran karena PMK. Namun, warga bisa lihat sendiri kondisinya. Kami juga sudah lolos dari dinas untuk kayak jual karena sehat semua. Ini yang membuat warga mau beli meski ada sedikit kenaikan harga sapi, tetap laku terjual,” ujar Mustain yang juga menjual hewan kurban di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebanyak 35 sapi dan sudah laku terjual.
Sementara itu, Ramlah, pengelola lapak hewan kurban di Jalan Taman Mutiara Prima, Kemanggisan, Jakarta Barat, juga tak mengira sapi kurban yang dikirim dari Bima, Nusa Tenggara Barat, lebih cepat laku terjual. Dari total 80 sapi sudah terjual 78 ekor.
Satu ekor ukuran kecil dihargai Rp 15 juta-Rp 17 juta dan ukuran sedang hingga besar mencapai Rp 25 juta- Rp 45 juta.
”Ada PMK, lalu harga sapi naik dari tahun sebelumnya. Tapi justru tahun ini lebih laku. Ini 80 sapi malah kurang, ternyata peminatnya tinggi. Tahun sebelumnya seminggu jelang atau dekat hari raya masih banyak sapi belum terjual. Lah, ini sisa dua ekor belum laku,” ujar Ramlah.
Ramlah memastikan, hewan kurban dijual dalam kondisi sehat karena dari awal proses pemesanan, pengiriman, hingga kedatangan sapi terus dipantau kesehatannya dan memiliki surat sehat dari dokter hewan. Sapi-sapi itu juga sudah mendapatkan vaksin dan sudah diperiksa langsung oleh DKPKP Jakarta Barat.
Said, pedagang hewan kurban di Jalan Cililitan Besar, Jakarta Timur, juga bersyukur 46 sapinya cepat laku terjual. Total ada 50 sapi dipesan dari Bima. Selama empat tahun berjualan hewan kurban di Jakarta, baru kali ini ia merasakan proses pengiriman hingga penjualan melalui banyak tahap pemeriksaan. Meski begitu, ia tak keberatan memenuhi persyaratan itu karena demi kepentingan warga dan pengendalian PMK.
Sule (47), warga RW 003, Haji Kontong, Kelurahan Kebon Jeruk, di awal merasa ragu membeli sat sapi untuk kurban karena masih merebaknya wabah PMK. Namun, saat melihat kondisi sapi sehat disertai pemeriksaan dari dinas DPKP membuatnya yakin untuk membeli dan siap menyambut Idul Adha.
”Ibadahnya harus 100 persen jadi sapi harus sehat pasti. Kami tidak mau sapi sakit dijadikan kurban meski itu katanya boleh kalau sapi sakit ringan. Tetap harus sehat penuh. Kami cek langsung, alhamdulillah sehat,” ujar Sule.
Warga lainnya, Kholid (43), juga tak ragu membeli sapi kurban dari hasil patungan dengan warga lainnya. ”Awalnya mau beli kurban kambing sekalian, tetapi harganya per ekor cukup mahal. Jadi, kami beli sapi seekor saja. Kita beramal, jangan sampai membebankan,” katanya.
Sementara itu, Imam, panitia kurban Masjid Hikmatul Ilmi, Cililitan Besar, Jakarta Timur, mengatakan, pihaknya baru memesan 1 sapi dan 8 kambing. Hewan kurban diprediksi akan semakin bertambah mendekati Idul Adha. Tahun lalu, pihaknya melaksanakan perayaan Idul Adha dengan memotong 6 sapi dan 35 kambing.
”Saya beli di Kampung Makassar, ada tanda dari dinkes sebanyak 40 sapi dan 40 kambing. Kami tanya dan lihat kondisi kesehatan dan sertifikat dari otoritas kesehatan. Pihak pengurus masjid ada dokter hewan untuk membimbing,” ujar Imam.
Pemesanan daring
Selain di lapak-lapak, tersedia pula pemesanan hewan kurban melalui daring. Wakil Ketua II Badan Amil Zakat Nasional DKI Jakarta Saat Suharto Amjad mengatakan, berdasarkan data, ada pertumbuhan cukup signifikan pemesanan daring sebesar 60 persen dibandingkan 2021.
Menurut Suharto, perlu riset lebih lanjut untuk melihat tren kenaikan tersebut disebabkan faktor PMK lalu warga beralih ke pemesanan daring atau karena kinerja organisasi.
”Namun, adanya PMK ada kecenderungan lebih hati-hati memilih hewan kurban yang dalam pandangan kami menaikkan tren kurban online,” ujarnya.
Sebagai penyedia layanan pemesanan kurban daring, kata Suharto, Baznas bekerja sama dengan Perumda Dharma Jaya karena memiliki standar pemeliharaan, protokol kesehatan, dan karantina. Mereka juga bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk memastikan semua hewan kurban layak dan sehat.
Baca juga: Penambahan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku Terjadi di Kuningan dan Bandung
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Pertanian bekerja sama dalam penyediaan ternak kurban dan pangan strategis menjelang Idul Adha 1443 Hijriah. Sekitar 47.000 hewan diproyeksikan disembelih untuk kurban dan didistribusikan ke wilayah Jabodetabek.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, program kerja sama dan kolaborasi sangat dibutuhkan terutama menjelang Idul adha.
”Saat ini yang sudah masuk di Jakarta 42.000 ekor dan mereka semua menjalani prosedur karantina dan lain-lain. Insya Allah, status di Jakarta tetap hijau dan aman dari PMK. Masih ada 5.000 ekor dalam perjalanan dan diprediksikan tuntas sebelum perayaan Idul Adha,” ujar Anies dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip dari Kompas.id, Senin (4/7/2022).
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengatakan, warga tak perlu khawatir dengan pemenuhan daging harian atau kurban karena pemerintah terus berupaya menjaga stok daging. Terlebih untuk hewan kurban, warga bisa langsung memesannya ke sentra resmi, seperti di Perumda Dharma Jaya.
”Kami di sini memastikan hewan dalam kondisi sehat karena melalui pemeriksaan. Warga pun bisa pesan untuk hewan kurban di sini,” kata Endra.
Selain itu, saat ini sudah tersedia aplikasi pemesanan hewan kurban secara daring. Warga memiliki alternatif untuk memilih hewan ternak di sejumlah aplikasi layanan hewan kurban.