Daya pikat Pecinan Glodok Pancoran bertambah seiring berdirinya ikon baru gapura Chinatown Jakarta. Antusiasme warga disertai asa revitalisasi menyeluruh agar kawasan itu rapi, indah, dan tak terkikis makna pentingnya.
Oleh
AGUIDO ADRI, ERIKA KURNIA
·4 menit baca
Sejak pukul 11.00 hingga 17.30, Minggu (3/7/2022), lalu lintas mulai dari gapura Chinatown Jakarta yang menjadi penanda kawasan Pecinan Glodok Pancoran di Jalan Pancoran-Jalan Petak 6/Jalan Pintu Kecil hingga menuju simpang Pasar Asemka dan Museum Bank Indonesia, padat oleh sepeda motor, mobil, bajaj, dan angkutan kota. Kawasan ini masih dalam satu kompleks besar Kota Tua Jakarta.
Meski dua lajur di Jalan Pancoran sudah dibuat satu arah, kemacetan tak terhindarkan karena di sisi kiri dan kanan jalan digunakan untuk tempat parkir sepeda motor dan mobil. Kedua sisi jalan itu juga masih disesaki oleh pedagang kaki lima (PKL).
Kantong-kantong parkir resmi yang tersedia di beberapa gedung di kawasan tersebut sepertinya tak cukup menampung kendaraan.
”Habis dari gereja, lanjut ke sini mau makan sama keluarga dan sekalian belanja. Ternyata hari ini lebih ramai. Bingung tadi cari parkiran. Niatnya juga mau foto di gerbang,” kata Alia (29), warga Meruya, Jakarta Barat, itu.
Susahnya mencari tempat parkir juga dialami oleh Gilang Kusuma (37) dan Fuadi (27). Alih-alih ingin menikmati liburan, mereka terjebak macet dan letih mencari parkir hingga hampir 45 menit.
Semoga melalui pembangunan ini tidak hanya akan menjadi nilai tambah untuk semakin menarik wisatawan, tetapi sebagai pengingat dalam merawat nilai-nilai tradisi yang diwariskan kepada kita.
Meski begitu, warga yang berkunjung ke kawasan Pecinan Pancoran menyambut positif keberadaan gerbang Glodok Pancoran yang dinilai mempercantik kawasan itu serta memperkuat nilai sejarah dan identitas keberagaman warga.
”Ini, kan, kayak kampung tengah kota, ya. Bisa jadi tujuan wisata karena banyak bangunan tua bersejarah, lalu kulineran. Asyik banget. Tapi, mungkin perlu penataan lagi kayak parkiran, jalur pejalan kaki, dan PKL juga kasih tempat khusus,” kata Fuadi.
Kawasan Pecinan Glodok Pancoran tak hanya semakin menarik kunjungan warga, tetapi juga para pedagang kecil untuk berjualan di kawasan tersebut. Seperti Samsul (43) dan Dedi (28) yang berjualan makanan ringan dan minuman.
”Saya jual mulai siang sampai pukul 20.00, habis (dagangannya). Sehari sekitar Rp 350.000 (akhir pekan). Sebelumnya kisaran Rp 100.000. Pelan-pelan bisa nabung lagi, bayar cicilan motor, dan untuk biaya anak sekolah,” ujar Samsul.
Dedi menambahkan, jika PKL seperti dirinya dipindahkan, mereka dan pelanggan sama-sama merugi. ”Ini kami baru mau naik, setelah kemarin merugi karena pandemi. Jangan dihambat usaha kami,” katanya.
Ikon kota
Sejak diiniasi pada 2018 dan selesai pada 2022, Gapura Chinatown Jakarta di kawasan Pecinan Glodok Pancoran menjadi ikon baru di Ibu Kota.
Bangunan gapura Pancoran Glodok didominasi unsur batu atau beton berwarna abu-abu dengan ukiran naga, bunga, dan awan. Selain itu, tulisan berwarna coklat kayu keemasan, genteng coklat dengan unsur hijau melambangkan perpaduan dengan budaya Betawi.
Gapura baru ini hadir setelah bangunan asli dari abad ke-18 dihancurkan pada masa kependudukan Jepang. Dulu, gerbang itu lambang pemisah dengan permukiman lain semasa zaman kolonial. Kini gerbang itu sebagai lambang persatuan. Siapa pun diterima di sana.
”Peresmian ini menjadi pengingat bersama bahwa keberagaman yang ada di sekitar kita adalah karunia dari Yang Maha Kuasa, sedangkan persatuan adalah ikhtiar kita bersama,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis (30/6/2022), saat meresmikan Gapura Chinatown Jakarta, seperti tertera dalam keterangan tertulis Pemprov DKI.
Menurut Anies, terealisasinya Gapura Chinatown Jakarta berkat kolaborasi bersama komunitas warga, seperti Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI). ”Semoga, melalui pembangunan ini, tidak hanya akan menjadi nilai tambah untuk semakin menarik wisatawan, tetapi juga sebagai pengingat dalam merawat nilai-nilai tradisi yang diwariskan kepada kita,” ujarnya.
Semaraknya kawasan Glodok Pancoran ini menjadi bagian dari derap pembangunan dan perhelatan besar pada tahun ini yang turut menggerakkan perekonomian.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2022, Bank Indonesia (BI) melaporkan, ada kenaikan dari 3,64 persen secara tahuhan pada triwulan akhir 2021 menjadi 4,63 persen secara tahunan. Angka itu tumbuh sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen secara tahunan.
”Di sisi pengeluaran, bersumber dari konsumsi rumah tangga yang mendominasi. Lalu, investasi, konsumsi net ekspor, dan lembaga nonrumah tangga,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko pada kegiatan Seminar Ekonomi dan Bisnis, di Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Dengan pangsa di kisaran 17 persen terhadap perekonomian nasional, perekonomian DKI berpotensi tumbuh 5,3-6,1 persen selama 2022. Pertumbuhan didukung pembukaan aktivitas ekonomi dan pelonggaran aturan mobilitas terkait pandemi Covid-19, yang menyediakan lapangan kerja dan menaikkan pendapatan warga.
Agar perekonomian terus tumbuh kuat, pemerintah pun diharapkan menjalankan pesan warga agar kawasan ikon daerah ditata baik dengan kelengkapan berbagai sarana prasarana yang dibutuhkan serta tetap merangkul pengusaha mikro dan kecil.