Perumda Dharma Jaya Memberlakukan Pemeriksaan Hewan Ternak secara Ketat
Tidak ditemukan indikasi hewan yang masuk ke Perumda Dharma Jaya tertular penyakit mulut dan kuku. Perumda Dharma Jaya memastikan hewan ternak dalam kondisi sehat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perumda Dharma Jaya memberlakukan pemeriksaan kesehatan yang ketat bagi hewan ternak yang masuk ke kandang. Di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku atau PMK di sebagian wilayah Indonesia, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta yang bergerak dalam bidang perdagangan dan industri daging itu memastikan, pemenuhan stok daging di DKI Jakarta menjelang Idul Adha tercukupi.
”Pemenuhan kebutuhan daging berasal dari lokal dan impor dari Brasil dan Australia. DKI Jakarta memang membatasi masuknya sapi dari luar. Kami juga mengawasi ketat masuknya sapi dari luar dengan pemeriksaan dokumen dan kesehatan, tidak hanya dari kami, tapi dari dinas (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta) juga. Jadi double screening,” kata Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, Senin (13/6/2022).
Sejak PMK merebak di beberapa wilayah Indonesia, diakui Endra, pihaknya tidak lagi menerima penitipan hewan ternak dalam jangka waktu lama. Ternak hewan yang masuk ke Perumda Dharma Jaya paling lama hanya 1-2 hari berada di kandang, lalu langsung dipotong untuk kemudian didistribusikan ke pasar-pasar.
Dari pantauan Kompas, blok-blok kandang hanya diisi beberapa sapi. Setidaknya ada sekitar 30 sapi. Kondisi sapi pun tampak sehat dan tidak ditemukan indikasi PMK.
Salah satu petugas lapangan mengatakan, kondisi kandang sapi sudah lama kosong sejak PMK mulai merebak. Sapi yang datang di Perumda Dharma Jaya biasanya langsung dipotong atau dibeli oleh pelanggan.
Sementara itu, Gugun, salah satu sopir pembawa ternak dari Jawa Tengah, mengatakan, proses masuk ke Perumda Dharma Jaya cukup ketat karena harus menyertakan keterangan surat hewan sehat dan kondisi sapi diperiksa oleh petugas.
”Beberapa kali (saya) mengantar sapi ke sini, ini paling sepi. Biasanya kandang penuh. Saya kurir saja bawa sapi, harus bawa sapi sehat. Kalau tidak sehat, tidak boleh masuk,” kata Gugun.
Endra menjelaskan, kebutuhan akan daging di DKI Jakarta diperkirakan bisa mencapai sekitar 6.000 ton per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Perumda Dharma Jaya setidaknya memenuhi kebutuhan pasar berkisar 10-16 persen. Selebihnya kebutuhan pasar akan daging dipenuhi dari impor.
”Kami mendatangkan sapi dari beberapa daerah, seperti 350 sapi dari sekitar Jakarta. Lalu dari Jawa Tengah ada sekitar 100 sapi, dari Lampung ada 30 sapi. Jadi, kami memenuhi kurang lebih 600-1.000 sapi,” katanya.
Selama ini, pihaknya bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora di Jawa Tengah dalam menyuplai daging dan ternak hidup. Kerja sama melalui Koperasi Unit Desa (KUD) Wargo Tani itu untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta sebesar 275 ton per minggu. Adapun populasi sapi di Blora termasuk yang cukup banyak di Jateng, mencapai 278.000 ekor.