Lima Sapi di Tangerang Diduga Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
Sapi-sapi asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu diduga terpapar penyakit mulut dan kuku atau PMK ketika diperiksa oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Satgas reaksi cepat pencegahan dan pengendalian penyakit menemukan lima sapi diduga terpapar penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kabupaten Tangerang, Banten. Sapi-sapi yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, itu dalam perawatan dan pengujian sampel di laboratorium.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Kustri Windayani menyebutkan, sapi-sapi yang diduga terjangkit penyakit yang disebabkan oleh Aphthovirus itu sudah ditangani oleh dokter hewan untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Sementara sampelnya dikirim ke Balai Veteriner Subang.
”Kami tutup sementara peternakan lima sapi itu. Hewannya tidak boleh keluar, dibatasi supaya infeksi tidak meluas,” ujarnya, Minggu (29/5/2022).
Sejauh ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang telah mengecek 530 titik lokasi ternak dengan total hewan sebanyak 5.546 ekor. Hasilnya belum ada temuan infeksi PMK dari peternakan lokal.
Kustri mengatakan, pemerintah daerah dan kepolisian akan mengawasi serta memantau secara ketat keluar masuk hewan dan peternakan yang ada di Kabupaten Tangerang supaya infeksi tak meluas. Salah satunya membangun titik pemeriksaan, seperti di perbatasan Tangerang-Bogor, Tangerang-Rangkasbitung, Legok, Jayanti, Serang, dan pintu keluar Gerbang Tol Bitung.
”Hewan yang tidak punya kelengkapan dokumen bakal dipulangkan ke daerah asalnya,” ujarnya.
Sebelumnya, dua sapi terpapar PMK di Kota Tangerang Selatan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dua kasus itu ditemukan di Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Rabu (11/5/2022).
Dua sapi di Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, juga terpapar PMK berdasarkan hasil tes Balai Veteriner Subang. Sapi dari Jawa Tengah itu, menurut rencana, akan dijual jelang Idul Adha sebagai hewan kurban.
Indonesia bebas PMK pada 1986. Setelah 32 tahun, penyakit virus pada hewan itu muncul lagi di Tanah Air. Kabar tersebut pertama kali muncul dari beredarnya surat Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani kepada Gubernur Jatim pada 5 Mei 2022 yang melaporkan wabah PMK di Kabupaten Gresik pada 402 sapi potong.
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia pada 7 Mei 2022 menyayangkan munculnya kembali PMK dan heran dengan kecerobohan pengawasan hewan sehingga domba dari Malaysia yang belum bebas PMK lolos ke Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dan Malang, Jawa Timur.
Selain membatasi pergerakan hewan ternak, vaksinasi menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi wabah PMK. Saat ini, pengembangan vaksin dalam negeri tengah dilakukan dan ditargetkan 200.000 dosis dapat diproduksi secara massal.
Kepala Pusat Veterinaria Farma Eddy Boedi Susila menyatakan, Pusat Veterinaria telah melaksanakan isolasi virus di lapangan sejak wabah PMK mulai menyerang hewan ternak di sejumlah daerah. Setelah itu, juga melakukan karakterisasi, purifikasi, dan sejumlah pengujian di laboratorium untuk mengembangkan calon vaksin.
”Mudah-mudahan minggu ini kami sudah bisa menyelesaikan pasase yang tengah dilaksanakan. Kami juga sedang menghitung titer (tes untuk mengetahui tingkat antibodi) dan setelah diketahui akan langsung melakukan produksi vaksin secepatnya,” katanya dalam diskusi daring bertajuk ”Antisipasi dan Kewaspadaan PMK sebagai Re-emerging Disease”, Sabtu (21/5/2022).