Tangerang Raya Bentuk Satgas Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku
Belum ada temuan ataupun laporan penyakit mulut dan kuku di Tangerang Raya, Banten. Namun, pemerintah daerah membentuk satgas untuk antisipasi merebaknya penyakit yang disebabkan oleh ”Aphthovirus”.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Penyakit mulut dan kuku atau PMK hingga kini tidak ditemukan pada hewan ternak di Tangerang Raya, Banten. Namun, pemerintah daerah setempat mengetatkan pemeriksaan di peternakan dan membentuk satuan tugas guna mengantisipasi merebaknya penyakit yang disebabkan oleh Aphthovirus.
Indonesia bebas PMK tahun 1986. Setelah 32 tahun, penyakit virus pada hewan itu muncul lagi di Tanah Air. Kabar tersebut pertama kali muncul dari beredarnya surat Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani kepada Gubernur Jatim pada 5 Mei 2022 yang melaporkan wabah PMK di Kabupaten Gresik pada 402 sapi potong. Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia pada 7 Mei 2022 menyayangkan munculnya kembali PMK dan heran dengan kecerobohan pengawasan hewan sehingga domba dari Malaysia yang belum bebas PMK lolos ke Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dan Malang, Jawa Timur.
Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memperketat pemeriksaan kesehatan sapi di peternakan se-Kota Tangerang dalam sepekan terakhir. Hingga Minggu (15/5/2022), pemeriksaan telah dilakukan di 34 dari 60 perternakan dan belum ditemukan adanya PMK.
”Pemeriksaan terus dilakukan ke peternakan atau lokasi penggemukan. Kami sudah bentuk tim respons cepat PMK, distribusi obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun,” ujar Kepala Bidang Pertanian Ibnu Ariefyanto.
Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang juga mengumpulkan peternak se-Kota Tangerang untuk sosialisasi PMK dan tidak menerima ternak sapi dari wilayah terdampak PMK.
Ibnu menambahkan, peternak dapat menjaga kebersihan kandang dan tubuh sapi, serta warga tidak panik PMK tidak menular kepada manusia dan daging hewan yang terjangkit masih bisa dikonsumsi asalkan diolah dengan bersih dan dimasak matang sempurna.
Pemerintah Kabupaten Tangerang juga membentuk satgas pengendalian PMK mengantisipasi ditemukannya penyakit tersebut. Sejauh ini belum ditemukan adanya PMK.
Apabila ditemukan hewan bergejala PMK, distribusi dihentikan dan hewan dipulangkan ke daerah asal.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika menyebutkan, satgas mendata populasi hewan, mengawasi, dan mengecek secara rutin, termasuk uji sampel di laboratorium. Apabila ditemukan hewan bergejala PMK, distribusi dihentikan dan hewan dipulangkan ke daerah asal.
”Ini upaya surveilans, termasuk adanya tim lintas sektor, supaya wabah tidak merebak atau tertangani lebih cepat,” katanya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang sudah menyosialisasikan tentang PMK kepada peternak. Mereka diminta waspada dan segera melapor jika ada gejala-gejala penyakit pada hewan, seperti melepuh pada mulut, bisul, serta koreng yang mengeluarkan lendir dan berbusa.
”Jaga kebersihan kandang dan disinfeksi karena itu salah satu upaya mencegah terjadinya PMK,” ujarnya.