Masih Ada Peluang Berdaya di Metropolitan
Peluang bekerja di daerah metropolitan masih ada meskipun terbatas. Butuh keterampilan dan kompetensi yang mumpuni untuk berdaya saing.
JAKARTA, KOMPAS — Dunia usaha di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi belum sepenuhnya pulih setelah dua tahun pandemi Covid-19. Sektor otomotif, ritel, industri pengolahan, pertanian, serta perdagangan masih menyerap tenaga kerja tetapi dalam jumlah terbatas.
Jumlah angkatan kerja di Ibu Kota mencapai 5,1 juta jiwa dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 439.899. Pada saat yang sama, ada 30.009 lowongan kerja terdaftar dan 31.633 pencari kerja terdaftar (Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka Tahun 2022 oleh Badan Pusat Statistik).
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menuturkan, sektor padat karya, makanan, dan minuman perlahan memulai aktivitasnya secara terbatas dengan sumber daya manusia yang sempat dirumahkan selama pandemi Covid-19. Sementara serapan tenaga kerja yang dibutuhkan masih terbatas hanya pada sektor-sektor minim terpukul pandemi, seperti pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan meskipun dalam skala yang terbatas.
"Beberapa sektor memang telah memperlihatkan perkembangannya hingga usai Idul Fitri. Tetapi kondisi ini masih belum memerlukan sumber daya manusia baru karena dunia usaha masih dalam tahap pemulihan, fokus meninjau dan menata ulang usaha," tuturnya pada Kamis (12/5/2022).
Oleh karena itu, Kadin DKI Jakarta berharap tren perkembangan ekonomi selama satu bulan terakhir dapat terus berlanjut. Dengan begitu pemulihan ekonomi dapat berlangsung secara cepat dan merata.
Di Kota Tangerang, Banten, sedikitnya tersedia 90.000 lowongan kerja berdasar catatan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang. Lowongan kerja ini menjadi peluang bagi 1,12 juta angkatan kerja yang ada di Kota Tangerang dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 8,63 persen atau 97.344 jiwa (Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2021 oleh Badan Pusat Statistik).
Baca juga: Kompetisi Pencari Kerja di Ibu Kota Bakal Sengit Lagi
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kota Tangerang Mualim menyebutkan, lowongan kerja itu berasal dari 638 perusahaan skala sedang dan besar, serta 113.000 usaha mikro, kecil, dan menengah se-Kota Tangerang. Untuk mengisinya, setiap bulan berlangsung bursa kerja dengan rata-rata 2.000 lowongan kerja, serta pelatihan berbasis kompetensi dan kewirausahaan bagi warga di balai latihan kerja.
"Lowongan paling banyak dari sektor ritel. Jumlahnya sampai 30.000 (lowongan). Artinya paling banyak menyerap warga dan secara kompetensi warga kami memumpuni," ucapnya secara terpisah.
Di sisi lain terdapat kebutuhan tenaga kerja yang belum tercukupi. Salah satunya bidang manajemen dengan kualifikasi pengalaman kerja tiga tahun dan tenaga kesehatan dokter spesialis. "Tingkat manajemen rata-rata butuh kualifikasi tinggi. Banyak kosong tak bisa dipenuhi warga kami," ujarnya.
Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang berupaya melatih warganya supaya memenuhi kualifikasi dunia kerja, termasuk membuat Bursa Kerja Khusus yang ada di SMA/SMK dan perguruan tinggi supaya lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Salah satu bentuk pelatihan itu berupa pelatihan di bidang perhotelan yang dilakukan di Balai Latihan Kerja Kota Tangerang.
Ragilia Zahra (21) merupakan salah satu peserta yang sedang ikut pelatihan keterampilan. Lulusan SMK jurusan administrasi perkantoran ini mengikuti pelatihan bidang perhotelan karena acap kali tidak kebagian jam kerja sebagai buruh harian lepas.
"Harus tambah keterampilan dan pengalaman supaya punya daya tawar lebih. Saya jadi tahu tentang hotel, perilaku ketika berhadapan dengan tamu, dan banyak lagi," katanya ketika dijumpai.
Baca juga: Makan Siang Pekerja Informal
Pelatihan berlangsung selama 40 hari di salah satu hotel di Kota Tangerang. Dia belajar teori dan praktik sebagai resepsionis, petugas kebersihan hingga membantu koki. Menurut rencana, selepas pelatihan dia bakal melamar ke hotel-hotel yang ada di Kota Tangerang.
Persaingan kerja
Serapan tenaga kerja di dunia usaha juga perlahan membaik di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Peluang kerja di sektor kerja otomotif masih terbuka.
Ketua Asosias Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bekasi Farid Elhakamy mengatakan, meredanya wabah Covid-19 di Kota Bekasi membawa angin segar bagi pelaku usaha. Aktivitas usaha di daerah itu mulai berjalan sesuai harapan.
"Peningkatan produktivitas belum merata sehingga permintaan tenaga kerja belum menggembirakan. Saat ini, belum semua karyawan yang dirumahkan dipanggil kembali," kata Farid di Bekasi. Lanjutnya, dengan meredanya pandemi Covid-19, peluang kerja mulai terbuka, misalnya, saat ini tersedia di sektor otomotif.
Namun, persaingan kerja bakal sengit lantaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi memprediksi, di masa seusai Lebaran, ada sekitar 10.000 warga pendatang baru bakal masuk ke daerah itu. Warga pendatang ini menambah pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk menciptakan peluang kerja bagi warganya.
Badan Pusat Statistik Kota Bekasi melaporkan jumlah angkatan kerja di daerah itu pada 2021 mencapai 1,5 juta orang. Sementara jumlah pengangguran terbukanya, 167.974 orang.
Baca juga: Nadi Ibu Kota Mulai Berdenyut Pelan
Magnet
Wali Kota Bogor Bima Arya menilai, kota tetap menjadi magnet, urbanisasi terus terjadi, dan populasi terus naik. Kota masih jadi sumber harapan dan opsi utama untuk memperbaiki kehidupan.
Hal ini memperlihatkan realitas infrastruktur di Indonesia yang belum merata. Ketimpangan bukan hanya antara kota dan desa, tetapi antara kota dan kota sehingga menyebabkan banyak yang merantau atau mencari peruntungan di kota.
Berdasarkan data pada November 2021, angka pengangguran di Kota Bogor, naik 12,6 persen atau mencapai 175.000 orang. Meningkatnya angka pengangguran ini karena dampak dari pandemi Covid-19.
Karena itu, pemerintah daerah mengurangi penggangguran dengan membuka lapangan pekerjaan, menguatkan iklim usaha melalui UMKM, hingga menguatkan daya saing.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor Elia Buntang mengatakan, masih banyak tantangan menyediakan lapangan pekerjaan karena tidak siapnya kompentensi para pekerja. Pencari kerja tidak cukup mengandalkan ijazah
“Lapangan pekerjaan itu ada. Namun, banyak pekerja yang tidak berkompetensi. Masa sekolah itu waktu untuk menggali potensi, mengasah keterampilaan sehingga memiliki kompetensi dan sebagai bekal,” kata Elia saat dihubungi.
Lapangan pekerjaan di Kota Bogor, kata Elia, berbeda dengan kota lain di Jabodetabek yang menjadi tujuan para pencari kerja. Kota Bogor tak memiliki industri besar, seperti manufaktur yang menyerap banyak pekerja. Iklim usaha pun mengarah ke industri kreatif dan UMKM.
Sejak 2021, penyerapan tenaga kerja difokuskan pada pekerja yang memiliki kompetensi, daya saing, dan keterampilan. Salah satu sasarannya, yakni lulusan SMK. “Pertumbuhan ekonomi positif, tetapi pengangguran masih tinggi. Pertumbuhan investasi juga positif, tetapi serapan tenaga kerja belum maksimal. Ini persoalan kemampuan dan kompetensi. Kita perlu cetak para pekerja bersertifikasi,” ucap dia.