Adarian (17) perantau asal Pandeglang, Banten, yang akan bekerja menjaga empang di Jakarta saat dijumpai di Terminal Kalideres, Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Ibu Kota masih jadi magnet bagi pencari kerja dari berbagai daerah. Jumlah pendatang baru pasca-Lebaran diprediksi mencapai 50.000 orang atau bakal menyentuh angka 200.000 orang di akhir tahun nanti. Kemampuan dan mental dibutuhkan untuk berkompetisi di saat masih ada warga Jakarta yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi.
Selasa (10/5/2022) siang, bus antarkota antarprovinsi hilir mudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Sambil celangak-celinguk, Adarian (17) menghubungi kenalan yang akan mengantarnya ke kawasan Citra 7 di Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut rencana, pemuda asal Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini akan bekerja menjaga empang milik juragan di Citra 7 dengan upah Rp 1,1 juta per bulan. ”Ditawarin teman jaga empang. Lumayan gajinya gede ketimbang di kampung susah cari kerja,” ujar lulusan SMP yang putus sekolah ketika menginjak bangku kelas II SMA itu.
Laju perantau dengan ekspetasi tinggi ini patut ditunjang intervensi pemerintah berupa pelatihan kapasitas dan kemampuan kerja, serta ruang untuk mengembangkan ekonomi.
Sebelum ke Ibu Kota, dia sempat bekerja sebagai pencuci kendaraan bermotor di Pandeglang. Pekerjaan dengan upah Rp 10.000 per sepeda motor dan Rp 20.000 per mobil itu hanya dilakoninya sebentar karena ingin mencari pengalaman di kota.
Petualangan pertamanya ke Jakarta dimulai tahun 2021 sebagai pekerja konveksi selama dua bulan. Di situ ia merasakan ”capek bukan main” lantaran sering begadang untuk lembur tanpa kenaikan upah.
Ia kemudian pulang kampung dan menjadi kuli panggul pasir di Kota Serang. Pekerjaan ini juga hanya sebentar dijalaninya karena tidak tahan teriknya matahari dan bayarannya hanya Rp 50.000 per satu pikap. ”Makanya, saya tidak pikir panjang untuk terima tawaran kerja di empang,” katanya sembari merokok dan mengecek gawai.
Bagi jejaka yang dulu bercita-cita jadi atlet voli itu, upah dan mendapat tempat tinggal dekat empang sudah cukup untuk meringankan beban orangtua, serta dua adiknya yang masih SD dan usia balita. Kondisi itu membuatnya menyisihkan Rp 500.000 untuk mereka setiap bulannya.
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Khairul Anwar (32), perantau asal Lampung Timur, yang tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (10/5/2022).
Di tempat lain di sudut Terminal Kalideres, Khairul Anwar (32) tengah menyeruput kopi. Lelaki asal Lampung Timur ini meninggalkan istri dan dua anak berusia 1 tahun dan 3 tahun untuk bekerja sebagai kuli bangunan di Pluit, Jakarta Utara.
”Mau tidak mau harus merantau cari kerja karena putus sekolah. Sekarang tinggal penyesalan yang selalu datang terakhir,” ujarnya.
Khairul putus sekolah di kelas II SMP. Ia tergiur uang Rp 50.000-Rp 70.000 sebagai sopir tembak setiap pulang sekolah dan liburan. Setelah itu, ia melanglang ke Makassar dan Toraja di Sulawesi, Bali, Padang, dan Palembang, Lebak di Banten, dan Jakarta. Di berbagai kota itu pekerjaannya mulai dari buruh bangunan hingga buruh tani.
”Cita-citanya pengin punya usaha sendiri. Untuk sekarang, modalnya masih tenaga untuk kerja apa saja,” katanya.
Suasana pintu keluar Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Keputusan merantau ke kota metropolitan turut ditempuh Randi Septian (26), yang keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan hotel di Palembang, setahun lalu. Hingga kini, dia belum mendapatkan pekerjaan meskipun sudah melamar di hotel-hotel dan beberapa perusahan lain.
Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Randi bertanggung jawab membantu meringankan perekonomian keluarga karena ayahnya sudah meninggal empat tahun lalu. Sementara ibunya membuka warung makan kecil yang tak cukup untuk biaya SMP anak ketiga dan kuliah anak kedua.
”Aku siap, apa pun itu risiko, kehidupan baru, adaptasi, hingga segala tantangan nanti di Jakarta. Diam saja di rumah tak membantu, lebih baik tekad dan nekat,” ujarnya yang berbekal ijazah D-3 perhotelan, saat ditemui di kapal penyeberangan menuju Pelabuhan Merak, Minggu (8/5/2022) siang.
Pendatang baru
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta memprediksi jumlah warga pendatang baru yang masuk ke Ibu Kota seusai Lebaran 2022 mencapai 20.000 orang sampai 50.000 orang. Prediksi ini merujuk data jumlah kedatangan warga baru selama masa arus balik Lebaran 2018 dan 2019. Pada 2019, misalnya, seusai Lebaran, jumlah pendatang baru di Jakarta mencapai 35.000 orang.
”Kami melihat di 2022 ini jumlah pemudiknya semakin banyak dan fenomenanya sama dengan 2019,” kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaludin saat dihubungi, Selasa (10/5) sore.
AGUIDO ADRI
Pengendara roda dua menunggu di Dermaga 1 Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Minggu (8/5/2022). Dari 3 Mei 2022 hingga 7 Mei 2022 atau H+4 tercatat ada sebanyak 524.816 orang atau 58,7 persen menyeberang menuju Pulau Jawa.
Menurut Budi, jumlah warga pendatang baru ke Jakarta hingga akhir 2022 nanti diperkirakan bakal menyentuh angka 200.000 orang atau cenderung sama dengan tren kedatangan warga baru di masa sebelum pandemi. Pada 2018, jumlah warga pendatang baru selama satu tahun 171.000 orang. Sementara pada 2019 jumlah pendatang baru meningkat menjadi 212.000 orang.
Kedatangan warga ke Jakarta hanya menurun selama masa awal pandemi Covid-19 mewabah di Tanah Air. Saat itu, pada 2020, jumlah warga pendatang baru 126.000 orang dan pada 2021 mencapai 151.000 orang.
”Bagi mereka yang masuk ke Jakarta, kami sampaikan bahwa Jakarta itu milik semua. Silakan menyesuaikan kondisi di Jakarta. Persiapkan skill dan mental untuk berkompetisi di kota ini,” kata Budi.
Pencari kerja mencari informasi saat digelarnya job career di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/10/2019).
Mental dan kemampuan memang dibutuhkan untuk berkompetisi dan hidup layak di Jakarta. Selama pandemi, banyak warga Jakarta turut kehilangan pekerjaan. Jika merujuk data Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, dari total 5,1 juta angkatan kerja di Jakarta, ada 439.899 pengangguran terbuka pada 2021.
BPS DKI Jakarta mencatat ada tren penurunan tingkat pengangguran terbuka di Jakarta. Selama periode Agustus 2020 sampai Agustus 2021, lapangan kerja yang ada di Jakarta sudah berhasil mengurangi 42.000 pengangguran dan menyerap 36.000 tenaga kerja baru.
Dampak ganda
Pendatang baru ke Jakarta juga bakal menambah masalah urbanisasi. Ini akan menimbulkan masalah pada pengendalian demografi oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun, di sisi lain para pendatang itu berkontribusi menambah konsumsi di Jakarta sekaligus berdampak ke daerah asal mereka.
”Pendatang jelas menambah pertumbuhan ekonomi,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra.
Jakarta masih jadi pilihan pencari kerja karena sebagai kota termaju di Indonesia, sebagai kota industrialisasi, lapangan kerja terbuka luas. Peredaran uang, berdasarkan data Bank Indonesia, sebanyak 70 persen ada di Jakarta.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Sejumlah pekerja kantoran menyeberang di Jalan Sudirman menuju ke tempat kerja di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/2/2022).
Secara terpisah, Rakhmat Hidayat, sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta, menyebutkan, Jakarta menjadi daya tarik sosial dan ekonomi bagi perantau sudah menjadi rutinitas pasca-Lebaran. Namun, pada 2022 berbeda karena terjadi setelah pembatasan aktivitas imbas pandemi Covid-19.
”Mudik yang masif tahun ini membuat ekspektasi perantau bertambah. Setelah dua tahun yang sulit, mereka berpeluang meningkatkan kehidupan dengan pekerjaan yang layak dan baik di Ibu Kota,” katanya.
Menurut dia, laju perantau dengan ekspektasi tinggi ini patut ditunjang intervensi pemerintah berupa pelatihan kapasitas dan kemampuan kerja, serta ruang untuk mengembangkan ekonomi. Selain sinergi dengan pelaku industri dan usaha terkait lowongan kerja, kerja sama antardaerah penyangga dalam lingkup Jabodetabek harus ditingkatkan supaya perantau terdistribusi ke sektor industri dan usaha, ekonomi kreatif, dan sektor informal.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Para pekerja dengan risiko kerja tinggi bergelantungan menyelesaikan proyek konstruski sebuah gedung di kawasan Karang Tengah, Jakarta, Rabu (17/11/2021).