Jakcloth, Oase Belanja Lebaran di Jakarta
Lebaran yang datang sebentar lagi kembali menjadi momentum untuk berbelanja. Hadirnya Jakcloth kembali menjadi oase belanja, terutama bagi generasi lebih muda untuk bergerilya membelanjakan uangnya di Ibu Kota.
Lebaran yang datang sebentar lagi kembali menjadi momentum masyarakat untuk membelanjakan penghasilan yang mulai lancar setelah pandemi mereda. Bukan hanya masyarakat dewasa yang sudah mapan, generasi lebih muda juga ikut bergerilya membelanjakan uangnya di Ibu Kota.
Fenomena ini terlihat di pameran penjualan pakaian merek lokal Jakarta Clothing Expo (Jakcloth) di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat. Pameran tahunan ini kembali diramaikan pengunjung yang mayoritas anak muda dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Salah satu pengunjung pada Minggu (24/4/2022) adalah Muhammad Fadil (19). Dari Kecamatan Teluknaga di Kabupaten Tangerang, Banten, remaja itu pergi dengan sepeda motor ke tempat pameran bersama seorang temannya. Keduanya baru pertama kali ke Jakcloth yang berlangsung pada 22-30 April 2022.
”Kata teman, banyak brand yang jualan di sini dan promosi juga. Saya ngincer baju style anak muda sekarang,” ujar pemuda yang baru setahun bekerja di perusahaan pabrik mainan di Tangerang itu.
Selain karena penasaran dengan pameran yang disebutnya viral di media sosial, ia juga datang ke sana untuk menghabiskan jatah belanja dari tunjangan hari raya (THR). Untuk acara ini, ia menyisihkan uang THR sebesar Rp 500.000.
”Biasanya kalau belanja pakaian di daerah pasar atau pameran dekat rumah aja, sih. Kali ini pengin tahu suasana Jakarta dan lihat Jakcloth karena ada brand yang diincar juga,” ungkapnya.
Seperti Fadil, temannya, Ahmad Roy (19), mengaku senang bisa pergi ke Jakarta untuk berbelanja. Ia berharap bisa menemukan pakaian model trendi yang cocok untuk perawakannya yang ramping dan agak pendek. ”Selain buat Lebaran, buat sehari-hari juga,” katanya.
Ada juga pengunjung setia, seperti Muhammad Sumardi (23), yang juga datang dari daerah Tangerang. Sejak pertama kali ke Jakcloth di 2018, ia rutin datang setiap tahun, utamanya menjelang Idul Fitri.
Baca Juga: Mudik, Makan, dan Jalan-jalan (Bagian 1)
Hari itu, ia pergi bersama sepupunya yang masih 17 tahun. Ia ”meracuni” kerabatnya untuk mencari kaus merek lokal yang banjir diskon di JCC sejak pukul satu siang. Tidak terasa, mereka pun menjelajah toko itu lebih dari empat jam hingga sekitar pukul 16.30.
Dengan membawa uang sisaan THR lebih dari setengah juta rupiah, Sumardi memborong lima kaus. Padahal, jika tanpa diskon, ia hanya bisa membeli tiga di antaranya. Beruntung, ia menemukan promo potongan harga untuk kaus yang ingin dibelinya.
”Tadi lama keliling-keliling, cari yang jual kaus kualitas bagus, cek bahan dan desain sablonnya dulu. Di sini pilihannya juga banyak dan lebih murah daripada harga kaus di distro-distro pinggir jalan,” katanya.
Penyelenggaraan Jakcloth tahun ini, menurut dia, lebih ramai dibandingkan dengan acara sama pada akhir tahun lalu. Dari pantauan pada Minggu sore, pengunjung berangsur-angsur meramaikan Hall A dan Hall B JCC yang dipakai untuk acara itu. Pengunjung yang datang kebanyakan adalah remaja laki-laki, tetapi tidak sedikit juga pengunjung perempuan dan keluarga muda.
Kita juga bisa jual barang dengan harga murah, karena outlet yang ada produksi dan jual barangnya langsung ke pembeli pertama.
Di hari ketiga itu, Sumardi agak kecewa karena menemukan banyak outlet kehabisan stok terbaik mereka. Di sisi lain, ia cukup puas karena harga tiket senilai Rp 25.000 per orang bisa lebih murah dengan adanya promo. Selain itu, jam buka pameran tahun ini berlangsung lebih lama daripada yang sebelumnya.
”Kemarin, waktu pandemi masih lebih ditakutkan, waktu terbatas gitu. Kalau sekarang katanya buka sampai jam 10 malam. Tahun lalu, jam 8 malam kita udahdiperingatin untuk bubar,” pungkasnya.
Manfaatkan momen
Jakcloth di Jakarta kali ini melibatkan 340 outlet merek dari sejumlah daerah yang menawarkan beragam produk pakaian, seperti baju, tas, dan sepatu, seperti Shining Bright, Thrasher Magazine, Thistime Brand, dan Nunanau. Pasar mereka mayoritas adalah remaja laki-laki, tetapi tidak sedikit outlet yang menawarkan produk untuk perempuan dan anak-anak.
Pameran Jakcloth di Jakarta ini dilangsungkan serentak bersama beberapa daerah lainnya, seperti Lampung, Malang, dan Bekasi. Acara kali ini pun memanfaatkan momen jelang Lebaran, di mana sebagian masyarakat mendapatkan penghasilan lebih dari cairnya THR.
”Pengunjung kami, kan, bukan kalangan menengah atas, jadi THR sangat berguna. Di samping itu, kita juga bisa jual barang dengan harga murah karena outlet yang ada produksi dan jual barangnya langsung ke pembeli pertama,” kata Novianti Bustomi selaku tim penyelenggara Jakcloth.
Ia pun optimistis jumlah pengunjung tahun ini bisa dua sampai tiga kali lipat dibandingkan acara di Desember 2021. Saat itu, pameran hanya memanfaatkan satu hall dan outlet yang terlibat hanya setengah peserta pameran tahun ini.
”Jumlah pengunjung beberapa hari ini rata-rata 9.000 orang. Antusiasme ini enggak kami sangka. Apalagi tentant belum percaya diri karena dua tahun ini sulit, ada yang bangkrut, ada yang enggak produksi lagi,” katanya.
Rata-rata jumlah pengunjung harian di acara tahun ini memang belum mencapai jumlah normal. Sebelum pandemi, pengunjung harian Jakcloth di Jakarta bisa mencapai 30.000 hingga 40.000 orang. Jumlah outlet merek yang ikut serta juga bisa mencapai 400.
Baca juga: Kejaksaan Tinggi Jakarta Sita Minyak Goreng Ekspor di Tanjung Priok
Meski demikian, ini menjadi awal baik untuk memulihkan usaha para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terlibat. Hazael, penanggung jawab Online Community, mengatakan, penyelenggaraan tahun ini diikuti lebih banyak pemegang merek.
”Lebih pecah tahun ini, sih. Tahun ini ada 30 booth di bawah kami yang ikut serta. Kalau tahun lalu hanya sedikit karena situasi yang enggak memungkinkan,” ujarnya.
Untuk memperluas kesempatan UMKM menarik pembeli, penyelenggara acara tahun ini juga menggelar pameran pakaian perempuan dan muslimah dengan nama Hijabmarket. Pameran itu diselenggarakan bersebelahan dengan lokasi penyelenggaraan Jakcloth.
"Jakcloth kali ini berkolaborasi bersama Hijab Fast Indonesia. Alasannya, dulu ibu-ibu nungguin anaknya belanja di Jakcloth, sekarang bisa ikut belanja juga. Jadi, konsepnya pengin semua ikut belanja,” imbuhnya.
Lihat juga: Belanja Masyarakat Jelang Lebaran
Penyelenggaraan acara tahun ini tetap menerapkan protokol kesehatan. Untuk masuk, pengunjung perlu menunjukkan bukti vaksin minimal dosis kedua dengan aplikasi Peduli Lindungi serta mengikuti aturan protokol kesehatan. Hal ini sejalan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level dua yang masih berlaku sampai 9 Mei 2022.
Keyakinan usaha dan konsumen
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada acara peresmian Jakcloth dan Hijabmarket pada Jumat (22/4/2022), menyampaikan dukungannya atas penyelenggaraan kedua acara itu. Ia berharap, Jakcloth dan Hijabmarket dapat memberi dampak pada pergerakan ekonomi di Jakarta.
”Saya pastikan bahwa sesudah event ini, ada ikhtiar untuk mereka (UMKM) agar lebih besar lagi karena berada di tempat pameran kita bisa bertemu dengan pembeli. Lebih dari itu, kami ingin setelah acara selesai, mohon dipromosikan, dibantu memasarkan produknya sehingga mereka makin berkembang dalam menghasilkan karya, serta memperluas jangkauan pasarnya,” ujar Anies.
Momentum kebangkitan UMKM ini juga berpotensi didukung keyakinan masyarakat pada ekonomi di Jakarta. Survei konsumen oleh Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi di Jakarta tetap terjaga sejak Maret hingga beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Perlu Sosialisasi Lebih Masif untuk Optimalkan Uji Coba Ganjil Genap di Jalan Tol
Ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2022 sebesar 129 atau tetap berada pada area optimistis, yaitu indeks di atas 100. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini juga masih di atas 100 dan naik daripada Februari 2022, yaitu 109,5. Indikator IKE terdiri dari indeks penghasilan, lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.
Berdasarkan kategori usia, kelompok umur 20-30 tahun memiliki ekspektasi tinggi pada lapangan usaha, penghasilan, dan kegiatan usaha. Ini menjadi sinyal positif, mengingat di Jakarta, jumlah penduduk usia muda kian mendominasi.
Data Badan Pusat Statistik Jakarta menunjukkan, pada 2021, generasi milenial atau penduduk yang lahir di rentang tahun 1981-1996 berjumlah 2,61 juta atau 24,6 persen. Disusul kelompok umur terbanyak kedua, yaitu generai Z dengan jumlah 23,67 persen atau 2,51 juta jiwa. Generasi ini adalah kelompok umur yang lahir pada 1997-2012.
Tidak diragukan lagi, penyelenggaraan pameran perdagangan yang menarik bagi penduduk usia muda bisa menjadi berkah bagi para UMKM dan kebangkitan ekonomi di Jakarta.
Baca juga: Libur Lebaran, Ganjil Genap di DKI Jakarta Tidak Berlaku