Satu Arah dan Ganjil Genap di Tol Trans-Jawa Bisa Lebih Awal
Sistem satu arah dan ganjil genap saat arus mudik Lebaran berpeluang diberlakukan lebih awal. Diperlukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat agar tidak timbul kebingungan.
Oleh
Tim Kompas
·6 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kementerian Perhubungan dan Kepolisian Negara RI memberi sinyal terkait kemungkinan dipercepatnya penerapan rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Trans-Jawa saat arus mudik Lebaran. Rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah dan ganjil genap yang awalnya bakal dimulai pada Kamis (28/4/2022) bisa saja dilakukan lebih awal mulai Senin (25/4/2022).
Kemungkinan penerapan rekayasa lalu lintas lebih awal itu diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/4/2022). Budi menuturkan, penerapan rekayasa lalu lintas saat arus mudik itu akan dikomando oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
”Pada dasarnya, kebijakan one way (satu arah) dan ganjil genap sudah ditetapkan mulai 28 April 2022, tetapi memang kegiatan itu bisa dilakukan lebih awal lagi menjadi tanggal 25 April. Kami sudah sepakat, (penerapan) one way dan ganjil genap itu atas perintah Kepala Korlantas Polri,” ujar Budi.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jendral Firman Shantyabudi mengatakan, penerapan sistem satu arah dan ganjil genap lebih awal dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang timbul karena banyak pemudik yang berangkat lebih awal. Setelah mengetahui adanya jadwal penerapan sistem satu arah dan ganjil genap serta imbauan mudik lebih awal, sebagian pemudik dinilai cenderung akan memilih mudik lebih awal.
”Nanti kita akan mengikuti perkembangan arus kendaraan yang berjalan. Sewaktu-waktu ada peningkatan arus, jajaran Polri di daerah sudah siap. Mereka sudah dilatih melalui tactical floor game dan siap melaksanakan kegiatan secara terukur demi kelancaran dan keselamatan masyarakat,” kata Firman.
Firman memaparkan, menurut rencana, sistem satu arah dan ganjil genap akan diberlakukan dari Kilometer 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kilometer 414 Gerbang Tol Kalikangkung. Ia mengimbau masyarakat yang akan mudik untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan mengikuti petunjuk petugas di lapangan.
Berdasarkan rencana awal, sistem satu arah dan ganjil genap saat arus mudik akan diterapkan pada 28 April sampai 1 Mei 2022. Pada 28 April, kebijakan itu diterapkan pukul 17.00-24.00.
Pada 29-30 April, ganjil genap dan satu arah diterapkan pukul 07.00-24.00. Sementara pada 1 Mei, durasinya lebih singkat, yakni pada pukul 07.00-12.00.
Pada dasarnya, kebijakan one way (satu arah) dan ganjil genap sudah ditetapkan mulai 28 April 2022, tetapi memang kegiatan itu bisa dilakukan lebih awal lagi menjadi tanggal 25 April.
Uji coba
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, menurut rencana akan ada uji coba rekayasa lalu lintas di jalan tol pada Senin (25/4/2022) mendatang. Berdasarkan data Kemenhub, uji coba itu terdiri atas beberapa langkah.
Pertama, uji coba ganjil genap dilaksanakan mulai 25 April untuk kendaraan yang menuju Cikampek dari Kilometer 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kilometer 70 Gerbang Tol Cikampek Utama atau Kilometer 47 sampai Kilometer 414 Gerbang Tol Kalikangkung.
Kedua, kendaraan yang tidak sesuai akan diarahkan keluar di Cibatu (Kilometer 34), Cikarang Timur (Kilometer 37), dan Karawang Barat (Kilometer 47). Ketiga, akan dilaksanakan contraflow atau lawan arus pada Kilometer 47 sampai Kilometer 65 Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 11.00 sampai waktu yang disepakati dengan memperhatikan kondisi volume lalu lintas dua arah.
Keempat, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait implementasi ganjil genap di setiap akses tol melalui dynamic message sign (tanda pesan dinamis), rambu ganjil genap, dan sosialisasi melalui media sosial. Kelima, uji coba dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan ganjil genap dan contraflow sekaligus menyosialisasikannya sebelum diberlakukan lagi pada puncak arus mudik.
Namun, Budi Setiyadi menyebut, pelaksanaan uji coba rekayasa lalu lintas itu bergantung pada volume kendaraan dan kepadatan lalu lintas. ”Rencana begitu, tapi tergantung volume dan kepadatan,” ujarnya.
Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri Komisaris Besar Eddy Djunaedi mengatakan, selain sistem satu arah dan ganjil genap, rekayasa lalu lintas juga bisa dilakukan dengan pengalihan arus, kanalisasi, serta contraflow. ”Pengalihan arus berlaku jika gerbang tol mengalami kemacetan. Kami sudah persiapkan skema itu. Lalu kanalisasi lajur, kami tidak ingin warga berebutan masuk ke simpang tol sehingga menimbulkan kemacetan. Kami imbau pengendara tertib dan kartu elektronik tol terisi cukup,” ujar Eddy.
Sejumlah petugas akan dikerahkan di sekitar gerbang tol untuk mengantisipasi pengendara yang tak memiliki cukup saldo kartu elektronik tol. Selain itu, lanjut Eddy, pihaknya juga menyiapkan rambu-rambu dan memberlakukan buka tutup restarea atau tempat istirahat di jalan tol.
”Ada petugas dan rambu-rambu. Jika penuh akan ditutup. Jadi, diharapkan warga di rest area tidak lebih dari 30 menit. Semoga masyarakat bisa memaksimalkan 30 menit itu,” katanya.
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono Wibowo, mengatakan, berkaca dari arus mudik Lebaran 2019, penerapan sistem satu arah dapat mengurangi beban kemacetan di Jalan Tol Trans-Jawa. Namun, dia menilai, penerapan sistem ganjil genap kurang efektif. Apalagi, sebelumnya, pengaturan ini belum pernah diberlakukan pada jalur mudik dengan jarak yang jauh.
”Sebaiknya prioritasnya penerapan satu arah dulu karena kita sudah punya pengalaman. Untuk ganjil genap, bisa diberlakukan situasional jika lalu lintasnya padat,” ujar Sony.
Sony juga mengingatkan, apabila ada perubahan kebijakan terkait waktu dimulainya rekayasa lalu lintas, hal itu harus disosialisasikan secara menyeluruh. Sosialisasi itu penting untuk menghindari kebingungan para pemudik.
Jalur alternatif
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau para petugas di lapangan untuk mengarahkan para pemudik melalui jalur-jalur alternatif, terutama di jalur selatan Jateng. Hal ini untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan tol yang menjadi pilihan utama para pemudik.
”Sesuai dengan arahan dari Presiden, pemudik supaya diarahkan ke jalur-jalur alternatif. Para pemudik, terutama yang berada di wilayah selatan Jateng, hendaknya memanfaatkan jalur lintas selatan yang sudah dibangun dengan baik oleh pemerintah,” ucapnya.
Muhadjir juga meminta pemerintah daerah di jalur-jalur selatan untuk menyiapkan berbagai macam kebutuhan bagi para pemudik, mulai dari tempat istirahat yang memadai, tempat rekreasi, hingga tempat kuliner. Hal ini akan meringankan beban pemudik yang melakukan perjalanan panjang sekaligus menjadi momen untuk mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bertekad turut mempromosikan jalur selatan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para bupati dan wali kota di jalur selatan untuk mempersiapkan sarana pendukung kenyamanan pemudik.
”Kami sudah siapkan jalur selatan. Saya akan ikut promosikan jalur itu agar semua tidak menumpuk di jalan tol ini. Besok saya akan keliling untuk melihat jalur selatan agar publik tahu bahwa jalur selatan juga nyaman,” kata Ganjar.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap masyarakat tetap berhati-hati saat mudik sehingga bisa mencegah kembali melonjaknya kasus Covid-19 seusai lebaran. Potensi kemacetan di sejumlah lokasi serta cuaca buruk juga perlu diwaspadai.
”Perlu diwaspadai kemungkinan cuaca buruk dan kemacetan di sejumlah titik, seperti di kawasan wisata dan pasar-pasar tumpah," ujar Khofifah.