Sistem Satu Arah dan Ganjil Genap Berpeluang Diberlakukan Lebih Awal
Kepadatan arus pemudik awal diantisipasi dengan rencana penerapan sistem satu arah dan ganjil genap lebih awal. Pemudik disarankan melalui jalur alternatif, seperti jalur selatan, untuk memecah beban lalu lintas di tol.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI memberi sinyal terkait dipercepatnya penerapan kebijakan sistem satu arah serta ganjil genap dari yang tadinya mulai Kamis (28/4/2022) menjadi mulai Senin (25/4/2022). Hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus dari para pemudik awal.
Adanya kemungkinan pemberlakuan kebijakan sistem satu arah (one way) dan ganjil-genap dilakukan lebih awal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jateng, pada Sabtu (23/4/2022). Budi menuturkan, penerapan kebijakan itu akan dikomando oleh Korps Kepolisian Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
”Pada dasarnya, kebijakan one way dan ganjil-genap sudah ditetapkan mulai 28 April 2022, tetapi memang kegiatan itu bisa dilakukan lebih awal lagi menjadi tanggal 25 April. Kami sudah sepakat, (penerapan) one way dan ganjil-genap itu atas perintah Kepala Korlantas Polri,” ujar Budi di Semarang.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jendral Firman Santyabudi mengatakan, penerapan kebijakan sistem satu arah dan ganjil genap lebih awal dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan yang ditimbulkan pemudik awal. Setelah mengetahui adanya jadwal penerapan sistem satu arah dan ganjil genap serta imbauan mudik lebih awal, para pemudik cenderung akan memilih mudik lebih awal.
”Nanti kita akan mengikuti perkembangan arus kendaraan yang berjalan. Sewaktu-waktu ada peningkatan arus, jajaran Polri di daerah sudah siap. Mereka sudah dilatih melalui tactical floor game dan siap melaksanakan kegiatan secara terukur demi kelancaran dan keselamatan masyarakat,” kata Firman.
Menurut Firman, sistem satu arah dan ganjil genap akan diberlakukan dari Kilometer 47 Tol Cikampek hingga Kilometer 414, Gerbang Tol Kalikangkung. Ia mengimbau masyarakat yang akan mudik untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan mengikuti petunjuk petugas di lapangan.
Sistem satu arah dan ganjil genap akan diberlakukan dari Kilometer 47 Tol Cikampek hingga Kilometer 414, Gerbang Tol Kalikangkung. (Firman Santyabudi)
Tak hanya di jalan tol, kepadatan juga dimungkinkan terjadi di pintu-pintu keluar tol. Saat hal itu terjadi, Polri akan memberlakukan sistem lawan arus atau contraflow untuk mengurai kepadatan.
”Kemungkinan nanti sebagian pemudik Jateng keluar di exit tol Brebes, Pekalongan, Kendal, dan Krapyak di Semarang. Di setiap exit tol itu nanti kita siapkan skenario contraflow, tapi akan melihat perkembangan arusnya dulu. Karena harinya cukup panjang, semoga ini arusnya tersebar, tidak menumpuk signifikan,” tutur Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Agus Suryonugroho.
Agus menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan skenario penerapan sistem satu arah yang bersifat lokal. Kemungkinan penerapan sistem satu arah lokal ini akan dilakukan di ruas Bawen- Banyumanik, Semarang.
Menurut Agus, Polda Jateng telah menyiapkan 251 pos pengamanan dan pos pelayanan di jalur-jalur mudik. Sebanyak 19.263 personel gabungan dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan sejumlah instansi pendukung juga disiagakan.
Jalur alternatif
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau para petugas di lapangan untuk mengarahkan para pemudik melalui jalur-jalur alternatif, terutama di jalur selatan Jateng. Hal ini akan mengurangi beban kelola lalu lintas di jalur utama, yakni jalur tol.
”Sesuai dengan arahan dari Presiden, pemudik supaya diberi dan diarahkan ke jalur- jalur alternatif. Para pemudik terutama yang berada di wilayah selatan Jateng hendaknya memanfaatkan jalur lintas selatan yang sudah dibangun dengan baik oleh pemerintah,” ucapnya.
Muhadjir juga meminta pemerintah daerah di jalur-jalur selatan menyiapkan berbagai macam kebutuhan bagi para pemudik, mulai dari tempat istirahat yang memadai, tempat rekreasi, hingga tempat kuliner. Hal ini akan meringankan beban pemudik yang melakukan perjalanan panjang sekaligus menjadi momen untuk mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Menurut Muhadjir, ada empat hal yang perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah selama masa mudik Lebaran. Pertama, tata kelola lalu lintas termasuk ketersediaan dan distribusi bahan bakar minyak. Kedua, kondisi penularan Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi, utamanya vaksin dosis penguat. Ketiga, ketersediaan bahan pokok serta penyaluran bantuan sosial. Keempat, kemungkinan adanya bencana termasuk kecelakaan lalu lintas.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bertekad turut mempromosikan jalur selatan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para bupati dan wali kota di jalur selatan untuk mempersiapkan sarana pendukung kenyamanan pemudik.
”Kami sudah siapkan jalur selatan. Saya akan ikut promosikan jalur itu agar semua tidak menumpuk di jalan tol ini. Besok saya akan keliling untuk melihat jalur selatan agar publik tahu bahwa jalur selatan juga nyaman,” kata Ganjar.