Wisma Atlet Tetap Disiagakan di Tengah Kasus Melandai
Penularan kasus Covid-19 varian Omicron tetap perlu diwaspadai, terlebih pascamudik Lebaran 2022.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan terakhir, tingkat keterisian atau okupansi tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, saat ini di angka 1 persen atau kurang. Meski ada tren penurunan, pengoperasian rumah sakit akan tetap berjalan. Salah satunya untuk mengantisipasi jika ada lonjakan kasus pascamudik Lebaran.
Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Ccovid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego, Jumat (15/4/2022), mengatakan, data Jumat pagi ini, jumlah pasien yang dirawat karena positif Covid-19 hanya 33 orang dari total 6.063 tempat tidur tersedia atau sekitar 0,5 persen.
”Mayoritas pasien bergejala ringan. Ada pelaku perjalanan domestik dan ada juga yang pelaku perjalanan luar negeri,” kata Mintoro di Jakarta.
Saat ini, RSDC Wisma Atlet Kemayoran masih membuka empat menara (tower) untuk perawatan, yaitu tower 4, 5, 6, dan 7. Namun, pasien yang dirawat saat ini hanya ditempatkan di tower 6 karena fasilitas isolasinya lengkap.
Sementara itu, untuk antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pascamudik dan balik Lebaran tahun ini, Mintoro memastikan sumber daya manusia dan sarana-prasarana tetap siap. Saat ini, total ada 873 relawan, terdiri dari 711 tenaga kesehatan, seperti dokter umum, dokter spesialis, dan perawat, serta 162 nontenaga kesehatan.
”Kami juga siapkan alat dan material kesehatan yang sudah diinventarisasi untuk tiga hingga empat bulan ke depan, termasuk di situ adalah oksigen dan lain-lain,” lanjut Mintoro.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, terutama dalam melaksanakan aktivitas mudik dan liburan di periode Lebaran kali ini. ”Mudah-mudahan, kalau di hulu berjalan baik, kami-kami di hilir, termasuk di rumah sakit, tidak mengalami lonjakan pasien lagi,” pungkasnya.
Kasus turun
Dinas Kesehatan DKI Jakarta sampai Kamis (14/4/2022) mencatat, jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini turun 421 kasus. Adapun penambahan kasus harian sejumlah 371 pasien positif Covid-19. Angka kasus harian dengan kisaran jumlah di angka itu stabil pada pekan ini setelah adanya lonjakan hingga dua kali lipat pada pekan-pekan sebelumnya, misalnya penambahan 901 kasus positif pada 30 Maret.
”Kami turut mengimbau masyarakat agar mewaspadai penularan varian Omicron. Upaya 3T terus digalakkan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan lebih luas,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis.
Dalam seminggu terakhir ada 62.864 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 988.478 per sejuta penduduk. Angka itu melebihi target tes Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu minimum 10.645 orang dites per minggu.
Sementara itu, terkait vaksinasi Covid-19, program vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua masing-masing sudah 124 persen dan 105,3 persen. Vaksinasi dosis ketiga (booster) juga dilakukan dengan cakupan sebanyak 3.154.598 orang atau sekitar 30 persen dari target 10 juta orang.
Dicky Budiman, ahli epidemiologi dari Griffith University, Australia, saat dihubungi beberapa waktu lalu, mengingatkan, kasus Omicron secara global belum selesai menyebar. Di beberapa negara, varian virus itu bahkan melahirkan subvarian lain yang bisa membuat gelombang penularan bertahan atau bahkan melonjak.
”Turunan dari Omicron ini memiliki kemampuan yang jauh berbeda dibandingkan varian sebelumnya. Dia bisa menginfeksi bukan hanya orang yang belum divaksin, melainkan juga yang sudah divaksin,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pemerintah, terutama DKI Jakarta, untuk menjaga level kewaspadaan, termasuk dengan sistem deteksi. ”Sebelum adanya arus mudik, deteksi dini kita, testing dan tracing, sudah menurun. Bahkan di beberapa wilayah (di Indonesia), penurunannya signifikan hingga 50 persen,” katanya.
Selain deteksi dini Covid-19, pemerintah juga diharapkan tetap menggencarkan program vaksinasi warga, termasuk vaksinasipenguat. Hal ini untuk memastikan proteksi warga, khususnya 14 juta warga Jabodetabek yang diprediksi akan mudik Lebaran ini, tetap optimal.