Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, berdasarkan data 2021 dari Kementerian Kesehatan, ada 15.074 kasus TBC di wilayah tersebut.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA (
Petugas kesehatan memeriksa hasil foto rontgen paru-paru dari narapidana saat pemeriksaan kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bulu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/3/2022). TBC menjadi salah satu penyakit yang sering muncul dan menular di antara narapidana.
BOGOR, KOMPAS — Kasus tuberkulosis di Kota Bogor pada 2021 meningkat dua kali lipat. Tetangga Kota Bogor, Kabupaten Bogor, tercatat sebagai penyumbang kasus tertinggi tuberkulosis di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bogor Bai Kusnadi menjelaskan, pada 2021 tercatat ada 4.541 kasus tuberkulosis (TBC). Jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 2.583 kasus. Jumlah kasus TBC tersebut didasari data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
”Ada 94 kasus kematian akibat TBC di Kota Bogor pada 2021, meningkat dibanding 2020, sebanyak 38 kasus. Sementara, triwulan pertama 2022 kasus TBC kami temukan sebanyak 739 kasus,” ujar Kusnadi, Senin (28/3/2022).
Perlu terus mengawal penanggulangan TBC di Kota Bogor sehingga harapannya dapat mencapai Eliminasi TBC pada tahun 2030
Menurut Kusnadi, penanggulangan TBC harus ditingkatkan. Oleh karena itu, pihaknya terus memperluas jaringan penanggulangan TBC di fasilitas pelayanan kesehatan.
”Perlu terus mengawal penanggulangan TBC di Kota Bogor sehingga harapannya dapat mencapai Eliminasi TBC pada tahun 2030,” lanjutnya.
Menurut Kusnadi, tidak hanya di Kota Bogor, kasus TBC di seluruh wilayah pun perlu menjadi prioritas penanganan karena Indonesia tercatat menduduki tiga besar menyumbang 14 persen kasus di dunia berdasarkan Global TBC Report 2021.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, insidensi TBC di negara G20 mencapai 49 persen dari beban global atau sekitar 4,8 juta kasus dengan kasus tertinggi di India sebanyak 2,5 juta kasus, China sebanyak 842.000 kasus, dan Indonesia sebanyak 824.000 kasus.
Salah satu prioritas penanganan tak hanya terkait akses kesehatan secara merata di semua kalangan, tetapi juga terkait dana investasi pengendalian TBC. Di Indonesia, seharusnya alokasi anggaran untuk TBC sebesar Rp 500 juta dollar AS. Namun, karena ada gelombang pandemi alokasi dari pemerintah baru mencapai 100 juta dollar AS.
Di Kabupaten Bogor tercatat sebagai daerah penyumbang kasus TBC tertinggi di Jawa Barat. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, berdasarkan data 2021 dari Kementerian Kesehatan, ada 15.074 kasus TBC di wilayah tersebut.
Dokter memberikan obat pada pasien TBC di poliklinik Tuberculosis Multidrug Resistant (TBC MDR) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, Kamis (4/2). Ruangan tersebut khusus melayani pasien TBC yang imun dengan obat TBC biasa, sehingga memerlukan obat khusus dengan tenaga medis yang khusus pula.
Dari data tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor baru memverifikasi sekitar 80 persen. Hal itu terjadi karena tidak semua fasilitas kesehatan atau praktik dokter melaporkan ke dinas kesehatan.
Menurut Adang, jumlah kasus yang tinggi di Kabupaten Bogor menyumbang angka terbanyak di Jawa Barat karena jumlah penduduknya yang banyak.
Namun, itu justru membuat pihaknya serius menyikapi masih tingginya kasus TBC di wilayah tersebut. Belum lagi gelombang pandemi dua tahun ini menjadi tantangan besar dalam penanganan TBC.
Adang melanjutkan, perlu sinergi semua pihak dan lintas sektor yang terlibat program eliminasi TBC salah satunya dengan peningkatan surveilans agar deteksi gejala mirip TBC bisa segera diskrining.
Oleh karena itu, edukasi gejala dini TBC pun perlu ditingkatkan di masyarakat, meski diakuinya hal tersebut tidak mudah. Masih ada anggapan pula TBC hanya menyerang orang dewasa, padahal anak-anak pun rentan terkena penyakit ini.
”Kasus TBC juga menjadi salah satu pembahasan di acara G20. Kita bersama perlu menginvestigasi kontak erat pasien TBC. Itu yang akan kader kami tingkatkan di masyarakat,” ujar Adang.