Kasus Covid-19 Tinggi, Kota Bogor Waspadai Penularan
Data 17-23 Januari 2022, jumlah kasus positif Kota Bogor naik 1.000 persen dibandingkan pekan sebelumnya, dari 9 kasus menjadi 99 kasus.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Satuan tugas Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat, mengirim 14 sampel ke laboratorium milik pemerintah untuk dilakukan tes whole genome sequencing. Tes ini dilakukan karena tingkat penyebaran kasus Covid-19 cukup tinggi.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Rabu (26/1/2022), kasus aktif Covid-19 sudah mencapai 145 kasus dari penambahan konfirmasi positif harian sebanyak 25 kasus. Sepanjang 14-23 Januari 2022, tercatat konfirmasi tertinggi pada Sabtu (22/1/2022), yakni 36 kasus.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, dari 36 kasus itu, terbanyak berasal dari kluster keluarga sebesar 51,52 persen, aktivitas perjalanan luar kota (33,33 persen), serta nonkluster atau tidak ada riwayat kontak dengan kasus positif dan merasa tidak bepergian (13,13 persen). ”Hingga saat ini belum terdeteksi ada virus varian Omicron. Meski begitu, ada indikasi varian Omicron sudah masuk karena penambahan kasus sangat tinggi,” ujar Retno, Rabu.
Retno menjelaskan, berdasarkan data 17-23 Januari 2022, jumlah kasus positif naik 1.000 persen dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu dari 9 kasus menjadi 99 kasus. Sementara jumlah kasus aktif juga naik dibandingkan pekan sebelumnya, dari 10 menjadi 103 kasus. Adapun jumlah kasus sembuh turun 50 persen dibandingkan pekan lalu, dari 6 menjadi 3 kasus. Jumlah kematian naik dari 0 menjadi 3 dibandingkan pekan lalu.
Saat ini, Dinkes Kota Bogor masih menunggu hasil tes whole genome sequencing sebanyak 14 sampel kasus positif ke laboratorium milik pemerintah pusat. Sembilan sampel kasus di antaranya merupakan sampel dari rumah sakit.
Wali Kota Bogor Bima Arya melanjutkan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor harus mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Ia meminta surveilans hingga tingkat wilayah diperkuat, termasuk akselerasi vaksin dan penguatan vaksin ( booster), sosialisasi masif terkait kriteria isolasi terfokus atau isolasi mandiri bagi yang terpapar, termasuk pula informasi gejala-gejala varian Omicron yang harus diketahui oleh warga.
Sementara itu, posko logistik akan kembali diaktifkan sebagai sebuah sinyal kondisi kedaruratan yang sedang dihadapi. Perumda Pasar Pakuan Jaya diminta untuk mengoordinasikan dan mengonsolidasi logistik yang disiapkan jika terjadi kluster di lingkungan agar warga tidak perlu berbelanja ke pasar.
”Kepada diskominfo bersama dinkes agar menyampaikan pesan sosialisasi kepada warga terkait situasi yang tidak biasa ini. Tampilkan update riil angka-angka yang jelas dan singkat. Dinas lainnya tetap harus saling berkoordinasi dalam penanganan pandemi,” ujar Bima.
Dari peningkatan kasus itu pula, di internal Pemkot Bogor agar mengatur kembali rapat-rapat tatap muka, kunjungan kerja, acara-acara, dan lainnya, untuk sebisa mungkin digelar di tempat terbuka atau melalui daring. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kluster perkantoran. Hal itu juga diarahkan kepada lembaga lainnya di luar pemerintahan.
Wakil Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Kepolisian Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro melanjutkan, kepatuhan protokol kesehatan tidak boleh kendur. Oleh karena itu, di sentra atau titik potensi keramaian warga harus diawasi ketat.
Petugas berencana menyiapkan tim khusus untuk memastikan warga sudah vaksin atau belum, salah satunya dengan razia vaksin. Razia tes usap antigen pun dinilai perlu dimasifkan di sentra atau titik keramaian.
Tidak hanya itu, Satgas Covid-19 juga membentuk tim Penegak Hukum Terpadu (Gakkumdu). Tim gabungan itu terdiri dari Polri, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kejaksaan Negeri Kota Bogor. Tim itu bertugas untuk memperkuat sosialisasi, pencegahan, dan penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan.
”Perlu penguatan pengawasan kepatuhan protokol kesehatan di tengah lonjakan kasus. Kita tak boleh abai,” ujar Susatyo.