logo Kompas.id
MetropolitanKebiasaan Merokok di Tengah...
Iklan

Kebiasaan Merokok di Tengah Pandemi Tetap Tinggi

Aturan ketat pembatasan kegiatan yang mengharuskan orang lebih banyak di rumah menjadikan merokok sebagai pelarian yang ampuh mengatasi kejenuhan dan rasa cemas. Padahal, kebiasaan itu menambah gangguan kesehatan.

Oleh
Eren Marsyukrilla
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/taeH19qMRz42QM38AV-pK3rtHnE=/1024x595/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F0cb6bc97-27ab-48b7-90a7-31c9114de8f6_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Warga melewati salah satu lorong di permukiman warga yang dihiasi mural bertema kawasan bebas asap rokok di lingkungan warga RW 006 Kelurahan Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/10/2021).

Kondisi pandemi sejatinya bisa mendorong kesadaran untuk berperilaku hidup lebih sehat. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi para perokok. Di tengah besarnya risiko gangguan kesehatan hingga berbagai tekanan hidup akibat pandemi, perilaku konsumsi rokok masyarakat Indonesia justru tetap tinggi.

Hasil pengkajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa perokok akan 50 persen lebih berisiko mengalami gejala Covid-19 yang parah dibandingkan dengan para pasien yang tidak merokok. Kandungan nikotin di dalam rokok diketahui dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dalam hal penanganan, para perokok yang positif Covid-19 berpotensi dua kali lebih membutuhkan ventilator dan ruang ICU. Bahkan, risiko kematiannya juga meningkat jauh lebih besar.

Editor:
Neli Triana
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000