Keterbatasan lahan pertanian tak menyurutkan insting petani warga Tangerang Selatan, Banten. Selama pandemi Covid-19, benih dan bibit hortikultura tumbuh subur. Salah satunya melalui komunitas tanaman anggur.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·4 menit baca
Seratusan warga menyemarakkan Balai Penyuluhan Pertanian Jombang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (13/1/2022) pagi. Mereka kompak mengenakan kaus hitam bertuliskan Komunitas Anggur Tangsel.
Para pegiat hortikultura ini tengah merayakan dua tahun berdirinya komunitas anggur di kota yang sudah tersohor dengan budidaya anggrek. Mereka ingin menunjukkan hasil budidaya tanaman yang berasal dari luar negeri itu kepada pemerintah kota dan Kementerian Pertanian.
Ratusan tanaman anggur tumbuh dalam polybag di salah satu rumah kaca balai penyuluhan pertanian. Sulurnya merambat pada tali-tali yang dipasang sehingga merimbun.
Beberapa tangkai buah menyempil di antara dedaunan. Buah berwarna hijau, hijau kekuningan, dan keunguan itu menarik perhatian orang-orang yang datang.
Banyak komunitas baru yang tumbuh signifikan selama di rumah saja.
Buah-buah ini berusia kurang dari lima bulan atau belum cukup umur untuk panen. Sebagai gantinya, tertera tanda jenis varietas anggur dan foto buahnya yang sudah matang pada setiap batang pohon.
”Lima bulan lalu, rumah kaca ini kosong. Kami isi dengan tanaman anggur di polybag. Sekali jalan supaya banyak orang tahu kalau anggur bisa tumbuh di lahan terbatas. Juga menghasilkan buah yang cantik dan bernilai ekonomi,” kata Bagus Setyawan, anggota Komunitas Anggur Tangsel yang mengelola rumah kaca.
Ada 62 varietas anggur yang tumbuh di dalam rumah kaca seluas 200 meter persegi itu. Warga bebas berkunjung untuk belajar tentang anggur dan budidaya, memperoleh bibit secara gratis dalam jumlah terbatas atau membelinya.
Setiap hari ada saja yang datang. Lumrahnya mereka dalam rombongan berjumlah 10 hingga seratusan orang. Mereka berasal dari sekolah-sekolah, komunitas lain atau instansi tertentu.
Sukma Hadi, pengurus Masjid Attaqwa di Pamulang Estate, menjajal kerja sama budidaya anggur dengan komunitas anggur. Untuk tahap awal, akan ditanam 12 pohon anggur dari berbagai varietas di instalasi berukuran 4 meter x 6 meter di pekarangan masjid seluas 100 meter persegi.
”Saya lihat anggur potensial, tidak perlu lahan skala luas. Ini mau coba dulu supaya warga lihat dan tertarik menanam di rumah masing-masing. Mudah-mudahan lancar,” tuturnya.
Butuh dukungan
Komunitas Anggur Tangsel punya lebih dari 200 anggota aktif. Mereka menanam anggur di pekarangan rumah masing-masing. Dua tahun terakhir, sudah menghasilkan ribuan bibit yang dibagikan secara gratis dan dijual untuk kegiatan komunitas.
Roy Nurdin, Ketua Komunitas Anggur Tangsel, mengembangkan komunitas anggur dari media sosial. Ia menghubungi penyuka tanaman anggur satu per satu untuk membentuk komunitas.
”Dalam keterbatasan, kami kembangkan komunitas ini. Banyak angan dan mimpi yang membutuhkan dukungan pemerintah. Tanpa dukungan itu rasanya tidak akan maksimal,” katanya kepada Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dan Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto.
Komunitas anggur berharap bisa beraudiensi dengan Menteri Pertanian dalam waktu dekat. Audiensi itu untuk membahas budidaya, perizinan, dan pasar anggur di Tanah Air.
Benyamin mengapresiasi kehadiran pegiat hortikultura di kota seluas 147,19 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 juta jiwa. Kota yang tidak terlampau luas dan terbatasnya lahan basah untuk pertanian.
”Kota Tangerang Selatan dulunya basis petani karet. Akar petani ini tidak hilang dan berkembang jadi budidaya anggrek, lalu sekarang anggur dan macam-macam,” ujarnya.
Peluang-peluang tersebut wajib dimaksimalkan karena posisi yang strategis, berada di antara Jakarta, Depok, Bogor, dan Tangerang.
Benyamin menjanjikan dukungan kepada warga yang punya ide atau gagasan di bidang pertanian supaya tersohor seperti anggrek. Dinas terkait akan berkolaborasi mengembangkan hortikultura, termasuk lokasi dan kerja sama yang potensial dengan penggunaan teknologi.
”Kalau bisa sampai level rumah tangga bisa manfaatkan halamannya. Tanam cabai yang jadi penyumbang inflasi. Juga supaya tidak ada lahan hijau terbengkalai,” katanya.
Pekerjaan rumah
Bukan saja dukungan semata. Ada pekerjaan rumah lain, yaitu pasar, supaya budidaya anggur tak cuma panas-panas tahi ayam, serta urusan perizinan di kementerian.
”Komunitas anggur harus ada data produksi dalam setahun berapa. Nanti bisa dicarikan pasar yang berkelanjutan,” ujarnya.
Jika tidak, pegiat kebingungan memasarkan panen. Nantinya, kalaupun sudah ada pasar, harus bisa pula menjamin pasokan secara rutin.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto sependapat. Pertanian kota tengah tumbuh pesat selama pandemi Covid-19. Contohnya, penjualan benih sayur dan buah di loka pasar melonjak lima kali lipat.
”Banyak komunitas baru yang tumbuh signifikan selama di rumah saja. Penjualan tanaman hias, misalnya, izin ekspornya sampai naik tiga kali lipat,” katanya.
Peluang-peluang tersebut harus ditangkap dengan memanfaatkan secara maksimal lahan sempit yang ada di Tangerang Selatan. Khusus tanaman anggur, salah satu tantangannya ialah memenuhi selera pasar yang gemar rasa manis. Saat ini, kebanyakan menghasilkan buah yang asam sehingga lebih cocok dijadikan bahan baku minuman.
Prihasto memastikan jika Kementerian Pertanian akan memfasilitasi budidaya anggur asalkan pegiatnya punya lahan atau tempat yang jelas atau tidak bermasalah. Juga membantu prosedur administrasi pendaftaran varietas anggur agar bisa mendapatkan bantuan anggaran. Varietas anggur wajib didaftarkan karena bibitnya dibeli dari sejumlah negara asal. Hal ini karena anggur bukan tanaman asli Indonesia.
”Pastikan juga bisnisnya. Jangan sampai baru sekali dua kali panen lalu telantar,” ujarnya.
Anggur punya potensi pasar yang besar. Namun, budidayanya masih terbatas. Butuh komitmen para pegiat dan pemerintah supaya salah satu buah eksotis ini bisa tersohor seperti anggrek Tangsel.