Satgas Covid-19 Terapkan Pindai Kode Batang dan Berencana Tambah Tempat Karantina
Pemindaian kode batang atau ”barcode” dan menambah tempat karantina menjadi upaya mengatasi masalah antrean karantina pelaku perjalanan dari luar negeri.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Satgas Covid-19 Bandara Internasional Soekarno-Hatta menerapkan pemindaian kode batang atau barcode agar warga dapat menjalani karantina sesuai status repatriasi dan meminimalkan antrean. Rusun Kalideres dan Asrama Haji Pondok Gede menurut rencana bakal disiapkan sebagai lokasi karantina jika terjadi lonjakan repatriasi selama periode Natal dan Tahun Baru.
Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19 mengatur pekerja migran dan pelajar/mahasiswa yang telah menamatkan studi di luar negeri serta aparatur sipil negara (ASN) yang melakukan perjalanan tugas menjalani karantina di Wisma Pademangan, Wisma Atlet Kemayoran, Rusun Pasar Rumput, dan Rusun Nagrak secara gratis.
Warga di luar ketentuan tersebut menjalani karantina mandiri di lebih dari 105 hotel yang telah mendapatkan status cleanliness, health, safety, environment sustainability (CHSE) dan berdasarkan rekomendasi Satgas Covid-19.
Kami saring dengan pemindaian barcode supaya pelaku perjalanan dari luar negeri karantina sesuai ketentuan. Mereka dikelompokkan sesuai jalur ke wisma atau rusun dan hotel.
Hingga Kamis (23/12/2021), Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I melaporkan sebanyak 4.692 warga menjalani karantina di Menara 8, 9, dan 10 RSDC Wisma Atlet Pademangan; 3.438 orang di Menara 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran; 4.506 orang di Menara 1, 2, dan 3 Rusun Pasar Rumput; 1.852 orang di Rusun Nagrak; dan 6.913 orang di 44 hotel dan penginapan se-Jakarta.
”Kami saring dengan pemindaian barcode supaya pelaku perjalanan dari luar negeri karantina sesuai ketentuan. Mereka dikelompokkan sesuai jalur ke wisma atau rusun dan hotel,” ucap Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Letnan Kolonel (Sus) Agus Listiono.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta memverifikasi paspor pelaku perjalanan guna menentukan lokasi karantina. Namun, terbatasnya kamar untuk karantina dan keinginan banyak pelaku perjalan untuk karantina secara gratis di fasilitas milik pemerintah menyebabkan antrean panjang hingga 8-9 jam.
Agus mengatakan, kenyataan di bandara ada saja pelancong atau wisatawan yang ingin karantina di wisma atau rusun. Jumlahnya cukup banyak, berkisar 50 hingga 70 orang setiap harinya sehingga diketatkan dengan pemindaian kode batang.
Di sisi lainnya, kedatangan dari luar negeri di Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 3.000 dalam sehari sejak 1 Desember. Bahkan, jumlah kedatangan mencapai 4.000 orang pada 5 Desember dan 12 Desember.
Sejak pemerintah mengonfirmasi kasus varian Omicron di Tanah Air pada 15 Desember, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mencatat, 18.159 warga negara Indonesia (WNI) pulang dari luar negeri melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jumlah itu membuat tempat karantina di Jakarta terisi dengan cepat.
”Kami antisipasi dengan tambah tempat karantina agar alur karantina tidak tersendat kalau wisma dan rusun penuh. Menurut rencana akan disiapkan Rusun Kalideres dan Asrama Haji Pondok Gede,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan Pemprov DKI Jakarta siap membantu penanganan Covid-19, terutama yang ada di wilayah Ibu Kota. Kesiapan itu menyusul antrean warga yang hendak menjalani karantina di Rusun Pasar Rumput.