Tempat Karantina Repatriasi di Jakarta Hampir Penuh
Tidak semua pelaku perjalanan dari luar negeri bisa menjalani karantina secara gratis di fasilitas pemerintah. Disiapkan 105 hotel yang harus ditanggung sendiri.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapasitas Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet di Jakarta hampir penuh untuk mengarantina warga negara Indonesia atau WNI yang baru kembali dari luar negeri. Selain karena semakin banyak WNI yang pulang, banyak di antaranya yang juga ingin mendapat fasilitas karantina gratis dari pemerintah.
Selasa (21/12/2021) pagi, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara, menampung 4.605 orang atau 79 persen dari total keseluruhan kapasitas tempat tidur 5.796 unit. Jumlah ini jauh berkurang dari Kamis (16/12/2021). Hari itu, jumlah yang dikarantina menembus 7.503 orang.
Sementara itu, di Tower 1, 2, dan 3 Rusun Pasar Rumput, Jakarta Selatan, telah menampung 4.411 orang (80 persen) dari total 5.454 tempat tidur. Kamis pekan lalu, jumlah WNI yang dikarantina menembus 5.032 orang atau 92 persen.
”Jumlah pasien di Rusun Pasar Rumput berkurang 270 orang dari semula 4.681 orang,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis.
Adapun jumlah WNI yang dikarantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Tower 4 dan 7 mencapai 1.959 orang. Lokasi ini diaktifkan mulai 17 Desember untuk menampung repatriasi yang semakin membeludak.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyediakan beberapa tempat karantina. Selain Wisma Atlet Pademangan, ada RSDC Wisma Atlet Kemayoran dan Rusun Pasar Rumput di Jakarta Selatan. Ketiganya menjadi tempat karantina bagi WNI dari luar negeri dari kalangan pekerja migran Indonesia, pelajar atau mahasiswa, dan PNS yang pergi dengan tujuan dinas.
Sejak pemerintah mengonfirmasi kasus varian Omicron di Tanah Air pada 15 Desember, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mencatat, 18.159 WNI pulang dari luar negeri melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jumlah itu membuat tempat karantina di Jakarta terisi dengan cepat.
Video viral
Keterbatasan fasilitas gratis bagi pelaku perjalanan dari luar negeri turut memicu antrean, seperti video viral antrean panjang masuk karantina di Rusun Pasar Rumput, 18 Desember 2021. Antrean karena alur karantina tersendat akibat lockdown di Wisma Atlet sebagai imbas kasus Omicron dan penuhnya kamar di Rusun Pasar Rumput.
”Satgas dari Kodam Jaya harus buka tempat karantina di Rusun Nagrak. Butuh waktu untuk siapkan fasilitas dan logistik yang memadai. Satgas bisanya pukul 19.00, tetapi kami minta percepat sehingga disanggupi pukul 13.00. Sudah mulai terurai sedikit demi sedikit, tidak ada penumpukan,” tutur Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Letnan Kolonel (Sus) Agus Listiono.
Satgas Covid-19 dalam Surat Edaran No 25/2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada masa pandemi Covid-19 menyebutkan, pekerja migran dan pelajar/mahasiswa yang telah menamatkan studi di luar negeri serta ASN yang melakukan perjalanan tugas menjalani karantina di lokasi karantina milik pemerintah.
Warga di luar ketentuan itu menjalani karantina mandiri di lebih dari 105 hotel yang telah mendapat status cleanliness, health, safety, environment sustainability (CHSE), dan berdasarkan rekomendasi Satgas Covid-19. Namun, banyak warga di luar ketentuan yang ingin karantina di fasilitas pemerintah.
”Pulang wisata tidak termasuk karantina di fasilitas pemerintah, makanya ditawari hotel. Tetapi mereka bilang tak punya uang karena hotel mahal sampai Rp 19 juta. Lihat dulu ada hotel bintang dua hingga lima untuk 10 hari karantina termasuk layanan nakes, tes PCR, dan lainnya,” kata Agus Listiono.
Setidaknya ada 105 hotel yang menyediakan layanan karantina dengan total 13.483 kamar. Petugas setiap hotel berada di terminal kedatangan guna melayani calon pengguna jasanya. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta sudah memverifikasi paspor pelaku perjalanan berdasarkan ketentuan lokasi karantina.