Alun-alun Kota Bogor Tetap Buka, tetapi Berbagai Fasilitasnya Ditutup
Alun-alun masih dibuka, akses masuk keluar dari alun-alun menuju pintu masuk stasiun juga dibuka. Hanya saja untuk sarana dan prasarananya, seperti ”jogging track”, ”gym”, area bermain, dan podium, ditutup sementara.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor di Jawa Barat menutup sementara sarana dan prasarana atau fasilitas yang ada di Alun-alun Kota Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah. Penutupan ini karena tingginya antusiasme pengunjung sehingga menimbulkan kerumunan di masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor Juniarti Estiningsih mengatakan, antusiasme warga mengunjungi Alun-alun Kota Bogor sejak peresmian pada Jumat (17/12/2021) sangat tinggi. Petugas keamanan atau park rangers cukup kewalahan untuk mengawasi kerumunan warga.
”Kita masih dalam masa pandemi. Pak Gubernur Ridwan Kamil saat peresmian pun sudah mengingatkan untuk tetap protokol kesehatan. Kunjungan warga tinggi, perlu ada pembatasan agar menekan penularan Covid-19. Sementara kita tutup dulu,” kata pejabat yang biasa dipanggil Esti ini, Selasa (21/12/2021).
Untuk menekan potensi kerumunan pengunjung, ke depan Pemerintah Kota Bogor berencana menerapkan sistem satu pintu akses masuk. Selain itu, lanjut Esti, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memasang aplikasi Peduli Lindungi di akses masuk Alun-alun Kota Bogor.
Semangat pengunjung, kata Esti, tidak diikuti dengan sikap saling menjaga kebersihan. Ada sejumlah perilaku pengunjung yang dinilai merusak keindahan alun-alun dengan membuang sampah sembarangan, seperti botol plastik dan sampah lain. Padahal, fasilitas tong sampah tersedia di sudut-sudut dan di tengah alun-alun.
Alasan penutupan lainnya, lanjut Esti, agar proses pemeliharaan alun-alun berjalan lancar. Salah satu pemeliharaan, yaitu rumput yang banyak diinjak pengunjung. Meski sudah diresmikan, beberapa sudut dan di lingkaran luar alun-alun masih belum 100 persen selesai.
Semakin banyak taman atau alun-alun bisa membahagiakan warga dan menghemat ekonomi.
Menurut Esti, pihaknya senang dengan masyarakat yang datang ke alun-alun. Namun, ia berharap antusiasme itu dibarengi dengan menjaga protokol kesehatan, mematuhi aturan, dan rasa memiliki bersama-sama untuk menjaga ikon baru Kota Bogor itu selalu bersih dan rapi.
Meski ditutup sementara, lanjutnya, warga masih bisa menikmati suasana Alun-alun Kota Bogor dengan berswafoto dari luar atau tidak melewati garis polisi.
”Alun-alun masih dibuka, akses keluar masuk dari alun-alun menuju pintu masuk stasiun juga dibuka, hanya saja untuk sarana dan prasarananya, seperti jogging track, gym, area bermain, dan podium, belum bisa dimanfaatkan dulu sampai waktu yang belum ditentukan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan (Kompas.id, 18/12/2021), peresmian Alun-alun Kota Bogor ditandai dengan pelepasan belasan burung merpati. Ini menjadi simbol bahwa melalui kehadiran Alun-alun Kota Bogor, warga akan saling berinteraksi dan bersosialisasi di ruang publik. Apalagi di kawasan itu ada masjid agung dan di seberangnya ada bangunan gereja katedral.
”Esensi Alun-alun Kota Bogor adalah ruang keluarga bagi warga Kota Bogor. Selain itu, juga sebagai ruang demokrasi yang mengizinkan siapa pun boleh berkumpul tanpa melihat latar belakang ataupun batasan sehingga ini mengekspresikan ruang bersama. Di alun-alun, siapa saja bisa dan boleh berbahagia,” kata Ridwan Kamil.
Alun-alun kota, menurut dia, bisa menghadirkan kebahagiaan keluarga. Ruang terbuka hijau secara psikologis memberikan rasa nyaman dan tenang.
”Semakin banyak taman atau alun-alun bisa membahagiakan warga dan menghemat ekonomi,” ujar Kamil.
Peresmian ini, disebut Bima, sebagai hari bersejarah yang menandai bersatunya kembali dua elemen bersejarah yang sudah satu abad lebih tersekat. Dua elemen itu adalah Stasiun Bogor yang berdiri sejak 1881 dan Taman Wilhelmina. Momen itu diharapkan juga menjadi simbol hilangnya sekat-sekat yang bisa mengikis keberagaman dan harmonisasi warga Bogor.
”Di Alun-alun Kota Bogor ini masyarakat bisa olahraga, bercengkerama. Tidak sekadar mempercantik kota dan menyatukan dua elemen. Ikhtiar untuk membangun kebersamaan warga dan peradaban kota. Taman ini juga menjadi oksigen jiwa kita,” ujar Bima.