Alun-alun, Wajah Baru dan Ruang Harmoni Kota Bogor
Pembangunan alun-alun Kota Bogor untuk mengembalikan tata ruang Kota Bogor, serta mengembalikan jalur utama masuk ke Stasiun Kota Bogor di Jalan Dewi Sartika. Alun-alun ruang integrasi dan interaksi warga.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga berdatangan ke Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, setelah peresmian, Jumat (17/12/2021). Kawasan Alun-alun Kota Bogor sudah resmi dibuka untuk umum.
Alun-alun Kota Bogor resmi dibuka untuk publik, Jumat (17/12/2021). Alun-alun yang sudah dinanti warga ini tidak semata sebagai taman terbuka hijau. Alun-alun menjadi wajah baru Bogor yang berhias jejak sejarah serta ruang interaksi mewujudkan harmonisasi dan keberagaman.
Sekitar satu jam sebelum peresmian oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor Bima Arya, warga mulai ramai datang mengunjungi Alun-alun Kota Bogor. Bahkan, meski sempat diguyur hujan, alun-alun masih ramai dikunjungi warga.
Rasa penasaran warga selama enam bulan pembangunan alun-alun seluas 1,7 hektar itu terbayar saat alun-alun resmi dibuka. Mereka antusias berfoto bersama keluarga di hampir setiap sudut alun-alun. Salah satunya di depan pintu utama Stasiun Bogor yang langsung terhubung berhadapan dengan alun-alun.
Alun-alun Kota Bogor yang dianggarkan Rp 15 miliar itu terbagi menjadi empat bagian, sala satunya zona botani yang secara bertahap akan ditanami 300 tumbuhan. Lalu ada zona olahraga, zona plaza untuk pentas seni dan kegiatan lain, serta zona rohani atau religi dengan keberadaan Masjid Agung.
”Ini bagus, keren, alun-alunnya cantik karena bisa lihat langsung bangunan tua. Ada tamannya, suka banget di tengah kota makin hijau. Ada tempat olahraganya juga,” kata Ruli Fuadi (42). Ia membiarkan anak perempuannya, Fafa (6), bebas bermain di halaman alun-alun yang berlatar belakang Stasiun Kota Bogor.
Warga mencoba fasilitas kebugaran yang tersedia di Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). Pembangunan ruang terbuka hijau di Kota Hujan ini menambah kawasan ruang publik bagi warga.
Warga lain, Yuri (27) dan Malla (24), juga antusias dengan kehadiran Alun-alun Kota Bogor. Salah satu zona favorit mereka adalah zona olahraga.
”Satu lagi alternatif untuk joging. Ada trek jogingnya, ini nyaman karena material karet dan di sampingnya ada alat kebugaran juga. Sambil olahraga sambil nikmati hijau-hijau,” kata Malla.
Di tengah antusiasme tinggi, sejumlah warga tetap berharap agar lingkungan sekitar alun-alun juga ditata. Hal itu terutama kesemrawutan lalu lintas dan pedagang kaki lima di sekitar Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Dewi Sartika.
Esensi Alun-alun Kota Bogor adalah ruang keluarga bagi warga Kota Bogor. Selain itu, juga sebagai ruang demokrasi yang mengizinkan siapa pun boleh berkumpul tanpa melihat latar belakang ataupun batasan sehingga ini mengekspresikan ruang bersama. Di alun-alun, siapa saja bisa dan boleh berbahagia.
Yuri, yang hampir setiap hari melewati Jalan Kapten Muslihat, cukup terganggu dengan kemacetan kendaraan di kawasan itu. ”Ya, jangan sampai sudah cantik, banyak yang mau ke alun-alun atau sekadar melintas malah makin macet karena keberadaan alun-alun. Tata juga yang di luar. Kekumuhan di sekitarnya dirapikan,” katanya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para pelari mencoba lintasan lari yang tersedia di Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). Selain taman, kawasan ini juga menyediakan lintasan lari serta fasilitas peralatan kebugaran dan tempat bermain anak-anak.
Dulunya, kawasan alun-alun itu merupakan Taman Wilhelmina sebelum berubah lagi menjadi Taman Topi, lalu Taman Ade Irma Suryani. Pembangunan Alun-alun Kota Bogor ini untuk mengembalikan tata ruang Kota Bogor dan mengembalikan jalur utama masuk Stasiun Kota Bogor di Jalan Dewi Sartika.
Pembauran
Peresmian Alun-alun Kota Bogor ditandai dengan pelepasan belasan burung merpati. Ini menjadi simbol bahwa melalui kehadiran Alun-alun Kota Bogor, warga akan saling berinteraksi dan bersosialisasi di ruang publik. Apalagi di kawasan itu ada bangunan masjid agung dan di seberangnya ada bangunan gereja katedral.
”Esensi Alun-alun Kota Bogor adalah ruang keluarga bagi warga Kota Bogor. Selain itu, juga sebagai ruang demokrasi yang mengizinkan siapa pun boleh berkumpul tanpa melihat latar belakang ataupun batasan sehingga ini mengekspresikan ruang bersama. Di alun-alun, siapa saja bisa dan boleh berbahagia,” kata Ridwan Kamil.
Alun-alun kota, menurut dia, bisa menghadirkan kebahagiaan keluarga. Ruang terbuka hijau secara psikologis memberikan rasa nyaman dan tenang.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (kanan) setelah menandatangani prasasti peresmian Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021).
”Semakin banyak taman atau alun-alun bisa membahagiakan warga dan menghemat ekonomi,” ujar Kamil.
Peresmian ini, disebut Bima, sebagai hari bersejarah yang menandai bersatunya kembali dua elemen bersejarah yang sudah satu abad lebih tersekat. Dua elemen itu adalah Stasiun Bogor yang berdiri sejak 1881 dan Taman Wilhelmina. Momen itu diharapkan juga menjadi simbol hilangnya sekat-sekat yang bisa mengikis keberagaman dan harmonisasi warga Bogor.
”Di Alun-alun Kota Bogor ini masyarakat bisa olahraga, bercengkerama. Tidak sekadar mempercantik kota dan menyatukan dua elemen. Ikhtiar untuk membangun kebersamaan warga dan peradaban kota. Taman ini menjadi oksigen jiwa kita,” lanjut Bima.
Diperbanyak
Ahli lanskap kota Nirwono Yoga menuturkan, taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH) tidak hanya baik secara ekologi, tetapi juga bermanfaat ekonomi hingga kesehatan untuk warga.
”Salah satu indeks warga bahagia karena ada banyak taman dan RTH. Seperti di Adelaide, Australia, dan kota-kota di Eropa yang menunjukkan warganya sehat dan tidak stres. Itu karena pemerintahnya menghadirkan ruang interaksi dan RTH banyak,” kata Nirwono.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pelepasan burung merpati di Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, saat seremoni peresmian, Jumat (17/12/2021).
Kota Bogor saat ini memiliki 222 RTH di enam kecamatan. Namun, persentasenya hanya 11 persen dari luas wilayah. Padahal, secara nasional dan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap kota harus memiliki RTH minimal 20 persen dan idealnya 30 persen.
Secara rata-rata, Kota Bogor masih di bawah Kota Surabaya di Jawa Timur yang memiliki sekitar 30 persen RTH dan Kota Malang sekitar 20 persen. Namun, untuk di Jabodetabek, RTH di Kota Bogor lebih tinggi daripada kota lain.
”Alun-alun menjadi jalan untuk mencapai mimpi 20-30 persen RTH,” kata Nirwono.
Bima sepakat bahwa taman-taman kota perlu diperbanyak demi mewujudkan kota yang sehat. Meski begitu, perlu dipikirkan pola jangka panjang perawatan berkelanjutan.
Aksi para penari saat peresmian Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021).
Pada kesempatan yang sama, PT KAI menandatangani nota kesepahaman dengan Pemkot Bogor tentang pengembangan perkeretaapian perkotaan di Kota Bogor melalui Kartu Multi Trip Spesial Bogor. Kartu ini bisa digunakan untuk segala pembayaran transportasi, termasuk BisKita Trans Pakuan.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menuturkan, kerja sama itu menjadi langkah konkret dalam memberikan pelayanan transportasi yang terintegrasi untuk masyarakat.
Untuk selanjutnya, Kamil meminta agar area di sekitar Stasiun Kota Bogor yang menyajikan arsitektur bersejarah bergaya kolonial bisa dikembangkan, salah satunya untuk usaha kuliner. Hal ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi Covid-19.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan saat peresmian Alun-alun Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021).