Sa’adudin: Inovasi Mesin Pengolah Sampah dari Bahan Bekas
Sa’adudin (42) mewujudkan prinsip ”khoirunnaas anfauhum linnaas” (sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain) dengan berinovasi untuk menjawab permasalahan di lingkungannya.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardana Dany
·4 menit baca
Sejak dulu Sa’adudin (42) sudah gemar mengotak-atik perangkat elektronik. Kegemarannya kian tersalurkan semenjak menjadi guru di Madrasah Aliyah Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Banten. Ketika satu inovasi macet, dia kini membuat terobosan berupa mesin pengolahan sampah plastik berbasis teknologi pirolisis.
Warga Kampung Ceplak, Desa Kaliasin, Kecamatan Sukamulya, itu mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Juga membimbing siswa-siswinya dalam ekstrakurikuler multimedia.
Tangan dinginnya menuntun dua siswanya merakit pembangkit listrik tenaga air mandiri dan meraih juara pertama lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat Kabupaten pada 2019.
Pada tahun yang sama, tim ekstrakurikuler multimedia juga meraih juara pertama kategori film pendek dan juara kedua kategori foto maraton dalam ajang Sonic Linguistik. Kompetisi sains, teknologi, jurnalistik, bahasa, seni budaya, dan olahraga antar-SMP dan SMA atau sederajat.
”Awalnya hobi teknologi. Suka bongkar pasang dan uji coba alat-alat elektronik. Lalu mulai mengajar, mendampingi siswa sampai ikut lomba, dan buat alat untuk mengatasi masalah di lingkungan,” tuturnya ketika dijumpai, Senin (8/11/2021).
Awalnya lulusan S-1 Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2004 itu memodifikasi KTP-el supaya multifungsi. Ia memodifikasi cip KTP-el sehingga terkoneksi dengan e-sembako, e-tol, dan bisa top up atau isi ulang.
Inovasi itu memantik perhatian pos pelayanan teknologi tepat guna atau Posyantek Kembang Padi Kecamatan Sukamulya. KTP-el multifungsi pun ikut serta dalam ajang Teknologi Tepat Guna Tingkat Kabupaten Tangerang. Upaya membuat KTP-el multifungsi turut hadir dalam debat ketiga Pilpres 2019-2024. Calon wakil presiden Sandiaga Uno berniat memaksimalkan KTP-el untuk pelayanan publik sehingga tak perlu menerbitkan kartu lainnya.
Namun, upaya itu sukar terealisasi. Tjahjo Kumolo yang kala itu menjabat Menteri Dalam Negeri menyampaikan, KTP-el tidak bisa multifungsi untuk berbagai program supaya tak terjadi penyimpangan dalam implementasi.
Konversi sampah
KTP-el multifungsi tutup buku. Suami dari Umay Nuraini itu melirik masalah lain, terutama yang terhampar di depan matanya.
Pemerintah Kabupaten Tangerang cukup kewalahan mengelola sampah. Contohnya di Kecamatan Sukamulya yang terdiri dari Desa Sukamulya, Desa Benda, Desa Bunar Desa Kubang, Desa Kaliasin, Desa Parahu, Desa Merak, dan Desa Buniayu.
Penduduknya yang mencapai 69.000 jiwa mampu menghasilkan berbagai jenis sampah sebanyak 10-15 ton dalam sehari. Dari jumlah itu, yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Jatiwaringin berkisar 9-10 ton.
Sisanya berserakan di lahan kosong dekat saluran irigasi atau permukiman warga karena ketiadaan tempat pembuangan lain atau tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle, serta keterbatasan armada pengangkut sampah milik UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah I Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang.
”Saya kepikiran berinovasi dengan mesin pengolahan sampah pirolisis. Saya modifikasi supaya bisa menghasilkan bahan bakar minyak, gas, dan listrik sekaligus,” ucapnya.
Sejak awal 2021, di sela-sela mengajar, ia mulai berkutat dengan mesin pengolahan sampah plastik berbasis teknologi pirolisis. Butuh waktu hampir sebulan untuk merampungkan mesin yang terdiri dari kompor satu tungku, tabung reaktor, pipa kondensor, tabung kondensor, peltier untuk menghasilkan listrik, dan instalasi listrik itu.
Sebagian besar perangkatnya pun terbuat dari perabotan bekas. Misalnya, panci air disulap menjadi tabung reaktor dengan tambahan termometer mekanik yang mampu menampung 5 kilogram sampah plastik.
Kemudian, empat pipa kondensor dari aluminium bekas jemuran. Pipa itu terhubung ke tiga tabung kondensor dari kaleng bekas biskuit dan satu ban dalam bekas. Pipa itu masing-masing menyalurkan uap yang akan menjadi bahan bakar minyak dan gas.
Lelaki berzodiak Gemini itu menambahkan 10 peltier untuk menghasilkan listrik dari panas tabung reaktor. Jumlahnya mencapai 220 volt, cukup untuk mengecas gawai, dispenser, dan peralatan listrik seperti mesir bor.
Demi keamanan, ia menjajal internet of things berbasis Android. Dengan begitu, kinerja mesin mencakup suhu tabung reaktor, kebocoran gas, asap, dan api dari terpantau dari genggaman tangan.
”Tantangannya itu uji coba setelah merakit. Alatnya, kan, harus bisa menghasilkan solar, minyak tanah, bensin, dan lainnya. Jadi bongkar pasang alatnya sampai 10 hari,” ucapnya.
Sa’adudin menyadari mesin modifikasinya butuh dukungan untuk pengembangan. Sebab, pengoperasiannya masih skala kecil. Minimal butuh 1 kg sampah plastik untuk menghasilkan 300 mililiter hingga 800 mililiter bahan bakar dan arang atau pupuk karbon dari sisa pembakaran.
Sampah plastik keresek biasanya menghasilkan sejenis solar berwarna nyaris hitam pekat dengan arang sisa pembakaran, sedangkan gelas plastik menghasilkan sejenis bensin berwarna lebih cerah dengan pupuk karbon sisa pembakaran.
”Masih banyak rencana ke depan. Mulai dari pembenahan agar sesuai standar dan edukasi ke sekolah-sekolah sekecamatan dulu,” ujarnya. Salah satu pembenahan itu ialah mengganti material dari peralatan bekas dengan material yang sesuai standar keamanan.
Sesuai prinsipnya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain (khoirunnaas anfauhum linnaas), Sa’adudin ingin mesin tersebut bermanfaat bagi warga luas.
Sa’adudin
Pekerjaan: Guru di Madrasah Aliyah Negeri 4 Kabupaten Tangerang
Lahir: Kabupaten Tangerang, 23 Mei 1979
Pendidikan terakhir: S-1 Jurusan Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (2004)
Istri: Umay Nuraini
Penghargaan: Juara pertama Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Kabupaten Tangerang Tahun 2021
Juara kedua Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi Banten Tahun 2021
Lima besar Lomba Teknologi Tepat Guna tingkat Nasional Tahun 2021