RM Tirto Adhi Soerjo Diabadikan sebagai Nama Jalan di Kota Bogor
RM Tirto Adhi Soerjo diharapkan memberikan semangat untuk insan pers terus berkarya, berjuang sesuai zamannya dengan mengedepankan nilai kebenaran, inspirasi, pendidikan, dan nilai positif lainnya dalam pemberitaan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Memperingati Hari Pahlawan, Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, akan meresmikan satu nama pahlawan nasional, RM Tirto Adhi Soerjo, menjadi nama jalan. Ketokohan RM Tirto Adhi Soerjo diharapkan memberikan inspirasi bagi generasi muda dan para jurnalis untuk berkarya secara kritis, sehat, produktif, dan independen.
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, satu nama pahlawan sekaligus tokoh jurnalistik Raden Mas Djokomono atau RM Tirto Adhi Soerjo (1880-1918) akan diabadikan sebagai nama jalan menggantikan Jalan Kesehatan, Tanah Sareal.
”Pahlawan nasional kita dan tokoh jurnalistik yang memberikan nilai-nilai perjuangan sebagai seorang jurnalis. Besok 10 November, tepat peringatan Hari Pahlawan, kita menggantikan Jalan Kesehatan dengan RM Tirto Adhi Soerjo, tokoh yang sudah berkontribusi besar untuk Indonesia, khususnya untuk insan pers,” kata Dedie, Selasa (9/11/2021).
Dedie melanjutkan, di Jalan Kesehatan saat ini kebetulan berdiri Sekretariat Kantor PWI Kota Bogor. Untuk itu, ia berharap, sosok RM Tirto Adhi Soerjo memberikan semangat untuk insan pers terus berkarya dan berjuang sesuai zamannya dengan mengedepankan nilai kebenaran, inspirasi, pendidikan dan nilai positif lainnya dalam pemberitaan.
”RM Tirto Adhi Soerjo termasuk yang menjadi pelopor jurnalistik di Indonesia yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Blender, Tanah Sareal. Semoga bisa membangkitkan semangat insan pers dalam membangun negeri,” lanjut Dedie.
Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, banyak tokoh inspiratif dan legendaris tercatat dalam sejarah dan berkontribusi besar untuk negara. Namun, hal itu ternyata tidak cukup dikenal secara kekinian oleh generasi muda.
Kepahlawan dan ketokohan RM Tirto Adhi Soerjo dinilai harus lebih luas dikenalkan kepada generasi muda karena pengaruh dan inspirasinya untuk bersama membangun negeri.
Tantangan kita sekarang, menjaga jurnalisme yang kritis, sehat, produktif, dan independen. Memberikan nilai dalam tulisan atau berita. Ada kontrol sosial, fungsi, dan etika jurnalistik yang harus dipegang.
RM Tirto Adhi Soerjo, kata Bima, merupakan pendiri surat kabar pertama berbahasa Melayu, yaitu Medan Prijaji. Salah satu bentuk perjuangan dan perlawanan kepada penjajahan kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan kritis di surat kabarnya.
”Sosok RM Tirto Adhi Soerjo juga pemimpin Sarikat Islam. Sosok jurnalis yang kritis, tapi juga menjadi organisator dan aktivis,” ujar Bima dalam diskusi RM Tirto Adhi Soerjo ”Mengingat Sang Pemula, Melestarikan Seni dan Budaya” di halaman Bogor Creative Center, Bogor Tengah, Selasa (9/11/2021).
Dari ketokohannya itu pula, lanjut Bima, membuat penulis Tetralogi Pulau Buru, Pramoedya Ananta Toer, terinspirasi untuk menghidupkan tokoh RM Tirto Adhi Soerjo dalam sosok Minke di dalam buku Bumi Manusia.
Bima menilai, sosok atau ketokohan RM Tirto Adhi Soerjo penting untuk kembali diangkat dan dipopulerkan, salah satunya melalui nama jalan atau dalam karya lainnya dan diskusi-diskusi publik.
”Ini penting. Tantangan kita sekarang, menjaga jurnalisme yang kritis, sehat, produktif, dan independen. Memberikan nilai dalam tulisan atau berita. Ada kontrol sosial, fungsi, dan etika jurnalistik yang harus dipegang, bahkan memberikan inspirasi untuk bergerak bersama saling menolong, bersatu, dan membangun negeri,” ujarnya.
Sebagai warga, Bima mengaku bangga kepada sosok RM Tirto Adhi Soerjo yang dimakamkan di Kota Bogor dan akan menjadi nama jalan di pusat kota Bogor. Sosok yang diharapkan memberikan inspirasi dan semakin dikenal untuk generasi muda, masyarakat umum, dan para jurnalis.
Guru Besar Ilmu Sejarah Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Nina Herlina menambahkan, RM Tirto Adhi Soerjo, yang diangkat sebagai pahlawan nasional pada 3 November 2006, kini dan seterusnya bisa mewariskan nilai-nilai perjuangan dan wawasan kebangsaan kepada generasi muda.
”Inspirasi kepada generasi muda berbakti kepada bangsa dan negara tanpa pamrih. Ini penghargaan kepada sosok dan kepahlawanan yang telah berjasa untuk Kota Bogor. Warisan wawasan kebangsaannya seperti istilah anak hindia mengganti istilah pribumi. Istilah itu mengangkat martabat bangsa,” kata Nina.
Menurut Nina, RM Tirto Adhi Soerjo merupakan pionir pers nasional dengan menerbitkan Medan Prijaji yang didistribusikan secara nasional. Melalui surat kabar harian itu perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan diberitakan secara luas.