Bagaimana ”Kompas” Menjaga Kesehatan Mental Pembaca dan Karyawannya
”Kompas” punya aneka cara untuk menjaga mental pembaca dan karyawannya. Dari liputan tentang optimisme masyarakat, konseling virtual bersama psikolog, hingga konser virtual karyawan. Bagaimana dengan kantor Anda?
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
REPRO/KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Tangkapan layar respons warganet terkait pemberitaan ”Kompas” mengenai upaya membangun optimisme masyarakat, Minggu 11 Juli 2021.
Pandemi yang tidak tahu bagaimana dan kapan berakhirnya kadang membuat banyak orang cemas, khawatir, takut, bahkan stres. Hal itu juga dirasakan Kompas sebagai sebuah perusahaan. Namun, dengan semangat ”Kawan dalam Perubahan”, Kompas tetap ingin menemani pembaca dan karyawannya agar bisa bertahan dan keluar dari situasi sulit ini.
Lantas apa yang dilakukan Kompas agar tetap bisa menjadi ”Kawan dalam Perubahan”? Selain tetap menghadirkan informasi yang aktual, fakta-fakta lapangan yang kuat, kritik yang membangun, solusi yang mencerahkan serta kisah-kisah kemanusiaan, Kompas hadir secara langsung menyapa pembaca dan karyawannya melalui sejumlah kegiatan.
Dalam seri webinar konseling virtual Sahabat Hati Indonesia, Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7), para psikolog, Sri Laksmi Poernomo Dewi, Darjanti Kalpita Rahajuningrum, Retno IG, Rinny Soegiyoharto, sepakat bahwa support system (komunitas pendukung) penting dalam situasi pandemi. ”Komunitas yang saling mendukung dibutuhkan untuk sama-sama saling menguatkan hingga berhasil keluar dari situasi sulit,” ujar psikolog dan konselor Rinny Soegiyoharto.
Konseling virtual Sahabat Hati Indonesia merupakan acara yang digagas harian Kompas bersama dengan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada. Acara ini ditujukan untuk pembaca harian Kompas agar tetap bisa menjaga kesehatan mental selama pandemi.
REPRO/KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Wartawan ”Kompas”, Yovita Arika (atas), memandu konseling virtual Sahabat Hati Indonesia bertajuk ”Merawat Kebugaran Mental saat Pandemi” bersama psikolog independen Sri Laksmi Poernomo Dewi (bawah). Seri webinar ini diinisiasi ”Kompas” dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7).
Andreas Maryoto, wartawan Kompas sekaligus panitia konseling virtual Sahabat Hati Indonesia, menyebut, sedikitnya 600 orang mendaftar dan mengikuti acara tersebut selama empat hari berturut-turut.
”Kami tidak hanya memberikan info tentang kesehatan mental. Di acara tersebut, pembaca Kompas yang menjadi peserta bisa langsung bertanya, menyampaikan masalahnya, dan ditanggapi oleh psikolog-psikolog yang kami hadirkan,” ujar Maryoto.
Kompas juga menghadirkan berita-berita bernuansa positif tentang kerelawanan sosial dan semangat gotong royong. Ini sengaja dilakukan sebagai upaya membangkitkan semangat kebersamaan dalam melawan pandemi.
Tak hanya menjadi ”Kawan dalam Perubahan” bagi pembaca, Kompas juga terus berusaha menjadi pribadi yang mampu menemani karyawannya untuk melewati situasi sulit ini. Acara internal, seperti doa bersama, sharing dalam lingkup desk, hingga konser virtual digelar untuk saling menyemangati rekan kerja yang sedang isolasi mandiri atau perawatan karena Covid-19.
”Saya mengikuti informasi tentang hasil survei media global. Di sana disebut, pandemi membuat 70 persen pekerja media mengalami tekanan psikologis. Sebanyak 80 persen diantaranya mengakui emosinya terganggu. Padahal, dalam kondisi seperti jurnalis dituntut memberikan informasi yang terbaik,” ungkap Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.
Sutta menyambut baik inisiatif kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut dia, ini merupakan salah satu cara untuk tetap saling mendukung, saling menyemangati, dan saling bergandengan tangan kendati harus berjarak.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Karyawan ”Kompas” mengikuti halalbihalal virtual saat Idul Fitri, beberapa saat lalu. Pandemi tak menyurutkan para karyawan untuk menjalin tali silaturahmi.
Komunitas dukungan atau support system memang salah satu yang membantu seseorang untuk bisa keluar dari kondisi sulit pandemi. Demikian juga bagi mereka yang sedang isolasi mandiri atau penjalani perawatan karena Covid-19.
Dalam acara doa bersama, wartawan Kompas di Tegal, Kristi Utami, menceritakan, dirinya kadang jenuh saat mendapat pesan berisi dukungan semangat. ”Waktu itu saya merasa, saya ini lagi kesusahan. Sedang pengin sedih, kok, dipaksa semangat, sih? Beri saya kesempatan buat sedih, dong,” ujar penyitas covid-19 itu sambil bercanda.
Kristi juga berpesan, saat ada kerabat sedang tertular Covid-19, jangan ditanya, ”kok, bisa kena?”, ”kena di mana?”, ”kamu tidak disiplin protokol kesehatan?”. Menurut dia, pertanyaan itu seolah biasa, tetapi kalau dilontarkan ke penderita rasanya menyulut amarah.
Desk regional sebagai desk dengan jumlah wartawan terbanyak dengan ”pasukan” yang tersebar dari Sabang sampai Merauke juga melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan semangat ”Kawan dalam Perubahan”. Gesit Ariyanto, Kepala Desk Regional, mengatakan, pihaknya sengaja menyebar undangan Zoom meeting dengan judul ”Sharing Desk Regional” bukan ”Rapat Desk Regional”.
”Kami sama sekali tidak membahas pekerjaan, tugas liputan, dan urusan kantor. Kami di desk regional ada 52 orang mendengarkan sharing dari beberapa penyintas ketika dirawat atau isoman. Kami juga saling berbagi pengalaman untuk antisipasi atau persiapan yang perlu dilakukan dan mendata kebutuhan saat ini,” ujarnya.
KOMPAS
Di tengah situasi pandemi Covid-19, karyawan Kompas menggelar konser bertajuk Konser Buat Kamu, Bergandengan Tangan Saling Dukung untuk saling menguatkan satu sama lain.
Wahyu Haryo, Wakil Kepala Desk Regional yang juga anggota satgas Covid-19 di harian Kompas, mengaku bersyukur sempat mengadakan kegiatan sharing dengan wartawan-wartawan di daerah. Menurut dia, kegiatan tersebut sangat membantu saat ada wartawan di daerah yang terpapar Covid-19.
”Dari acara itu, kami kini lebih siap dan sigap kalau ada wartawan kami di daerah terpapar Covid-19. Kami tahu, langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan bagaimana koordinasinya dengan kantor. Kendati teman-teman wartawan sendirian di daerah, mereka tidak merasa sendiri karena ada support system yang baik yang dibangun oleh rekan-rekan sekantor.”
Minggu (18/7/2021), ratusan karyawan Kompas berjumpa secara virtual dalam ”Konser Buat Kamu”. Konser virtual ini digagas untuk saling mendukung teman-teman yang sedang isolasi mandiri, sakit, ataupun bosan karena harus kerja dari rumah saja.
Konser virtual tersebut menghadirkan 20 penyanyi lintas divisi, lintas generasi, bahkan lintas pulau dari Sabang sampai Merauke. Mereka tampil menghibur dan menyemangati rekan-rekan sekantor. Menyanyi bersama, tertawa bersama, hingga bagi-bagi hadiah.
Ini cara kami untuk saling dukung. Cara untuk tetap bergandengan tangan saat harus berjarak....