Warga Cilowong Masih Larang Pembuangan Sampah dari Tangerang Selatan
Belum ada titik temu antara warga Cilowong dan Pemerintah Kota Serang terkait kompensasi pembuangan sampah dari Tangsel ke TPA Cilowong.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Warga Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan, di Kota Serang, Banten, menghadang truk pengangkut sampah dari Tangerang Selatan menuju Tempat Pembuangan Akhir Cilowong. Mereka melarang pembuangan sampah tersebut karena merasa tidak menerima manfaat.
Penghadangan truk pengangkut sampah dari Tangerang Selatan sudah dilakukan sepekan terakhir. Puncaknya, mereka mengarahkan enam truk sampah ke kantor kelurahan dan dua truk sampah ke kantor kecamatan untuk membuang sampah di halaman kantor itu, Selasa (26/10/2021) malam.
Dihubungi dari Tangerang Selatan, Edi Santoso, salah satu perwakilan warga Kelurahan Cilowong, menyebutkan, warga sudah bulat menolak pembuangan sampah dari Tangsel ke TPA Cilowong. Mereka ingin Pemerintah Kota Serang menyudahi kerja sama dengan Pemkot Tangsel.
”Masyarakat merasa dipermainkan oleh pemerintah. Janji kesejahteraan melalui kerja sama itu tidak ditepati. Batalkan kerja sama dengan Tangsel. Kami akan terus menghadang selama belum ada pengumuman pembatalan,” ujarnya, Rabu (27/10/2021).
Menurut dia, warga bukan mengemis kompensasi dari kerja sama pembuangan sampah. Mereka hanya ingin tahu tujuan kerja sama, anggaran, dan lain-lain karena selama ini sosialisasi kurang jelas.
Warga bertanya-tanya apakah untuk menyejahterakan mereka harus melalui kerja sama pembuangan sampah dari Tangsel. Padahal, pembangunan kesehatan dan beasiswa merupakan kewajiban pemkot. ”Kami tidak ingin kegaduhan, saling curiga karena masalah (pembuangan sampah) yang lebih banyak mudarat ketimbang maslahatnya,” ujarnya.
Buntu
Pemkot Serang dan warga sudah dua kali bertemu guna mencari jalan keluar permasalahan tersebut. Namun, tak kunjung ada kesepakatan hingga pembuangan sampah dihentikan sementara dan warga bulat menolak kerja sama pembuangan sampah dari Tangsel ke TPA Cilowong.
Kamis (21/10/2021), berlangsung pertemuan pertama antara Pemkot Serang dan Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dengan warga di aula Kelurahan Cilowong. Pertemuan berlanjut, Senin (25/10/2021), antara 21 RT se-Kelurahan Cilowong dan pemkot di Sekretariat Daerah Kota Serang. Dalam kedua pertemuan itu, warga mempertanyakan dana kompensasi untuk pembangunan wilayahnya.
Wali Kota Serang Syafrudin menuturkan, pemkot belum bisa memenuhi permintaan kompensasi warga sebesar 10 persen dari kerja sama pembuangan sampah dengan Pemkot Tangsel karena pembuangan sampah baru berjalan sejak September lalu. Pihaknya juga akan mengubah penyaluran kompensasi dari per individu menjadi per RT sesuai keinginan warga.
Saat ini, dana kompensasi yang sudah masuk baru cukup untuk operasional TPA Cilowong. Meski begitu, pemkot menjamin ada dana kompensasi untuk pembangunan jalan, puskesmas, dan pendidikan.
”Kompensasinya minta satu tahun, dari Januari sampai Desember sebesar Rp 2,5 miliar, tetapi Tangsel baru kirim sampah tiga bulan. Kalau warga tidak mampu yang ingin kuliah, silakan laporkan karena pemkot sudah bekerja sama dengan beberapa kampus di Kota Serang untuk beasiswa,” katanya.
Volume sampah
Warga Tangsel menghasilkan 880 ton sampah per hari. Sampah-sampah itu masuk ke TPA Cipeucang, Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle, dan ada hampir 300 bank sampah yang tersebar di 54 kelurahan.
Namun, TPA Cipeucang di Serpong, dengan daya tampung 200-300 ton per hari, sudah penuh. Bahkan, sempat terjadi longsor dan mencemari Sungai Cisadane yang berbatasan langsung dengan TPA pada tahun 2020.
Pemkot Tangsel pun menjajal kerja sama dengan Pemkot Serang dengan memberikan bantuan keuangan khusus sebesar Rp 21,7 miliar selama tiga tahun untuk membuang 400 ton sampah setiap harinya ke TPA Cilowong.
Dalam kesepakatan itu, Pemkot Tangsel membayar kompensasi dampak negatif setiap bulan sebesar 10 persen dari tipping fee pembuangan sampah. Adapun tipping fee pembuangan sampah sebesar Rp 175.000 per ton sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan Toto Sudarto menyebutkan, tidak ada penumpukan sampah sebagai dampak penghadangan truk sampah itu oleh warga Cilowong. ”Kami sedang menunggu berita dari Kota Serang untuk kepastian pembuangan sampah. Kami juga sedang menjajaki kerja sama pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah Lulut-Nambo (Bogor),” katanya.