Dengan 8 persen tingkat vaksinasi pelajar di Kabupaten Bekasi, sekolah tatap muka tetap digelar. Depok dan Kota Bogor memilih fokus vaksinasi dan menunda sekolah tatap muka pada Oktober nanti.
Oleh
Stefanus Ato/Aguido Adri
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Tetangga Ibu Kota yang masuk wilayah Jawa Barat belum serentak melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas. Isu vaksinasi pelajar menjadi salah satu pemicu perbedaan kebijakan PTM terbatas.
Wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai menggelar PTM terbatas, pada Senin (6/9/2021) kemarin. Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, keputusan pemkab mengizinkan para siswa kembali belajar di kelas dilematis. Ini karena di masa pandemi, untuk memastikan penularan Covid-19 terkendali, interaksi dan mobilitas warga sepatutnya dibatasi.
”PTM terbatas memang keputusan yang dilematis dalam menghadapi pandemi. Oleh karena itu, kami mengambil jalan tengah yang lebih moderat, protokol kesehatan dijalankan dan kehidupan sosial warga juga tetap berjalan,” kata Dani, Senin (6/9/2021) di Bekasi.
PTM terbatas memang keputusan yang dilematis dalam menghadapi pandemi.
Di Kabupaten Bekasi, kini ada 2.835 sekolah tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP). Angka itu 95 persen dari seluruh sekolah di wilayah itu yang sudah mendapat izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi untuk memulai PTM terbatas. Masih ada 29 sekolah yang tak diizinkan menggelar PTM terbatas karena terkendala ketersediaan fasilitas penunjang protokol kesehatan.
Dani mengatakan, PTM terbatas di wilayah Kabupaten Bekasi dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat, salah satunya, setiap kelas hanya diisi 50 persen dari kapasitas tampung normal.
Faktor lain, kata Dani, yang masih membutuhkan kehatian-hatian adalah karena capaian vaksinasi pelajar di wilayah itu masih rendah, yaitu baru 8 persen atau baru menyasar 200.000 siswa. Vaksinasi pelajar terhambat karena minimnya distribusi vaksin.
”Tetapi laju vaksinasi kami saat ini mulai membaik. Kabupaten Bekasi terus mendapat pasokan vaksin dengan jumlah yang besar. Ini akan kami manfaatkan untuk mempercepat vaksinasi pelajar,” katanya.
Di wilayah itu, berdasarkan data dari laman pikokabsi.bekasikab.go.id, hingga Minggu (5/9/2021), total warga yang sudah divaksin dosis satu 781.481 orang dari target memvaksin 2.417.794 orang. Jumlah warga yang telah divaksin dosis kedua 363.357 orang.
Zona hijau
Di Kota Bekasi, pada Senin ini, ada 611 sekolah dasar yang sudah memulai pembelajaran tatap muka terbatas. Secara keseluruhan, kegiatan PTM terbatas sudah dimulai dari tingkat SMP pada 1 September 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, hingga 6 September, ada 750 sekolah tingkat SD dan SMP yang sudah memulai PTM terbatas. ”Selama sepekan PTM terbatas, belum ada laporan siswa terpapar Covid-19. Animo orangtua dan siswa menyambut PTM terbatas juga sangat tinggi,” katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, saat ini sebaran zona hijau Covid-19 mencapai 7.011 RT dari total 7.135 RT. Wilayah zona kuning tersisa 124 RT.
”Semua pihak yang terlibat dalam PTM terbatas harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Jangan sampai ada kasus baru. Interaksi dan transmisi ini yang harus kita waspadai,” katanya.
Percepatan vaksinasi
Di Kota Depok, Kepala Dinas Pendidikan Mohammad Thamrin mengatakan, sejumlah kota di Jabodetabek dan kota lainnya memang sudah mengelar PTM. Namun, Pemkot Depok memilih untuk tidak buru-buru membuka sekolah.
”Kami fokus vaksinasi pelajar dahulu agar anak-anak tetap sehat saat PTM digelar. Kita upaya menekan potensi penularan yang luas. Pemkot Depok gebyarkan vaksinasi pelajar 58.900 pelajar SMP negeri dan swasta (70 persen dari total seluruh pelajar),” katanya.
Thamrin mengatakan, sementara target vaksinasi untuk pelajar SMP karena pada pelaksanaan PTM Oktober mendatang baru akan menyasar SMP. Sementara untuk SD belum akan mengelar PTM. Sementara tingkat SMA, keputusan ada di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
”Target pelajar sudah mencapai 30 persen. Kita terus kejar agar lebih banyak pelajar yang menerima vaksin. Setiap hari kita kejar 4.000-5.000 pelajar di 11 kecamatan. Sepekan diharapkan tembus 20.000 pelajar,” ujar Thamrin.
Sembari mengejar target vaksinasi pelajar sebagai salah satu persiapan PTM pada Oktober mendatang. ”Semua kami persiapkan agar protokol kesehatan saat PTM berjalan ketat. Jarak bangku, jumlah pelajar di kelas, tempat cuci tangan dipersiapkan dari sekarang. PTM terbatas nanti pun hanya dua hari, karena bergantian,” katanya.
Sikap serupa diambil oleh Pemerintah Kota Bogor. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengatakan, berdasarkan data Minggu (5/9/2021), dari target sasaran 104.417 remaja atau pelajar usia 12-17 tahun, tercatat 42.683 pelajar (40,88 persen) menerima dosis satu. Sementara yang sudah terima dosis kedua atau lengkap 30.637 pelajar (29,34 persen).
”Vaksinasi pelajar bukan satu-satu syarat mutlak PTM, tetapi ini tetap dinilai penting agar pelajar tetap sehat dan terhindar dari paparan Covid-19. Kami persiapkan semua dengan matang protokol kesehatannya,” kata Hanafi.
Sebelum menggelar PTM pada Oktober, pihaknya akan mengelar uji coba PTM terbatas pada pekan kedua September di tingkat SMP.