Kota Depok dan Bogor Kerja Target Vaksinasi Pelajar
Faktor kesehatan pelajar menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu Pemkot Depok dan Bogor fokus pada target vaksinasi pelajar sebelum mengelar PTM pada Oktober mendatang.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS – Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Thamrin mengatakan, sejumlah kota di Jabodetabek dan kota lainnya sudah mengelar pembelajaran tatap muka atau PTM. Namun, Pemkot Depok memilih untuk tidak buru-buru membuka sekolah. Meski begitu, persiapan dilakukan agar Oktober mendatang sekolah sudah siap mengelar PTM.
”Kami fokus vaksinasi pelajar dahulu agar anak-anak tetap sehat saat PTM digelar. Kita upaya menekan potensi penularan yang luas. Pemkot Depok gebyarkan vaksinasi pelajar 58.900 pelajar SMP negeri dan swasta (70 persen dari total seluruh pelajar),” kata Thamrin, Senin (6/9/2021).
Thamrin mengatakan, sementara target vaksinasi untuk pelajar SMP karena pada pelaksanaan PTM Oktober mendatang baru akan menyasar SMP. Sementara untuk SD belum akan mengelar PTM. Sementara tingkat SMA, keputusan ada di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
”Target pelajar sudah mencapai 30 persen. Kita terus kejar agar lebih banyak pelajar yang menerima vaksin. Setiap hari kita kejar 4.000-5.000 pelajar di 11 kecamatan. Sepekan diharapkan mampu tembus 20.000 pelajar,” ujar Thamrin.
Sembari mengejar target vaksinasi pelajar sebagai salah satu persiapan PTM pada Oktober mendatang, lanjut Thamrin, pihaknya juga terus mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung seperti kelengkapan protokol kesehatan, izin orangtua, hingga simulasi pembelajaran di kelas.
”Kami sepakat Oktober besok PTM. Semua kami persiapkan agar prokes saat PTM berjalan ketat. Jarak bangku, jumlah pelajar di kelas, tempat cuci tangan dipersiapkan dari sekarang. PTM terbatas nanti pun hanya dua hari saja, karena bergantian,” katanya.
Begitu pula di Kota Bogor, Pemkot Bogor kembali menegaskan tidak akan terburu-buru mengelar PTM. Kesehatan pelajar di masa pandemi menjadi pertimbangan utama sehingga PTM baru akan digelar pada Oktober mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengatakan, berdasarkan data Minggu (5/9/2021), dari target sasaran 104.417 remaja atau pelajar usia 12-17 tahun, tercatat 42.683 pelajar (40,88 persen) menerima dosis satu. Adapun yang sudah terima dosis kedua atau lengkap sebanyak 30.637 pelajar (29,34 persen).
”Vaksinasi pelajar bukan satu-satu syarat mutlak PTM, tetapi ini tetap dinilai penting agar pelajar tetap sehat dan terhindar dari paparan Covid-19. Kami persiapkan semua dengan matang protokol kesehatannya,” kata Hanafi.
Hanafi melanjutkan, sebelum menggelar PTM pada Oktober, pihaknya akan terlebih dahulu mengelar uji coba PTM terbatas pada pekan kedua September di tingkat SMP.
Sejumlah sekolah yang pelajarnya sudah menerima vaksin 100 persen diizinkan mengelar uji coba PTM terbatas. Meski begitu, sejumlah syarat lainnya, kata Hanafi, tetap harus terpenuhi, yaitu lolos asesmen dari disdik, dinkes, dan Satgas Covid-19 kota Bogor yang akan terjun langsung melihat kesiapan protokol kesehatan sekolah.
Vaksinasi pelajar bukan satu-satu syarat mutlak PTM, tetapi ini tetap dinilai penting agar pelajar tetap sehat dan terhindar dari paparan Covid-19.
Adapun total sekolah yang mengajukan PTM sebanyak 73 sekolah. Sekolah itu akan menjalani proses verifikasi dan asesmen untuk mentukan lolos atau layak mengelar PTM. 73 sekolah itu di antaranya 37 SMP, terdiri dari 20 SMP negeri dan 17 SMP swasta. Sementara di setiap kecamatan ada 6 SD negeri dan SD swasta, sehingga total ada 36 SD.
”Salah satu yang penting dari verifikasi dan penilaian, yaitu izin orangtua. Jika orangtua tidak mengizinkan, maka anaknya tidak masalah tidak ikut PTM. Kami fasilitasi dengan pembelajaran hibrida atau secara daring dan luring. Ini untuk mengakomodir semua pelajar dan di kelas jumlahnya memang dibatasi 50 persen,” jelas Hanafi.
Hanafi berharap di masa PPKM level tiga tidak terjadi lonjakan kasus. Oleh karena itu, ia berharap warga khususnya para orangtua pelajar juga menjaga protokol kesehatan dan mengimbau serta memantau anak-anak untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
Jika terjadi lonjakan kasus kembali, Hanafi khawatir, PTM akan diundur. Jika itu terjadi tentu akan merugikan semua pihak termasuk pelajar dan orangtua serta para guru.
”Saat ini (PPKM level 3), sudah bisa gelar PTM terbatas. Durasi belajar bisa maksimal 3 jam. Dalam satu pekan bisa dua kali, bahkan jika kasus terus menurun bisa 5 kali sepekan. Kita tetap ikuti perkembangan kasus. Oleh karena itu, penting sekali tetap prokes ketat. Warga juga diharapkan banyak yang datang ke sentra vaksi agar muncul kekebalan komunal. Tentu kita tidak ingin ada lonjakan kasus karena PTM bisa mundur lagi," lanjut Hanafi.