Antusiasme Sekolah Sambut Hari Pertama PTM Terbatas Tahap I
Pembelajaran tatap muka terbatas menjadi jawaban bagi kejenuhan saat belajar sendiri di rumah. Pembelajaran terpantau lancar dan protokol kesehatan ketat diterapkan.
Oleh
HELENA F NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mulai Senin (30/8/2021), sebanyak 610 sekolah di DKI Jakarta menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas campuran tahap pertama. Siswa dan guru antusias menyambut sekolah tatap muka setelah satu tahun lebih terkurung pandemi Covid-19.
Di SDN Cideng 07, Senin pagi, siswa kelas I dan kelas IV memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tahap I. Kelas I ada 20-an siswa, sedangkan kelas IV ada 22 siswa. Sesuai aturan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, siswa SD belajar selama 105 menit.
”Namun, pengaturan waktu itu fleksibel sesuai kebutuhan. Jadi, bisa lebih dari waktu yang diatur asalkan protokol kesehatan diterapkan ketat,” kata Kepala Subbagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah yang dihubungi, Senin siang.
Itu sebabnya, di SDN Cideng 07, siswa kelas I diatur belajar pukul 08.00-10.00, sedangkan siswa kelas IV belajar pukul 08.00-11.00.
Ferry Wiyadi, guru sekolah yang juga Koordinator PTM Terbatas Tahap I SDN Cideng 07, menjelaskan, sesuai pengaturan jam belajar, pada Senin ini siswa yang belajar adalah kelas I dan IV, para Rabu lusa yang menjalani tatap muka kelas II dan V, kemudian Jumat untuk belajar siswa kelas III dan VI. ”Hari Selasa dan Kamis, sekolah dan ruang kelas disemprot disinfektan,” kata Ferry.
Senin pagi, prosedur standar operasi pelaksanaan PTM terbatas dipenuhi di SDN Cideng 07. Untuk menjaga protokol kesehatan, jarak antarsiswa di dalam kelas diatur 1,5 meter, jumlah siswa separuh dari jumlah siswa per kelas, siswa mengenakan masker, dan ada tempat mencuci tangan. Selain itu, saat masuk sekolah, siswa diukur suhu tubuhnya, hingga saat pulang, orangtua yang menjemput diatur menunggu di luar gerbang sekolah dengan jarak 100 meter dari gerbang.
”Ini syarat prokes dalam PTM. Kami berupaya memenuhi syarat prokes untuk PTM,” ujar Kepala SDN 07 Cideng Ratna Suminar. Syarat prokes juga terpantau dipenuhi SMK 15, meliputi pengukuran suhu tubuh, cara bersalaman, hingga jarak antarsiswa diatur.
Proses belajar-mengajar di SDN 07 Cideng pada hari pertama pelaksanaan PTM terbatas ini terpantau lancar. Demikian juga siswa yang selama ini mengikuti pembelajaran dari rumah, mereka terlihat antusias belajar. ”Saya sudah setahun tidak belajar di sekolah. Saya rindu belajar di sekolah,” ucap Assya Putri (10), siswa kelas IVB, seusai belajar.
Aurelia Putri (10), siswa kelas IV lainnya yang ditemui, mengatakan, ia sampai tidak sabar bertemu teman-teman di sekolah. ”Tadi saya sedikit deg-degan mau belajar di sekolah, takut lupa sama yang dipelajari,” kata siswi yang bertempat tinggal di wilayah Taneti Dalam, Jakarta Pusat, itu.
Saking bersemangatnya bisa bersekolah kembali, Aurelia sampai salah menyebut pelajaran yang ia pelajari. Dari seharusnya belajar tema 3 tentang peduli terhadap makhluk hidup yang artinya siswa kelas IV belajar mata pelajaran IPA dan IPS, Aurelia mengatakan ia belajar Matematika.
”Anak-anak kami pantau memang antusias belajar kembali di sekolah saat kasus Covid-19 melandai. Guru-guru juga antusias,” ujar Ferry lebih lanjut.
Menurut Taga, PTM terbatas menjadi salah satu jawaban dari kejenuhan belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh bagi siswa juga guru.
Prihatin Gendra Priyadi, Kepala SMK 15, menjelaskan, saat pembelajaran daring juga menjadi tantangan bagi para guru untuk bisa beradaptasi dengan kebiasaan cara mengajar baru. Guru harus bisa mengajar di kelas juga menguasai teknologi informasi untuk mengajar secara daring. ”Guru-guru mesti lebih kreatif dalam pengajaran. Ada video pengajaran yang dibuat dan dipakai mengajar,” jelasnya.
Sementara di SDN Cideng 07, menurut Ferry, faktor usia guru yang sudah mendekati usia pensiun juga harus dihadapi manakala adaptasi pengajaran daring dan luring harus dilaksanakan berbarengan. ”Biasanya kami bekerja tim sehingga bisa saling membantu untuk pemanfaatan teknologi saat belajar daring,” ujarnya.
Secara umum, Taga melihat, pada hari pertama PTM terbatas tahap I, semua berjalan lancar dan protokol kesehatan diterapkan baik. Namun, evaluasi pelaksanaan dilakukan per minggu. ”Dari 610 sekolah yang melaksanakan PTM terbatas hari ini, belum ada laporan sekolah yang batal atau menunda menggelar PTM terbatas,” jelasnya.