Kluster Bubulak Bertambah, Kemenkes Teliti Virus Covid-19 Varian Baru
Seluruh warga Perumahan Griya Melati, Bubulak, Bogor Barat, Jawa Barat, yang positif Covid-19 dibawa ke pusat isolasi di Pusat Diklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Ciawi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Perumahan Griya Melati, Bubulak, Bogor Barat, Jawa Barat, bertambah menjadi 46 kasus. Seluruh warga yang positif dibawa ke pusat isolasi di Pusat Diklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Ciawi. Kementerian Kesehatan juga meneliti penyebaran kluster Bubulak melalui genomesequencing untuk mendeteksi penyebaran varian baru virus Covid-19.
Dari pemeriksaan 188 kontak erat yang menjalani tes usap PCR oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor di Perumahan Griya Melati, tercatat ada penambahan total 46 warga terkonfirmasi positif dari sebelumnya 37 kasus.
Atas penambahan kasus konfirmasi positif itu, Satgas Covid-19 Kota Bogor langsung mengeluarkan perintah melalui surat Nomor 104/001-Set. Isi surat meminta segera karantina atau isolasi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil penyelidikan Dinkes Kota Bogor dan rekomendasi tim surveilans Kementerian Kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan upaya deteksi penyebaran varian baru virus Covid-19.
”Saya minta yang kemarin menjalani tes antigen untuk kembali tes usap PCR. Fokus kami sekarang yang sakit semua dievakuasi ke pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi. Ini dilakukan secara bertahap. Hari ini ada 21 orang akan evakuasi. Sebelumnya sudah ada 7 orang,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Minggu (23/5/2021).
Selain terus berupaya maksimal tracing, treatment, testing (3T), kata Bima, warga yang sehat atau dinyatakan negatif tetap diminta karantina mandiri dan tidak keluar rumah dan kompleks perumahan. Semua kebutuhan logistik hingga urusan sampah domestik akan difasilitasi.
Begitu pula dengan semua petugas di lokasi dipastikan perlindungan maksimal seperti kelengkapan alat pelindung diri (APD), makan, dan lainnya. Petugas-petugas itu tidak akan diganti, terutama petugas jaga agar pengawasan keluar masuk terpantau ketat.
”Jangan sampai kluster Bubulak menyebar ke daerah lain. Karena itu, kami fokus memastikan petugas dan pengunjung dibatasi ketat. Petugas tidak ganti-ganti. Griya Melati kita nyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) dan pembatasan aktivitas,” tutur Bima.
Bima melanjutkan, ia sudah berkoordinasi dengan Kemenkes untuk meneliti lebih dalam penyebaran Covid-19 di Bubulak. Jika warga yang sudah menjalani tes swab PCR dinyatakan negatif, tetapi ada gejala klinis Covid-19, perlu dilakukan proses genome sequencing untuk mengetahui dugaan strain baru.
”Saya sudah menghubungi Pak Kemenkes dan sudah kirim tim ke sini. Kita tunggu hasilnya semoga dalam satu minggu ini keluar hasilnya. Langkah ini diambil karena tingkat penyebarannya cepat dan banyak. Perlu diteliti sebagai antisipasi jangan sampai strain baru,” lanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menuturkan, temuan penambahan kasus kluster Bubulak sangat mengkhawatirkan. Untuk itu, perlu langkah-langkah memutus rantai penularan dan mencegah penularan yang lebih luas lagi.
Dinkes Kota Bogor menyarankan agar seluruh kasus positif Covid-19 diisolasi di pusat isolasi BPKP Ciawi atau rumah sakit bagi warga yang punya komorbid atau bergejala sedang.
Kemudian, semua kontak erat harus menjalani karantina lima hari dan menjalani tes cepat antigen dan usap PCR. Pembatasan aktivitas warga dan menutup akses kompleks serta desinfeksi rumah dan lingkungan secara rutin.
”Semua kontak erat wajib menjalani karantina, lima hari tidak aktivitas dulu. Warga yang negatif tetap dipantau kesehatannya, kita jalani tes lagi kepada warga untuk memastikan benar-benar negatif,” kata Retno.