Kluster Perumahan di Bogor, 26 Warga Positif Covid-19
Kewaspadaan penularan Covid-19 di lingkungan sekitar semakin ditingkatkan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Sebanyak 26 warga di perumahan Kelurahan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor, terkonfirmasi positif Covid-19. Dari hasil penelusuran, penularan diduga berawal dari kegiatan keagamaan.
Secara harian, berdasarkan pembaruan data Selasa (18/5/2021), terjadi penambahan 40 kasus konfirmasi positif Covid-19. Dari jumah itu, 26 kasus di antaranya kluster perumahan di Bubulak, yakni 25 warga di Perumahan Griya Melati dan 1 warga di Perumahan Pondok Surya Kencana.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, ada 70 orang kontak erat yang sudah menjalani tes usap dan saat ini masih menunggu hasil. Sementara 26 warga yang positif korona itu tanpa gejala dan gejala ringan. Sejumlah warga saat ini isolasi mandiri dengan pengawasan RW siaga, polisi RW, dan tim surveilans puskesmas.
”Dari hasil tracing ada satu warga yang tertular dari istrinya. Lalu, ia melakukan kegiatan ibadah, di situ terjadi penularan. Nah, warga itu tidak tahu jika ia terpapar. Ia baru tahu setelah istrinya menjalani tes cepat antigen dan hasilnya positif pada Sabtu kemarin. Satu keluarga itu positif semua,” katanya, Rabu (19/5/2021).
Retno menjelaskan, belum ada indikasi penyebaran virus Covid-19 karena perjalanan mudik. Namun, dari hasil penelusuran, kasus pertama ada riwayat perjalanan 10 hari ke luar kota sebelum Lebaran.
”Memang ada riwayat 10 hari sebelumnya ke luar kota istrinya itu. Kami masih lakukan penelusuran, siapa ini yang duluan terkena, di mana, dan kapan. Untuk pemudik dan pendatang, dari hasil tracing belum ada mengarah ke sana,” ujarnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, dari kasus penularan di Bubulak, ia meminta penerapan protokol kesehatan ketat dan testing, tracing, treatment, (3T) di area itu berjalan dengan baik. Dinas kesehatan, camat, lurah, hingga kader RW siaga juga diminta melacak kontak erat dan mendistribusikan logistik, bahan makanan, serta vitamin yang dibutuhkan warga yang sedang isolasi mandiri.
”Untuk kader, saya minta setiap hari monitor terus perkembangan kesehatan warga di sini. Saya minta ambulance standby untuk mengantisipasi jika dibutuhkan penanganan rumah sakit. Dipastikan juga untuk mobilitas keluar masuk, tidak boleh ada lagi yang keluar masuk dari rumah yang sedang isolasi mandiri,” tutur Bima.
Sementara itu, untuk marbot masjid yang terpapar diisolasi di Pusat Diklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi. Sekitar masjid dilakukan sterilisasi.
”Sumbernya dari mana belum diketahui pasti, tapi kemungkinan besar ada dugaan dari luar kota. Karena itu, Satgas Kota Bogor mengimbau seluruh RT/RW agar jangan kecolongan. Apabila ada warga dari luar kota dipastikan untuk swab antigen dan diisolasi dulu. Kalaupun hasilnya negatif tetap harus isolasi dulu. Jangan kecolongan. Jadi, pastikan RT/RW, warga yang datang untuk diberikan atensi khusus yang baru datang dari luar kota,” ujarnya.
Kasus ini, lanjut Bima, menunjukkan warga masih harus terus waspada dan hati-hati di semua tempat. ”Baik di tempat ibadah, tempat publik, kantor, bahkan di rumah sendiri juga bisa saja kita tertular,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro menyatakan, jajarannya akan ditempatkan di area Kelurahan Bubulak untuk memastikan penerapan PPKM mikro berjalan dengan baik.
”Mulai kemarin, kami sudah menempatkan personel khusus untuk mengawasi area ini. Memastikan mobilitas orang keluar masuk dari kompleks ini benar-benar sangat urgent sehingga aturan tidak boleh berkumpul, tempat fasilitas umum ditutup dan lain sebagainya itu menjadi atensi utama kami, termasuk pertolongan darurat jika memang dibutuhkan,” kata Susatyo.