Kisah Mahligai yang Gagalkan Perampokan Bersenjata Api
Berbekal rekaman CCTV dan foto tadi, Mahligai meyakini empat orang yang berada beberapa meter darinya adalah orang jahat dan akan kembali merampok sebuah rumah kosong
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
Sekitar pukul 11.00, Kamis (8/4/2021), dari jarak sekitar 200 meter, mata Mahligai Kencana awas melihat gerak-gerik empat orang yang mencurigakan dan tak dikenal masuk ke perkampungan Suka Bakti, Serua Indah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Penampilan empat orang yang mengendarai sepeda motor itu tidak asing bagi Mahligai. Mereka tampak persis seperti yang ada di rekaman kamera pemantau atau CCTV ketika peristiwa perampokan rumah kontrakan pada Minggu (7/3/2021), sekitar pukul 09.30. Lalu pada akhir Maret, kelompok itu kembali terpantau mondar mandir di kampung Suka Bakti.
Kecurigaan makin menguat bahwa mereka itu perampok, ketika Mahligai memperhatikan kembali rekaman CCTV dan mencocokkan foto yang dipotret secara diam-diam oleh warga Sawah Baru, Ciputat, dari balik jendela rumahnya pada Jumat (2/4/2021) silam, ternyata memiliki kesamaan postur tubuh, motor, tampilan pakaian, dan lainnya.
“Minggu lalu ada sekelompok orang yang mencurigakan merampok di Sawah Baru. Sebelum beraksi ada warga yang memotret tiga pelaku yang sedang duduk. Satu perampok berhasil ditangkap warga, tetapi karena komplotan itu mengeluarkan senjata api dan menembak, akhirnya warga melepaskan satu pelaku itu dan mereka kabur,” kata Mahligai yang juga ketua RT 04 RW 06, Jumat (9/4/2021) malam, seusai memberikan keterangan tambahan kepada polisi.
Berbekal rekaman CCTV dan foto tadi, Mahligai meyakini empat orang yang berada beberapa meter darinya adalah orang jahat dan akan kembali merampok sebuah rumah kosong
Berbekal rekaman CCTV dan foto tadi, Mahligai meyakini empat orang yang berada beberapa meter darinya adalah penjahat, dan akan kembali merampok sebuah rumah kosong. Keyakinan itu diperkuat oleh Roy Fauzi (31), keponakan Mahligai. Setelah mengamati sekitar setengah jam dari jarak 200 meter dari rumah, Mahligai dan Fauzi menghampiri komplotan itu.
Benar saja, Mahligai melihat satu pelaku berusaha untuk membuka kunci pagar rumah yang sedang ditinggal pergi pemiliknya. Sementara satu orang lain berada di seberang rumah, dan dua orang lain sedang duduk di motor.
“Saat kami sampai, langsung menghalangi salah satu motor pelaku. Saya langsung turun keluarkan handphone dan memotret mereka serta motornya agar jika mereka kabur saya ada buktinya, saya potret plat motornya. Saya yakin banget mereka pelaku perampokan sebelumnya dan mereka akan beraksi lagi,” tutur Mahligai.
Tindakan Mahligai ternyata membuat salah satu pelaku protes dan marah. Sebagai ketua RT dan pengurus lingkungan RW dan kelurahan, Mahligai langsung melontarkan pertanyaan perihal tujuan empat orang yang tidak ia kenal itu.
“Kalian ngapain ke sini, cari rumah siapa, mau ke mana, alamat yang dicari RT berapa," kata Mahligai kepada komplotan itu.
"Lalu mereka menyebut alamat dan nama orang yang tidak ada di wilayah saya. Ketahuan banget mereka bohong, modus itu. Saya lalu memintai KTP mereka, tapi mereka tidak mau menyerahkannya. Akhirnya saya tawar ajak mereka ke Polsek,” lanjutnya.
Interogasi Mahligai ternyata membuat para pelaku menjadi gagap. Saat itu, kata Mahligai, mereka langsung menghidupkan sepeda motor dan berusaha kabur. Fauzi langsung mencegat salah satu sepeda motor agar upaya kabur itu gagal.
Namun, pengendara itu mencoba menghindar dan sedikit bermanuver berusaha lepas dari cegatan Fauzi. Meski sempat terjatuh dan berhasil kabur dari cegatan Fauzi, tangan Mahligai sigap menjangkau baju satu pelaku yang duduk di belakangnya.
“Saya langsung piting dan keponakan saya turun dari motor membantu saya karena pelaku berusaha melepas pitingan saya. Tiba-tiba dia mengeluarkan senjata api, untung keponakan saya cepat menahan pelaku yang sudah hampir mengacungkan senjata api itu ke kami. Di situ saya langsung teriak keras, rampok-rampok,” tutur Mahligai.
Teriak itu membuat sejumlah warga keluar termasuk adik ipar Mahligai. Namun, dari kejauhan terdengar suara ancaman dari tiga pelaku. Mereka langsung mengeluarkan senjata api dan meminta rekannya dilepas. Karena permintaan itu tak dituruti Mahligai, ketiga pelaku melepaskan tembakan ke arah Fauzi, Mahligai, dan adik iparnya.
“Saya tidak tahu berapa kali tembakan itu, sepertinya masing-masing menembak lima kali. Setelah menembak mereka langsung kabur karena warga mulai ramai. Keponakan saya terkena tembakan di bagian bahu, dan ipar saya di betis. Alhamdulilah saya tidak kena tembakan, dan saudara saya sudah diobati dan sehat,” ujarnya.
Sejumlah warga lalu membantu Mahligai beserta keponakan dan iparnya menahan pelaku. Sempat ada perlawanan dari sejumlah warga yang merasa marah dan kesal terhadap perampok bersenjata yang membahayakan itu. Mahligai dan sejumlah warga pun menenangkan situasi agar warga lainnya tidak terpancing amarah dan pelaku tidak semakin menjadi amuk pukulan massa.
Polisi kejar pelaku
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Ciputat Timur Ajun Komisaris Hitler Napitupulu mengatakan, dari laporan warga pihaknya langsung datang ke lokasi kejadian. Satu dari empat pelaku perampokan bersenjata sudah berada di Mapolsek Ciputat. Sementara tiga pelaku lainnya masih buron dan belum diketahui keberadaannya.
“Satu pelaku tertangkap berkat aksi heroik warga yang berani menyergap pelaku saat beraksi. Para pelaku menggunakan senjata saat beraksi. Kami saat ini masih kerja pelaku lainnya. Sejumlah alat bukti sudah kami kumpulkan,” kata Hitler.
Dari tindakan yang membahayakan orang lain itu, kata Hitler, pelaku dikenakan Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman penjara paling lama 12 tahun penjara.
Mahligai mengaku, ia tidak merasa menjadi pahlawan. Keberaniannya terdorong dari rasa tanggung jawab untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya. Jika siang itu ia berdiam diri padahal melihat dan mengetahui ada niat jahat, justru ia gagal menjadi ketua RT.
“Rasa takut itu ada pasti. Saya beranikan diri karena pelaku ini sudah pernah beraksi sebelumnya. Jika dibiarkan keamanan akan terganggu apalagi bisa membahayakan nyawa. Semoga polisi bisa segera menemukan pelaku lainnya yang kabur,” kata Mahligai.
Dari peristiwa itu, kata Mahligai, ada pelajaran yang bisa dipetik. Bukan pada aksinya atau kisah heroik, tetapi tentang nilai kepedulian kepada sesama. Kepedulian yang membawa setiap orang bergerak untuk saling membantu. kepedulian terbangun karena satu sama lain saling mengenal dan memahami, sehingga ketika terjadi sesuatu ada orang sekitar yang akan membantu.
Karena saya mengenal semua tetangga, jadi ketika ada orang asing kita tahu dan jadi mawas, siapa orang asing itu, mau apa mereka, jika berniat jahat gimana? Itu pentingnya kita saling mengenal, tegur sapa, kumpul ngopi-ngopi, bersosialisasi.
“Kehidupan sosial seperti makin terkikis. Kadang kita sama tetangga samping tidak kenal. Tidak hanya bermasalah secara sosial, ya, itu tidak sehat, tetapi ada sesuatu yang lebih dari itu. Misal kasus perampokan kemarin itu, karena saya mengenal semua tetangga, jadi ketika ada orang asing kita tahu dan jadi mawas, siapa orang asing itu, mau apa mereka, jika berniat jahat gimana?," ujar dia.
Menurut dia, itu pentingnya kita saling mengenal dan bertegur sapa. "Kumpul ngopi-ngopi, bersosialisasi. Dari itu, lah, upaya kecil untuk kita saling menjaga dan tolong menolong, karena dari kepedulian tadi,” tutur Mahligai.