Jumlah Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Stabil Turun
Tingkat keterisian pasien Covid-19 di Wisma Atlet, DKI Jakarta, selama Februari 2021 stabil turun. Warga diingatkan untuk tetap tingkatkan kewaspadaan patuh pada protokol kesehatan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, DKI Jakarta, selama Februari 2021, stabil turun. Penurunan itu dipengaruhi oleh tingkat kesembuhan pasien yang kian meningkat, dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, serta gencarnya pelacakan kontak erat kasus positif Covid-19.
Panglima Komando Daerah Militer Jaya merangkap Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mayor Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman, mengatakan, paparan kasus Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dari Januari hinga Februari 2021 terus menurun. Penurunan itu terlihat dengan kian berkurangnya jumlah pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
"Sekarang dengan adanya penurunan, pasien OTG yang ada di hotel dialihkan ke Tower 8 dan 9 Wisma Atlet Pademangan. Sementara pasien Covid-19 di Pademangan dialihkan ke Tower 4,5,6, dan 7 Wisma Atlet Kemayoran," kata Dudung, Sabtu (13/2/2021) di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Di Jakarta, kata Dudung, ada 8 hotel yang selama ini digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Meski sebagian pasien sudah dialihkan ke Wisma Atlet Pademangan, hotel-hotel itu masih tetap disiagakan untuk merawat pasien tanpa gejala jika sewaktu-waktu kembali terjadi lonjakan pasien Covid-19.
Satu orang yang terpapar akan ditanya kontak dengan siapa dan akan ditelusuri sampai yang terakhir melalui tes. Jadi, tidak ada alasan orang yang kontak erat itu berkeliaran dan menyebar. (Dudung Abdurachman)
Paparan Covid-19 di Jakarta menurun karena angka kesembuhan di Wisma Atlet terus meningkat. Setiap hari, jumlah pasien di Wisma Atlet yang sembuh rata-rata mencapai 300 orang.
"Ini pengaruh dari profesionalisme tenaga kesehatan. Mungkin karena sudah makin sering menangani pasien Covid-19 sehingga berpengaruh pada tingkat kesembuhan," tutur Dudung.
Faktor lain, yakni dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Kebijakan itu dinilai efektif lantaran para pelacak atau tracer dari petugas Bintara Pembina Desa (TNI) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Polri) terus menggencarkan pelacakan dan tes terhadap masyarakat yang kontak erat dengan orang positif Covid-19.
"Satu orang yang terpapar akan ditanya kontak dengan siapa dan akan ditelusuri sampai yang terakhir melalui tes. Jadi, tidak ada alasan orang yang kontak erat itu berkeliaran dan menyebar," ucap Dudung.
Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayor Jenderal dokter Tugas Ratmono, mengatakan, pelacakan dan pemantauan merupakan salah satu prioritas dari TNI selama pemberlakuan PPKM skala mikro di Jawa dan Bali di 7 provinsi. Untuk menggencarkan pelacakan, TNI mengerahkan 28 ribu tracer.
"Tugas mereka intinya bisa mengendalikan pergerakan orang yang tertular atau dicurigai kontak dengan orang positif Covid-19 agar tidak berkeliaran. Ini sangat penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19," kata Tugas.
Stabil turun
Tugas menambahkan, jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet hingga Sabtu, sebanyak 3.458 pasien atau tingkat ketersiaannya sebesar 57,79 persen. Jumlah itu berkurang dibandingkan keterisiaan pasien pada Jumat (12/2/2021) yang mencapai 57,91 persen.
Berdasarkan data dari RSDC Wisma Atlet, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat pada 24 Januari masih mencapai 5.036 pasien. Angka itu kemudian menurun menjadi 4.653 kasus pada 25 Januari.
Angka itu terus menurun dan selama Februari 2021, jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet berada pada kisaran 3.000-an orang. Penurunan jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet itu tidak terlepas dari angka kesembuhan yang kian tinggi, yakni mencapai 90 persen.
Dudung menambahkan, meski kasus menurun, masyarakat diingatkan untuk tidak lengah. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan, baik itu mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, harus tetap dijaga.
"Ini sangat efektif sekali dan membantu petugas di lapangan sehingga dapat kita bersama-sama menurunkan penularan Covid-19," ucap Dudung.