Pergerakan Massa Meningkat Akhir Pekan Ini, Kasus Covid-19 Dikhawatirkan Melonjak Lagi
Tidak ada larangan warga meninggalkan kotanya selama akhir pekan panjang ini. Mobilitas warga keluar kota pun meningkat. Penularan Covid-19 dikhawatirkan meningkat lagi.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara dan Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Jasa Marga mencatat arus lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi meningkat 11 persen dibandingkan dengan hari-hari reguler ketika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berlaku. Jumlah ini tidak sebanyak arus lalu lintas selama libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Kepala Humas PT Jasa Marga Dwimawan Heru, Jumat (12/2/2021), memberikan keterangan tentang total kendaraan bermotor roda empat dan lebih yang meninggalkan Jabodetabek adalah 146.889 unit yang bergerak satu hari sebelum Tahun Baru Imlek. Ruas terbanyak yang dilalui ialah ke arah timur dengan 75.883 unit kendaraan, yaitu melalui Gerbang Tol Cikampek Utama dan Kalihurip Utama.
Peringkat berikutnya ialah ruas ke arah barat, yaitu Cikupa dan Tangerang-Merak, sebanyak 38.427 kendaraan. Seanjutnya, jalur selatan melalui Ciawi dan jagorawi sebanyak 33.079 kendaraan.
Penyebab lonjakan kasus adalah pergerakan manusia secara masif. Apabila pemerintah sungguh ingin menekan kasus Covid-19, pergerakan di luar sektor esensial sebaiknya dilarang. (Pandu Riono)
”Setiap pengendara dan penumpang diminta bermasker dan menjaga jarak agar kendaraan tidak terlalu penuh. Di tempat peristirahatan, protokol kesehatan juga wajib ditegakkan,” kata Dwimawan.
Sebelumnya, pascalibur Natal pada 27 Desember 2020, Jasa Marga mencatat 179.000 kendaraan memasuki Ibu Kota. Adapun setelah Tahun Baru 2021, 322.764 kendaraan kembali ke Jakarta. Setelah kedua libur itu, kasus positif Covid-19 harian naik 2.000-3.000 kasus.
Peningkatan pergerakan warga juga terpantau pada layanan kereta api. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I Eva Chairunnisa mengatakan, pihaknya memperkirakan untuk periode 11-14 Februari akan ada 16.000 penumpang yang berangkat dari Jakarta. Khusus 11 Februari ada 10.200 penumpang yang berangkat. Jumlah ini tiga kali lebih besar daripada rata-rata hari PPKM, yakni 2.994 penumpang.
Setiap penumpang diwajibkan memakai masker dan perisai wajah dari mika. Mereka tidak boleh berangkat dalam keadaan demam. Di stasiun Pasar Senen ada pemeriksaan Genose dan sudah 9.834 calon penumpang menggunakannya.
Berdasarkan data terakhir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per 12 Februari, kasus baru 3.180 orang. Sehari sebelumnya, ada 2.514 kasus baru. Per Jumat kemarin, total ada 20.662 orang yang diisolasi/dirawat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit Dinas Kesehatan Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani mengatakan, kluster keluarga tetap diwaspadai karena menjadi pemicu terbanyak penyebaran virus korona baru. Pelaku perjalanan berpotensi menularkan virus kepada keluarga maupun orang lain yang ditemuinya.
Meskipun demikian, tidak ada ketentuan yang melarang warga DKI dan sekitarnya meninggalkan kotanya selama akhir pekan panjang ini sehingga mobilitas warga keluar kota terpantau meningkat.
Putar balik
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang jadi salah satu pilihan tujuan warga Ibu Kota untuk berwisata mencoba mengantisipasi lonjakan kedatangan turis dengan mewajibkan calon wisatawan menunjukkan hasil negatif Covid-19 minimal berdasarkan tes antigen.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Inspektur Satu Dicky Anggi Pranata mengatakan, pihaknya melapisi pengecekan surat hasil tes antigen di pos-pos pemeriksaan dengan tes usap antigen mobil. Petugas tes dari Satlantas Polres Bogor pergi ke lokasi yang ditentukan, lalu secara acak memilih orang yang bakal dites secara gratis.
Pemeriksaan dokumen hasil tes Covid-19 dilakukan di sembilan pos pemeriksaan surat hasil antigen di Bogor, yaitu di Ciawi, Gadog, dan Rindu Alam, untuk menyaring pelaku perjalanan menuju kawasan Puncak, serta di Babakan Madang, Sukaraja, Kemang, Dramaga, Ciomas, dan Cigombong.
Kebijakan Kabupaten Bogor berbeda dengan Kota Bogor dalam menekan mobilitas wisatawan. Di kota, Satgas Covid-19 memberlakukan sistem ganjil-genap. Dalam keterangannya, Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, pihaknya menggunakan instrumen surat hasil tes antigen karena yang mesti diperiksa untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah manusianya, bukan kendaraannya.
Pengecekan surat hasil tes antigen, menurut Ade, juga mampu menekan pergerakan ke Puncak. Di waktu normal, sekitar 25.000 kendaraan terpantau menuju Puncak setiap masa liburan. Dengan adanya pengecekan surat hasil tes antigen, tidak lebih dari 5.000 kendaraan yang masuk kawasan Puncak pada periode libur atau akhir pekan.
Dalam wawancara beberapa waktu lalu, epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Ruono menekankan penyebab lonjakan kasus adalah pergerakan manusia secara masif. Apabila pemerintah sungguh ingin menekan kasus Covid-19, pergerakan di luar sektor esensial sebaiknya dilarang.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) DKI Jakarta Baequni Boerman berpendapat, pola lonjakan kasus Covid-19 setiap setelah libur panjang sangat mungkin terulang. Sebab, sampai saat ini kesadaran masyarakat untuk sebisa mungkin di rumah dan menjauhi keramaian dinilai belum timbul.
”Sampai saat ini (edukasi dan pendampingan) belum serius dilakukan pemerintah, dengan melihat indikator perilaku masyarakat yang banyak melanggar protokol kesehatan,” ucap Baequni.
Ia pun menawarkan kepada pemerintah serta pemerintah daerah untuk bermitra dengan IAKMI Jakarta guna menjalankan pendampingan masyarakat.
”Selama dilakukan sendiri-sendiri dan tidak ada koordinasi, kita hanya akan menunggu bom waktu saja di mana ledakan pandemi menjadi tidak terkendali,” kata Baequni.