Tiga jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 teridentifikasi sehingga total sudah 43 korban teridentifikasi dari 62 korban dalam manifes penumpang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 bertambah tiga orang. Tim Disaster Victim Identification atau DVI Polri berhasil mengenali jenazah Yulian Andhika (33), Ratih Windania (32), dan Teofilus Lau Ura (22) melalui pencocokan asam deoksiribonukleat atau DNA.
Jumlah korban yang teridentifikasi per Rabu (20/1/2021) menjadi 43 orang. Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Komisaris Besar dr Ratna menyampaikan bahwa identifikasi jenazah ketiga korban menggunakan DNA pembanding dari ibu kandung masing-masing.
”Ratih merupakan anak dari Ibu Rahmawati yang teridentifikasi tanggal 15 Januari. Ternyata DNA mereka cocok lebih dari separuh,” ujar Ratna di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ratih terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta bersama anaknya, Yumna Fanisyatuzahra; kedua orangtuanya, Toni Ismail dan Rahmawati; serta keponakannya Athar Rizki Riawan.
Hingga Rabu malam atau operasi DVI ke-12, tercatat 43 korban teridentifikasi dari 62 korban dalam manifes penumpang. Tim juga menerima dan memeriksa 324 kantong jenazah dan 263 kantong properti.
”Kami serahkan lagi lima jenazah kepada keluarga sehingga total sudah 32 jenazah diserahkan untuk dimakamkan,” kata Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Komisaris Besar Hery Wijatmoko.
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan 40 dokumen untuk korban yang telah teridentifikasi. Sebanyak 29 dokumen sudah diserahkan kepada keluarga.
”Dokumen lain tengah berproses dan menunggu konfirmasi dari keluarga untuk diserahkan di daerah atau bersamaan dengan penyerahan jenazah. Kalau di daerah penyerahan dokumen melalui kepala daerah masing-masing,” ujar Direktur Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Handayani Ningrum.