Kapal Rumah Sakit Bantu Pencarian Korban Sriwijaya Air
Kapal Republik Indonesia Semarang-594 membantu pencarian dan penyelamatan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal Republik Indonesia Semarang-594 menjadi kapal markas dalam pencarian dan penyelamatan korban Sriwijaya Air-182 rute Jakarta-Pontianak, Senin (11/1/2021). Kapal rumah sakit ini menyediakan satu mobil terapi oksigen hiperbarik untuk para penyelam.
Kapal yang dikomandoi Letkol (P) Afrilian ini putar haluan dari perjalanannya untuk Upacara Darma Samudra memperingati hari pahlawan pada 15 Januari di Natuna, Kepulauan Riau. Kapal berada di sekitaran Tanjung Uban sebelum masuk perintah untuk bergeser ke lokasi pencarian dan penyelamatan di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pada Senin (11/1/2021), sekitar pukul 11.00, kapal bertolak dari Dermaga JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan pukul 13.00 tiba di lokasi pencarian dan penyelamatan. Jaraknya sekitar 2 mil dari KRI Rigel-933 dan KRI Kurau-856.
Letnan Dua Laut (T) Kurniawan sebagai Perwira Divisi Mesin Pokok menyebutkan bahwa kapal markas berfungsi seperti kapal induk dari operasi pencarian dan penyelamatan. Dengan begitu, temuan di titik-titik pencarian terlebih dulu dibawa ke kapal ini sebelum dipindahkan ke posko di Dermaga JICT.
”KRI Semarang lempar jangkar di lokasi pencarian. Kapal difungsikan sebagai kapal markas. Paling tidak sepekan akan berada di sini (lokasi pencarian),” ucap Kurniawan.
Kapal ini memiliki dua unit landing craft utility atau kapal pasukan amfibi untuk mengangkut peralatan dan pasukan ke pantai dan dua unit landing craft vehicle personnel atau sekoci pendarat pasukan amfibi. Empat kapal itu akan membantu operasi pencarian dan penyelamatan.
Selain itu, kapal memiliki fasilitas kesehatan, seperti kontainer medis. Kontainer medis berfungsi untuk misi kemanusiaan atau tindakan medis di tempat layaknya rumah sakit apung.
Kapal ini juga menyediakan satu mobil terapi oksigen hiperbarik untuk para penyelam. Tujuannya agar penyelam yang mengalami gangguan bisa tertangani dengan segera.
Sersan Mayor Nurcahyo, penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI Angkatan Laut, menuturkan, para penyelam yang mengalami gangguan dapat langsung dibawa ke kapal untuk terapi. Dengan begitu, pencarian dan penyelamatan bisa berjalan dengan baik. ”Para penyelam di KRI Semarang sifatnya mendukung operasi,” ujar Nurcahyo.