Proses Identifikasi Terhambat Sulitnya Pencarian Jenazah Korban
Identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC masih menunggu data yang lebih lengkap dari keluarga dan penelusuran di lokasi kejadian. Data yang terkumpul saat ini dianggap belum cukup.
Oleh
ADITYA DIVERANTA/FAJAR RAMADHAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC yang berjalan pada Minggu (10/1/2021) belum membuahkan hasil signifikan. Hal tersebut terhambat proses pencarian jenazah korban di lokasi kejadian.
Komandan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Komisaris Besar Hery Widijatmoko menuturkan, kondisi jenazah di lokasi kejadian kerap ditemukan secara tidak utuh. Tim gabungan masih bekerja keras mencari meski kondisi jenazah tidak lagi sempurna.
Hingga Minggu sore, sudah ada tujuh kantong jenazah yang diangkut menuju Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Dari kantong yang terdiri dari bagian-bagian tubuh itu, belum ditemukan jenazah yang teridentifikasi.
”Tim masih berusaha keras mendapatkan seluruh jenazah serta data untuk identifikasi dari keluarga. Sebagian jenazah saat ini berupa bagian tubuh, dan masih akan terus kami cari sepanjang hari ini,” ujar Hery, Minggu.
Proses pengumpulan data antemortem untuk identifikasi juga masih berlangsung. Hery menjelaskan, proses identifikasi mungkin masih akan menunggu data terkumpul lebih banyak lagi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono menuturkan, tim DVI telah menerima 21 sampel DNA dari keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC.
Sampel DNA keluarga nantinya akan berguna untuk proses identifikasi jenazah. Selain sampel DNA, tim juga mengupayakan sampel dari sidik jari, rekam gigi, serta foto pakaian atau aksesori terakhir yang dipakai korban.
Rusdi memohon bantuan dari pihak keluarga untuk proses identifikasi. ”Data sidik jari dari ijazah atau berkas lainnya, atau keterangan apa pun itu dapat membantu tim DVI dalam proses identifikasi,” ucapnya dalam konferensi pers.
Sejumlah keluarga masih menunggu kabar terkait kepastian identitas para penumpang. Demianus Mahulette (56), warga Makassar, Sulawesi Selatan, bergegas menuju Jakarta pada Minggu pagi untuk melaporkan sejumlah data terkait anaknya yang ada di dalam daftar manifes. Demi kepastian informasi, dia berencana tetap di Jakarta hingga beberapa hari ke depan.
”Saya dan menantu masih akan menginap di kawasan Slipi, Jakarta Barat, sambil menunggu informasi status identitas Ricko, anak saya. Semuanya serba darurat dan saya sudah berencana untuk tetap di sini,” katanya.
Tony P (30) juga menunggu kabar terkait adiknya yang ada di dalam daftar manifes, Angga Fernanda Afrian (26). Dia dan sejumlah saudara menetap di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat, sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.
Terkait itu, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadli Imran mengharapkan agar keluarga bisa tabah menunggu kabar pencarian korban kecelakaan tersebut. ”Saya turut berduka cita. Nanti akan ada yang melayani dari aparat bertugas,” ucapnya dalam kunjungan singkat ke posko antemortem.