Selama Dua Hari, 322.764 Kendaraan ke Arah Jakarta via Tol
Jika dihitung per hari, volume kendaraan yang mengarah ke Jakarta pada Minggu tetap paling besar selama periode arus balik libur Natal dan Tahun Baru kurun 1-3 Januari.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama Sabtu-Minggu (2-3/1/2021), PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat 322.764 kendaraan mengarah ke Jakarta melalui jalan tol dari timur, barat, dan selatan. Volume kendaraan pengujung libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 lebih tinggi 5,2 persen dibandingkan lalu lintas normal selama pandemi Covid-19.
”Mayoritas, yaitu 55,3 persen dari arah timur, sedangkan 25,9 persen dari barat dan 18,8 persen dari selatan,” kata Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru melalui keterangan tertulis, Senin (4/1/2020) siang. Angka 322.764 kendaraan merupakan akumulasi arus lalu lintas yang menuju Jakarta dari sejumlah gerbang tol barrier/utama, yaitu GT Cikupa dari arah barat, GT Ciawi dari selatan, serta GT Cikampek Utama dan Kalihurip Utama dari timur.
Heru menuturkan, dari arah timur, mengalir 178.479 kendaraan selama Sabtu-Minggu, atau naik 18,9 persen dibandingkan waktu normal selama pandemi. Meski demikian, volume kendaraan dari arah barat dan selatan sebenarnya turun dibandingkan lalu lintas normal pandemi. Sebanyak 83.620 kendaraan mengarah ke Jakarta dari barat atau turun 0,8 persen dan 60.665 kendaraan dari selatan atau turun 16,3 persen.
Jika dihitung per hari, volume kendaraan yang mengarah ke Jakarta pada Minggu tetap paling besar selama periode arus balik libur Natal dan Tahun Baru kurun 1-3 Januari. Pada 1 Januari 2021, ada 106.058 kendaraan mengarah Jakarta, pada 2 Januari 2021 ada 144.550 kendaraan, dan 3 Januari 2021 mencapai 178.214 kendaraan.
Itu membuat rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas, terutama di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, sempat diberlakukan di hari Minggu. General Manager Representative Office 1 Jasamarga Transjawa Tollroad Regional Division Widiyatmiko Nursejati menyebutkan, pihaknya menerapkan sistem lawan arah (contraflow) di Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta dari Km 53 hingga Km 47 sejak pukul 15.50.
Karena belum memadai, sistem lawan arah mulai pukul 16.30 diperpanjang menjadi Km 65-Km 47. Namun, kepadatan kemudian lebih terkendali sehingga pukul 17.15 sistem lawan arah diperpendek menjadi dari Km 61 sampai Km 47. Sistem lawan arus dihentikan pukul 19.15 setelah arus kendaraan dinilai lancar.
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta (PT KAI Daop 1 Jakarta) mencatat kedatangan penumpang kereta ke arah Jakarta pada Senin masih lebih tinggi dibandingkan waktu normal selama pandemi. Dari 37 KA yang datang, ada 14.772 konsumen yang tiba di area Daop 1 Jakarta, meliputi stasiun-stasiun di Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Cikampek.
”Pada hari normal di masa pandemi, rata-rata volume kedatangan biasanya hanya berkisar 3.500-5.000 pada libur akhir pekan,” kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis.
Namun, jumlah penumpang yang datang ke Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (3/1/2021) masih paling tinggi dibandingkan hari-hari lain selama periode libur Natal dan Tahun Baru, yakni mencapai 16.374 pengguna jasa dari 39 KA.
Secara total, ada 49.579 penumpang yang tiba di area Daop 1 Jakarta kurun 31 Desember 2020-4 Januari 2021, baik di Stasiun Pasar Senen dan Gambir maupun sejumlah stasiun lain yang melayani pemberhentian penumpang KA jarak jauh, seperti Jakarta Kota, Jatinegara, Bekasi, Karawang, dan Cikampek.
Eva menambahkan, sekitar 41.500 calon pengguna jasa kereta telah mengakses layanan tes cepat antigen di stasiun terkait pengendalian penularan Covid-19. Itu merupakan data sejak layanan pertama kali dibuka 21 Desember hingga 3 Januari, yang tersedia di Stasiun Gambir dan Pasar Senen.
Eva memastikan pihaknya melarang calon pengguna dengan hasil tes antigen positif untuk masuk ke kereta dan PT KAI pun bersedia mengembalikan biaya tiket ke calon penumpang yang bersangkutan. Namun, PT KAI juga mengantisipasi jika ternyata tetap ada penumpang yang memiliki gejala diduga Covid-19 dengan menyediakan ruang isolasi sementara, baik di stasiun maupun di rangkaian kereta. Penumpang diwajibkan mengenakan pelindung muka yang diberikan petugas sepanjang perjalanan serta diimbau memakai baju lengan panjang.
Di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, pengelola Rumah Sakit Darurat Covid-19 atau RSDC bersiap dengan kemungkinan melonjaknya jumlah pasien positif yang disertai gejala pasca-libur Natal dan Tahun Baru. Menurut rencana, akan ada tambahan tempat perawatan khusus pekan depan, berupa 50 tempat tidur intermediate care unit (IMCU).
”Kami siapkan di Menara 7 lantai 2 sebanyak 50 bed. Sudah ter-install (terpasang), minggu depan mudah-mudahan beroperasi,” tutur Humas RSDC Wisma Atlet Letnan Kolonel (Mar) drg M Arifin.
Ia menjelaskan, IMCU hampir setara dengan high care unit (HCU), yang levelnya di atas kamar perawatan biasa, tetapi masih di bawah intensive care unit (ICU). Di tempat perawatan khusus, satu perawat melayani lima pasien dan terdapat dokter yang senantiasa bersiaga.
Arifin menuturkan, pengoperasian tambahan tempat perawatan khusus ini juga merespons makin banyaknya pasien bergejala di Wisma Atlet yang kondisinya menurun, antara lain terindikasi dari penurunan saturasi oksigen (kadar oksigen dalam darah) hingga di bawah 95 persen. Batas amannya adalah 96 persen ke atas. Mereka memerlukan setidaknya alat terapi oksigen bertekanan tinggi (high flow nasal cannula/HFNC) guna menyuplai oksigen secara memadai ke paru-paru.
Saat ini, RSDC Wisma Atlet memiliki 45 tempat tidur HCU serta 5 tempat tidur ICU transisi. ICU transisi merupakan tempat perawatan untuk menstabilkan kondisi pasien yang hendak dibawa ke ICU permanen rumah sakit rujukan. Wisma Atlet baru mampu menangani pasien bergejala ringan-sedang sehingga pasien bergejala berat mesti dirujuk ke rumah sakit yang memiliki ICU.
”Kondisi sekarang dibanding dulu, lebih banyak orang yang membutuhkan oksigen,” ujar Arifin. Itu membuat HCU dan ICU transisi di RSDC senantiasa penuh dan timbul antrean.
Namun, lanjut Arifin, pihaknya berencana membuat ICU permanen di RSDC dengan 40 tempat tidur, selain menyiapkan IMCU. Saat ini, tempat tidur dengan rancangan khusus untuk ICU sudah tersedia di sana dan menunggu dipasang.
Berdasarkan data terkini, 2.932 pasien bergejala dirawat di Wisma Atlet. Sementara pasien tanpa gejala yang menempati Flat Isolasi Mandiri di Menara 5 berjumlah 957 orang.