Antisipasi Dampak Liburan, Wisma Atlet Tambah Tempat Perawatan Khusus
Pengoperasian tambahan tempat perawatan khusus juga merupakan respons atas makin banyaknya pasien bergejala di RSDC Wisma Atlet yang kondisinya menurun, antara lain terindikasi dari penurunan saturasi oksigen.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pascalibur Natal dan Tahun Baru, pengelola Rumah Sakit Darurat Covid-19 atau RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, bersiap dengan kemungkinan melonjaknya jumlah pasien positif yang disertai gejala. Menurut rencana, akan ada tambahan tempat perawatan khusus pekan depan berupa 50 tempat tidur intermediate care unit atau IMCU.
”Kami siapkan di menara tujuh lantai dua sebanyak 50 bed (tempat tidur). Sudah ter-install (terpasang). Mudah-mudahan minggu depan beroperasi,” kata Letnan Kolonel (Laut) dokter gigi M Arifin dari Humas RSDC Wisma Atlet saat dihubungi, Senin (4/1/2021) pagi.
Arifin menjelaskan, IMCU hampir setara dengan high care unit (HCU), yang levelnya di atas kamar perawatan biasa tetapi masih di bawah intensive care unit (ICU). Di tempat perawatan khusus, satu perawat melayani lima pasien dan terdapat dokter yang senantiasa bersiaga.
Kami siapkan di menara tujuh lantai dua sebanyak 50 bed (tempat tidur). Sudah ter-install (terpasang). Mudah-mudahan minggu depan beroperasi.
Arifin menuturkan, pengoperasian tambahan tempat perawatan khusus ini juga merespons makin banyaknya pasien bergejala di Wisma Atlet yang kondisinya menurun, antara lain terindikasi dari penurunan saturasi oksigen (kadar oksigen dalam darah) hingga di bawah 95 persen. Batas amannya yakni 96 persen ke atas. Mereka memerlukan setidaknya alat terapi oksigen bertekanan tinggi (high flow nasal cannula/HFNC) guna menyuplai oksigen secara memadai ke paru-paru.
Saat ini, RSDC Wisma Atlet memiliki 45 tempat tidur HCU serta 5 tempat tidur ICU transisi. ICU transisi merupakan tempat perawatan untuk menstabilkan kondisi pasien yang hendak dibawa ke ICU permanen rumah sakit rujukan. Wisma Atlet baru mampu menangani pasien bergejala ringan-sedang sehingga pasien bergejala berat mesti dirujuk ke sejumlah rumah sakit yang memiliki ICU.
”Kondisi sekarang dibandingkan dulu lebih banyak orang yang membutuhkan oksigen,” ujar Arifin. Itu membuat HCU dan ICU transisi di RSDC senantiasa penuh dan timbul antrean.
Namun, kata Arifin, pihaknya berencana membuat ICU permanen di RSDC dengan 40 tempat tidur, selain menyiapkan IMCU. Saat ini, tempat tidur dengan rancangan khusus untuk ICU sudah tersedia di sana dan menunggu dipasang.
Berdasarkan data terkini, 2.932 pasien bergejala dirawat di Wisma Atlet. Adapun pasien tanpa gejala yang menempati flat isolasi mandiri di menara lima berjumlah 957 orang.
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta mencatat kedatangan penumpang kereta ke arah Jakarta pada Senin masih lebih tinggi dibandingkan waktu normal selama pandemi. Dari 37 KA yang datang, ada 14.772 konsumen yang tiba di area Daop 1 Jakarta, meliputi stasiun-stasiun di Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Cikampek.
”Pada hari normal di masa pandemi, rata-rata volume kedatangan biasanya hanya 3.500-5.000 pada libur akhir pekan,” kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis. Namun, jumlah penumpang yang datang ke Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (3/1/2021) masih paling tinggi dibandingkan hari-hari lain selama periode libur Natal dan Tahun Baru, yakni mencapai 16.374 pengguna jasa dari 39 KA.
Secara total, ada 49.579 penumpang yang tiba di area Daop 1 Jakarta kurun 31 Desember 2020-4 Januari 2021, baik di Stasiun Pasar Senen dan Gambir maupun sejumlah stasiun lain yang melayani pemberhentian penumpang KA jarak jauh seperti Jakarta Kota, Jatinegara, Bekasi, Karawang, dan Cikampek.
Eva menambahkan, sekitar 41.500 calon pengguna jasa kereta telah mengakses layanan tes cepat antigen di stasiun terkait pengendalian penularan Covid-19. Itu merupakan data sejak layanan pertama kali dibuka tanggal 21 Desember hingga 3 Januari, yang tersedia di Stasiun Gambir dan Pasar Senen.
Eva memastikan, pihaknya melarang calon pengguna dengan hasil tes antigen positif untuk masuk ke kereta dan PT KAI pun bersedia mengembalikan biaya tiket ke calon penumpang yang bersangkutan. Namun, PT KAI juga mengantisipasi jika ternyata tetap ada penumpang yang memiliki gejala diduga Covid-19 dengan menyediakan ruang isolasi sementara baik di stasiun maupun di rangkaian kereta. Penumpang diwajibkan mengenakan pelindung muka yang diberikan petugas sepanjang perjalanan dan diimbau memakai baju lengan panjang.