Keluhan siswa dari keluarga tak mampu antara lain soal uang jajan habis untuk beli pulsa. Mau minta ke orangtua juga susah karena ekonomi keluarga menurun gara-gara Covid-19.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan memberikan kartu paket data dari PT Telkomsel untuk para siswa SMP dan SMA yang kesulitan belajar daring karena tidak memiliki pulsa cukup. Sekolah-sekolah diminta melakukan pendataan dan memberikannya kepada dinas paling lambat Kamis (27/8/2020) sore.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sonny Juhersoni dari Humas Dinas Pendidikan Jakarta sebagai inisiatif pemerintah provinsi membantu siswa. Pandemi Covid-19 masih berlangsung selama hampir enam bulan. Walaupun melindungi siswa dari risiko penularan karena tidak perlu hadir di sekolah, mereka banyak mengeluhkan besarnya biaya untuk membeli pulsa.
Suryani Indrastuti, seorang siswa kelas XII di salah satu SMA negeri di Jakarta, mengutarakan beratnya beban pulsa yang harus ditanggung. Setiap hari, ia harus mengikuti tiga mata pelajaran (mapel) yang masing-masing berlangsung 1,5 jam.
Uang jajan habis untuk beli pulsa. Mau minta ke orangtua juga susah karena ekonomi keluarga menurun gara-gara Covid-19. (Suryani Indrastuti)
Guru dan siswa wajib melakukan tatap muka virtual melalui Google Classroom, Google Meet, atau Zoom selama 15 menit ketika pelajaran dimulai dan 15 menit sebelum pelajaran berakhir. Artinya setiap hari ada 90 menit Suryani harus hadir secara virtual. Di sela-sela 15 menit tersebut ia harus mengerjakan tugas yang modulnya diunduh dari internet. Materi pelajaran juga dicari di berbagai situs internet yang telah diverifikasi oleh guru.
”Uang jajan habis untuk beli pulsa. Mau minta ke orangtua juga susah karena ekonomi keluarga menurun gara-gara Covid-19,” katanya.
Di SMAN 34 Jakarta Selatan kendala pulsa ini diatasi dengan berbagai inisiatif. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Hadi Siswanto mengatakan, untuk siswa yang tidak memiliki telepon pintar, para orangtua dan wali di setiap angkatan patungan membelikannya. Ada pula yang meminjamkan telepon pintar jika pada keluarga tersebut ada telepon yang tidak dipakai.
Inisiatif dari sekolah adalah memakai bantuan operasional sekolah (BOS) untuk biaya pulsa bagi para siswa yang kesulitan. Sejak awal Agustus, sekolah didatangi oleh perusahaan penyedia jasa seluler PT Hutchison 3 Indonesia (Tri). Mereka menawarkan kartu pulsa pascabayar yang tanpa batas jika digunakan pada pukul 01.00 hingga 17.00. Harganya diecer Rp 60.000 per kartu.
Dari 893 siswa, wali kelas dan komite sekolah memetakan ada 135 siswa yang benar-benar tidak mampu memenuhi kebutuhan pulsa. Jumlah itu lalu ditambah dengan guru-guru honorer, petugas tata usaha, dan petugas keamanan. Total ada 165 warga SMAN 34 Jakarta yang dibelikan kartu dari Tri.
Terkait program dari dinas pendidikan, Hadi menuturkan akan mendata kembali siswa di luar 135 orang tersebut yang masih membutuhkan bantuan pulsa. Setelah diverifikasi oleh komite sekolah baru diserahkan kepada dinas.