Mobilitas Warga Meningkat Setelah Penerapan PSBB Transisi
Pergerakan dalam kota warga Jakarta mulai kembali meningkat pasca-penerapan PSBB transisi. Hasil analisis data mobilitas warga menunjukkan peningkatan aktivitas perjalanan selama dua pekan terakhir.
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pergerakan dalam kota warga Jakarta mulai kembali meningkat pasca-pembatasan sosial berskala besar transisi. Hasil analisis data mobilitas warga oleh sejumlah perusahaan teknologi menunjukkan peningkatan aktivitas perjalanan masyarakat pada dua pekan terakhir.
Tanpa menjalankan protokol kesehatan secara disiplin, potensi peningkatan kasus masih terus terbuka.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh perusahaan GPS TomTom, kondisi lalu lintas di Jakarta pada Senin (15/6/2020) pagi menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan sepekan terakhir.
Pada periode rush hour yang biasa terjadi pada pukul 08.00, tingkat kemacetan (congestion level) mencapai angka 29 persen. Padahal, pada sepekan sebelumnya tidak pernah mencapai tingkatan tersebut; hanya 13-19 persen.
Mobilitas warga di jalan raya selama pekan lalu (8-13 Juni 2020) juga menunjukkan peningkatan yang hampir berlipat ganda dibandingkan pada pertengahan Maret, di awal-awal Covid-19 terdeteksi di Indonesia.
Pada 23 Maret, rata-rata tingkat kemacetan (congestion level) hanya 11 persen. Namun, 11 pekan kemudian, pada 8 Juni, tingkat kemacetan menjadi 19 persen. Meski demikian, ini masih cukup rendah dibandingkan periode normal, di mana kemacetan terjadi di 43-53 persen ruas jalan.
Mobilitas warga di jalan raya selama pekan lalu (8-13 Juni) juga menunjukkan peningkatan yang hampir berlipat ganda dibandingkan pada pertengahan Maret, di awal-awal Covid-19 terdeteksi di Indonesia.
Bahkan, apabila menilik data Apple Maps Mobility Trends Reports, per akhir pekan lalu, Sabtu (13/6/2020), jumlah permintaan pencarian rute perjalanan telah melampaui patokan kondisi normal yang diambil pada 13 Januari 2020.
Jumlah permintaan pencarian rute perjalanan untuk kendaraan bermotor pada akhir pekan lalu 4 persen lebih tinggi dibandingkan baseline. Untuk rute pejalan kaki, jumlah pencariannya bahkan 23 persen lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Sebagai perbandingan, jumlah permintaan pencarian rute berada pada angka minus 60 persen pada periode April–Mei lalu.
Seperti yang diketahui, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi telah dimulai sejak 5 Juni yang lalu melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 51 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat, Sehat, Aman Dan Produktif.
Peningkatan mobilitas masyarakat sejak berlakunya PSBB transisi ini dinilai harus disikapi secara bijaksana. Hal ini karena, menurut Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko, kurva epidemi di Jakarta masih fluktuatif.
Berdasarkan portal data milik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, jumlah kasus positif harian selama dua pekan terakhir (1-13 Juni) naik-turun dari kisaran 62-194 kasus per hari. ”Jadi ini kalau (PSBB) dibuka, ya belum aman,” kata Tri saat dihubungi, Senin.
Epidemiolog dan pakar biostatistik FKM UI, Pandu Riono, menilai kepatuhan masyarakat untuk tetap di rumah telah menurun.
Untuk itu, perlu peningkatan upaya penceghaan lain untuk menekan angka penyebaran, yakni lebih disiplin cuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker, dan menjaga jarak minimal 1 meter.