Perpanjangan Jalur MRT ke Tangerang Selatan Masih Dikaji
Perpanjangan jalur MRT sangat penting bagi warga Tangerang Selatan. Sebab, sekitar 70 persen dari 1,5 juta penduduk Tangerang Selatan hilir mudik ke Jakarta.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengusulkan perpanjangan jalur moda raya terpadu atau MRT dari Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ke Kota Tangerang Selatan, Banten. Perpanjangan ini guna mendukung mobilitas warga yang kian tinggi.
Menurut rencana, perpanjangan akan dimulai dari Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Dari Pondok Cabe, jalur MRT akan memutar ke Kota Tangerang.
Jalur baru dari Stasiun Lebak Bulus direncanakan melintasi Stasiun Universitas Muhammadiyah Jakarta, Stasiun UIN Syarif Hidayatullah, Stasiun Pasar Ciputat, Stasiun Pustekkom, dan Stasiun Pondok Cabe. Dari Stasiun Pamulang Barat berlanjut ke Stasiun Pondok Benda, Stasiun Babakan, Stasiun Puspiptek, Stasiun Rawa Buntu, dan Kota Tangerang.
Direktur Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Edi Nursalam, dihubungi dari Jakarta, Jumat (6/12/2019), mengatakan, pihaknya sedang dalam proses pra-studi kelayakan untuk menentukan sasaran dan kendala dalam kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) terkait penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum.
Pra-studi kelayakan mencakup, antara lain, memastikan kesesuaian regulasi, mengkaji peran dan tanggung jawab setiap pemangku kepentingan, manfaat ekonomi dan sosial KPBU, serta menyusun rencana komersial.
”Menurut rencana, KPBU akan berlangsung tahun 2020,” ujar Edi.
Perpanjangan jalur MRT sangat penting bagi warga Tangerang Selatan. Sebab, sekitar 70 persen dari 1,5 juta penduduk Tangerang Selatan hilir mudik ke Jakarta.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meyakini mobilitas warga akan sangat terbantu dengan adanya MRT karena bertambahnya pilihan transportasi massal.
Hemat pembebasan lahan
Kendati demikian, ujar Benyamin, belum ada komunikasi lanjutan antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan BPTJ perihal rencana perpanjangan jalur MRT. Komunikasi terakhir tahun lalu membahas skema pembiayaan pembangunan jalur tersebut.
Berkaitan dengan perpanjangan jalur itu, Pemkot Tangerang Selatan mengusulkan agar jalur MRT dibangun di median jalan guna mengurangi pembebasan lahan. Menurut Benyamin, usulan itu sudah disampaikan kepada Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Kami akan minta pemerintah pusat dan investor untuk menanggung biaya pengadaan lahan,” katanya.
Dukung
PT MRT Jakarta mendukung rencana perpanjangan jalur dengan mengadakan survei pra-studi kelayakan. Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menyebutkan, survei tersebut dilakukan sejak tahun lalu atas permintaan BPTJ.
Meski telah membuat survei pra-studi kelayakan, kata William, belum ada surat tugas resmi yang diberikan pemerintah pusat. Surat tugas ini penting untuk menindaklanjuti rencana pembangunan ke tahap studi kelayakan.
”Intinya, untuk melanjutkan proyek perpanjangan rute dengan skema KPBU, harus jelas penunjukan pihak yang berperan sebagai penanggung jawab proyek kerja sama. Setelah itu, baru bisa membahas soal rencana kerja sama,” ucap William.
Penanggung jawab yang dimaksud ialah Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Banten, atau Pemerintah Kota Tangerang Selatan.