Memahami ”Binary Option” dan Pasar Derivatif
Ibarat anak SD yang baru mulai belajar penjumlahan, tetapi sudah mau menyelesaikan soal ujian kalkulus. Begitulah jika seseorang belum memahami pasar primer, tetapi sudah masuk ke pasar derivatif.
Instrumen investasi terbagi dua, yaitu instrumen investasi di pasar primer dan di pasar derivatif atau turunan. Harga instrumen di pasar primer berdasarkan harga pasarnya secara langsung. Misalnya, saham, obligasi, mata uang, dan komoditas di pasar spot.
Naik atau turunnya harga saham langsung terlihat saat itu juga selama perdagangan berlangsung. Demikian pula dengan komoditas di pasar spot, naik atau turunnya langsung dapat dilihat.
Seseorang yang berinvestasi pada instrumen pasar primer akan mengalami tiga kemungkinan, harga instrumennya naik, turun, atau tidak menampakkan tren (sideways).
Prinsip transaksinya pun sederhana, membeli saat harga murah dan menjualnya saat harga tinggi. Atau, sebaliknya, membeli pada saat harga mahal dan menjual rugi ketika harga turun (cut loss).
Sementara pasar derivatif merupakan kontrak jual beli yang disepakati oleh dua pihak atau lebih. Kontrak tersebut berdasarkan harga aset atau instrumen investasi yang menjadi dasarnya (underlying).
Adapun instrumen investasi yang menjadi dasar adalah instrumen yang berada di pasar primer. Itulah sebabnya pasar ini disebut pasar turunan atau derivatif karena mengacu pada instrumen lain, seperti saham, komoditas, sebuah indeks, dan tingkat suku bunga.
Baca juga: Indra Kenz, "Crazy Rich Medan", Ditahan atas Kasus Penipuan Binomo
Tanpa adanya instrumen pasar primer, tidak ada pasar derivatif. Harga di pasar derivatif dipengaruhi oleh harga instrumen di pasar primer. Namun, harga di pasar derivatif tidak memengaruhi instrumen utamanya.
Contoh instrumen yang paling sering ditransaksikan pada pasar derivatif adalah kontrak berjangka, kontrak opsi, dan swap. Fungsi dari pasar derivatif, antara lain, menjadi posisi lindung nilai terhadap instrumen. Transaksi ini dapat dilakukan di dalam bursa, seperti di bursa Chicago Mercantile Exchange dan Chicago Board Option Exchange, atau dapat juga di luar bursa (over the counter/OTC).
Instrumen pada pasar derivatif ini memungkinkan keuntungan yang besar. Risikonya pun lebih besar dibandingkan instrumen di pasar primer karena sebagian besar transaksi di pasar derivatif menggunakan leverage (dana pinjaman) atau margin.
Baca juga: Memanfaatkan Aplikasi Manajemen Kekayaan
Leverage membentuk daya ungkit keuntungan karena dengan modal kecil investor atau trader dapat bertransaksi seolah memiliki modal lebih besar. Sebaliknya, ketika rugi tidak jarang investor harus menambah modal lagi karena sudah tergerus.
Sementara dengan margin, investor hanya perlu menaruh sebagian kecil dari kebutuhan transaksi ketika membuka posisi. Demikian pula jika harga bergerak berlawanan dengan transaksi yang dibuka, tidak jarang broker meminta margin tambahan atau menutup transaksi dengan paksa sehingga trader merugi.
Berbeda dengan transaksi pada pasar primer, transaksi di pasar derivatif jauh lebih rumit. Kontrak berjangka, misalnya, merupakan kontrak antara penjual dan pembeli atas sebuah aset.
Baca juga: Kasus Investasi Bodong Binomo, Naik ke Penyidikan Bareskrim Polri
Aset ini berasal dari instrumen pasar primer, seperti saham, indeks, atau komoditas. Dalam kontrak tersebut disebutkan kualitas, waktu, dan harga di masa depan. Misalnya, enam bulan ke depan Ibu A berniat membeli emas sebanyak 200 gram.
Dia lalu membuat kontrak dengan penjual emas, akan membeli emas sebanyak 200 gram pada harga Rp 500.000 per gram. Enam bulan kemudian, penjual menyerahkan emas sebanyak 200 gram dan menerima uang Rp 100 juta.
Jika saat penyerahan harga emas naik menjadi Rp 520.000 per gram, Ibu A tetap membayar Rp 500.000. Jika harga emas turun menjadi Rp 480.000, Ibu A juga tetap membayar Rp 500.000. Kontrak ini dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.
Baca juga: SBN Retail, Pilihan Aman Investasi 2022
Sementara untuk opsi, mirip dengan kontrak berjangka, yakni persetujuan jual beli aset sudah ditentukan harga, jumlah, dan waktunya. Perbedaannya, pembeli opsi tidak wajib melaksanakan kewajibannya untuk membeli atau menjual aset atau instrumen tersebut.
Tidak seperti transaksi pada pasar primer yang pada dasarnya hanya jual dan beli, opsi memiliki belasan strategi transaksi. Opsi terbagi menjadi dua jenis besar, yaitu call option berupa hak untuk membeli instrumen atau aset dan put option berupa hak untuk menjual. Misalnya, covered call, bull callspread, bear put spread, protective collar, long straddle, iron condor, iron butterfly, dan sebagainya.
Contoh sederhana call option pada saham. Bapak B membeli opsi saham yang memberinya hak untuk membeli saham PT ABC pada harga Rp 5.000 per saham hingga opsi berakhir satu bulan lagi. Harga kontrak opsi yang disebut premi dibeli seharga Rp 50.
Baca juga: Enam Korban Binomo Jalani Pemeriksaan di Bareskrim Polri
Meski bulan depan harga saham ABC naik menjadi Rp 6.000 per saham, Bapak A dapat membelinya dengan harga Rp 5.000 saja sehingga ada keuntungan. Sebaliknya, jika harga saham ABC turun menjadi Rp 4.500 per saham, Bapak B tidak perlu melaksanakan haknya. Jika haknya dilakukan, Bapak B akan rugi Rp 500 per saham. Sebaliknya, jika hal itu tidak ia laksanakan, ia hanya rugi Rp 50, seharga premi.
Opsi biner atau binary option merupakan salah satu strategi yang terdapat dalam kontrak opsi. Strategi transaksinya sederhana dibandingkan strategi lainnya, yakni hanya menebak dua arah. Oleh sebab itu disebut biner, dalam jangka waktu singkat.
Baca juga: Bagaimana Mengelola "Uang Kaget"?
Produk inilah yang sering disalahgunakan karena diperdagangkan pada platform daring broker tidak teregulasi, selain juga dilakukan di luar tiga bursa Amerika Serikat yang memiliki izin untuk memfasilitasi perdagangan opsi biner.
Adapun swap adalah kontrak untuk menukar aset yang menghasilkan arus kas dengan aset lain. Misalnya, perusahaan yang menukarkan pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dengan pinjaman bersuku bunga tetap, atau sebaliknya.
Investasi bodong
Potensi keuntungan pada instrumen derivatif banyak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengemasnya sebagai investasi yang sebenarnya bodong. Kalau 20 tahun lalu, investasi bodong dikemas dalam ”produk tradisional”, seperti produk pertanian, koperasi, dan arisan. Belakangan, banyak investasi bodong yang berkedok instrumen derivatif.
Kebanyakan orang silau dengan iming-iming keuntungan, tetapi lupa dengan risiko pasar derivatif yang menggunakan leverage dan margin. Selain iming-iming imbal hasil tinggi, instrumen di pasar derivatif sering juga disalahgunakan sebagai investasi bodong karena terdengar sangat canggih. Orang yang terjebak pada investasi bodong berkedok instrumen di pasar derivatif belum tentu paham apa dan bagaimana pasar derivatif.
Baca juga: Korban Binomo Berunjuk Rasa di Mabes Polri, Minta Polisi Tangkap "Affiliator"
Jangankan paham pasar derivatif, pasar primer pun masih di awang-awang. Ibarat anak SD yang baru mulai belajar penjumlahan, tetapi sudah mau menyelesaikan soal ujian kalkulus. Begitulah jika seseorang belum memahami pasar primer, tetapi sudah masuk ke pasar derivatif.
Semakin canggih produk yang ditawarkan, semakin sulit dipahami dan semakin mudah pula para penipu memperdaya orang awam. Yuk, belajar lagi supaya tidak mudah silau oleh penawaran investasi abal-abal.