TK hingga SMP di Pontianak Menggelar Pembelajaran Tatap Muka secara Penuh
Siswa jenjang TK, SD, hingga SMP, baik negeri maupun swasta, di Pontianak, Kalimantan Barat, mulai menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh, Senin (9/5/2022), seiring kasus Covid-19 yang kian terkendali.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Siswa jenjang TK, SD, hingga SMP, baik negeri maupun swasta di Pontianak, Kalimantan Barat, mulai menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh, Senin (9/5/2022), seiring kasus Covid-19 yang kian terkendali. Meskipun demikian, pemantauan dan evaluasi proses belajar akan terus dilakukan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, seusai memimpin apel, Senin, menuturkan, ia telah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak untuk menginstruksikan kepada satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. PTM secara penuh dilaksanakan mulai dari TK, SD, hingga SMP.
PTM digelar seiring kasus Covid-19 yang kian terkendali. Bahkan, menurut Edi, kasus cenderung semakin rendah. Meskipun demikian, protokol kesehatan tetap dilaksanakan khusus dalam penggunaan masker.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Paryono, menuturkan, pihaknya telah menginstruksikan kepada satuan pendidikan untuk memulai PTM 100 persen hari ini (Senin). Sebelum libur Idul Fitri lalu, satuan pendidikan telah diminta mengevaluasi kondisi di lingkungan sekolah masing-masing.
Kondusif
”Ketika kondusif, PTM diperbolehkan dengan protokol kesehatan. Setelah Idul Fitri kondisi baik sehingga boleh PTM. Kami berharap kualitas pendidikan semakin membaik,” ujarnya.
Seluruh proses belajar-mengajar normal seperti biasa. Namun, satuan pendidikan tetap diminta mengevaluasi proses belajar. Jika ada siswa yang perlu ditangani, segera ditangani dengan baik. Fasilitas, antara lain pembersih tangan dan tempat mencuci tangan, disediakan sekolah. Guru dan siswa juga menggunakan masker.
”Untuk hal-hal tertentu jika ingin dilaksanakan secara daring dipersilakan. Sebagai contoh, penugasan di rumah diperkuat dengan pembelajaran daring,” ujarnya.
Jumlah sekolah jenjang TK di Pontianak, baik swasta maupun negeri, sekitar 287 sekolah. Sementara jenjang SD negeri maupun swasta di Pontianak sekitar 170 sekolah dan SMP baik negeri maupun swasta sebanyak 79 sekolah.
Paryono menuturkan lebih lanjut, tanggapan orangtua murid juga positif. Orangtua murid meminta pemerintah mengoptimalkan mutu pendidikan agar anak-anak mereka bisa mengembangkan kompetensi dasar dengan wadah yang disediakan satuan pendidikan.
Asrul (34), salah satu orangtua siswa SD di Pontianak, menuturkan, ini awal yang baik bagi anak-anak bisa menjalani PTM. Mereka bisa bersosialisasi dengan teman-teman dan guru-guru secara langsung.
”Situasi pandemi juga perlahan membaik. Kami berharap aktivitas sekolah anak-anak kembali seperti sediakala walaupun masker tetap dipergunakan,” ujar Asrul.
Dengan PTM, Asrul menilai proses belajar anak-anaknya lebih efektif. Mereka bisa lebih fokus pada apa yang diajarkan serta memiliki ekosistem belajar dalam wadah berdiskusi dengan teman-teman. Berdasarkan pengalaman, jika proses belajar secara daring, anak-anak lebih banyak gangguan.
Agapitus (41), orangtua siswa TK dan juga SD di Pontianak, menuturkan, dua tahun ia merasakan pendidikan anak secara daring jauh berbeda jika dibandingkan PTM 100 persen. Dua tahun tersebut belum cukup bagi anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan sistem belajar daring.
Pembelajaran secara daring banyak gangguan. ”Ketika anak membuka laptop, mereka juga cenderung membuka HP. Orangtua juga perlu mengawasi anak-anak secara intensif. Jika tidak diawasi dalam proses belajar daring, hasil belajar tidak efektif. Dengan PTM, jauh lebih efektif walaupun secara daring sesekali juga boleh,” kata Agapitus.
Interaksi langsung antarsiswa dan guru penting. Anak-anak perlu belajar interaksi sosial satu sama lain. Dengan seperti itu memperkenalkan mereka pada kehidupan nyata, antara lain berbagi dan bersolidaritas. Hal-hal itu akan diperoleh anak ketika ada interaksi melalui PTM.