Vaksin Penguat Bukan Jaminan untuk Melanggar Protokol Kesehatan di NTT
Masih banyak warga di Nusa Tenggara Timur menilai vaksin penguat jaminan tak lagi menjalankan protokol kesehatan. Mereka enggan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan karena merasa telah tiga kali divaksin.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Meski sudah menerima vaksin ketiga, booster atau penguat, bukan jaminan untuk mengabaikan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan tetap menjadi garda terdepan untuk menghindar dari paparan pandemi Covid-19.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) Hyronimus Fernandes, di Kupang, Senin (21/2/2022), mengatakan, penerapan protokol kesehatan makin longgar di tengah grafik pandemi yang terus beranjak naik. Pesta-pesta masih digelar seperti biasa tanpa menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Warga di jalan-jalan dan pusat perbelanjaan cenderung enggan mengenakan masker.
Sebagian besar warga menilai sudah menjalani vaksinasi lengkap, bahkan vaksin ketiga atau vaksin penguat. Penilaian masyarakat ini terkait ajakan pemerintah untuk sesegera mungkin melakukan vaksin guna menghindari virus dan mulai longgar mengingatkan masyarakat untuk menjalankan prokes ketat.
Padahal, realitasnya, seorang dokter di salah satu puskesmas di Kota Kupang berinisial DF yang sudah menjalani tiga kali vaksin pun masih terpapar Covid-19. Dokter itu pulang dari puskesmas, mengunjungi temannya, pemilik tempat usaha, dan saat itu ada karyawan di tempat tersebut yang terpapar Covid-19. ”Dokter itu pulang ke rumah, tiga hari kemudian mengalami gejala Covid-19,” kata Fernandes.
Di Kota Kupang saat ini terdapat 33 kelurahan masuk zona merah dengan jumlah kasus 11-58 pasien per kelurahan. Sebelas kelurahan masuk kategori oranye dengan jumlah kasus 6-10.
Lima kelurahan zona kuning, yakni 1-5 kasus. Dua kelurahan zona hijau, yakni Kelurahan Lai Bisi-Bisi Koepan dan Kelurahan Toda Kisar, masing-masing dengan jumlah kasus nol. Total kasus aktif 893.
Ia mengatakan, kasus Covid-19 di NTT saat ini mirip gunung es. Kemungkinan saja varian Omicron sulit terdeteksi melalui tes antigen bagi orang tertentu. Dokter bersangkutan tiga kali menjalani tes antigen, tetapi tetap negatif.
Padahal, dia benar-benar merasakan gejala seperti Omicron, yakni sakit kepala, pilek, sering bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan daya mencium. Setelah menjalani swab untuk tes PCR, kemudian diketahui positif Covid-19. Puskesmas itu pun ditutup sementara waktu untuk dilakukan pembersihan.
Pemda, terutama petugas kesehatan, apalagi pengambil kebijakan bidang kesehatan, jangan mengajak masyarakat melakukan vaksinasi dengan janji agar terhindar dari Covid-19. Pernyataan seperti itu justru merugikan masyarakat yang sangat bergantung pada informasi dari petugas kesehatan. ”Vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi tidak berarti orang tersebut mengabaikan prokes,” katanya.
Jangan abai
Putra Larantuka, Flores Timur, itu mengatakan, perilaku hidup masyarakat terkait penerapan prokes masih sangat rentan dipengaruhi. Meski kasus ini sudah berlangsung hampir dua tahun dan protokol kesehatan pun sudah diketahui dan dipahami hampir sebagian besar warga, mereka masih mengabaikan prokes ketat karena sangat erat dengan perilaku hidup.
”Satgas Covid-19 semestinya tidak bosan-bosan mengingatkan masyarakat melalui berbagai cara, termasuk kampanye prokes di jalan-jalan, pusat perbelanjaan, dan pasar-pasar tradisional, serta melarang warga menggelar pesta dalam jumlah besar,” ujarnya.
Jangan menunggu terjadi ledakan kasus di masyarakat, kemudian mulai bereaksi seperti kejadian pada periode Januari-Mei 2021. Mencegah secara dini itu jauh lebih baik ketimbang mengobati. Fasilitas kesehatan, seperti tempat tidur, rumah sakit, tabung gas, dan tenaga kesehatan, terbatas. Pengalaman saat terjadi ledakan kasus, sejumlah rumah sakit kesulitan tabung gas dan tempat tidur.
Vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi tidak berarti orang tersebut mengabaikan prokes. (Hyronimus Fernandes)
Instansi yang terus bekerja menekan penyebaran Covid-19 di kalangan masyarakat NTT adalah Polri dan TNI. Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Risihan Krisna mengatakan, instansi ini terus menggerakkan semua unit di lembaga itu melakukan sosialisasi prokes dan vaksinasi baik tahap pertama, kedua, maupun vaksinasi ketiga di masyarakat.
Pada Senin (21/2/2022), misalnya, kegiatan vaksinasi penguat diberikan kepada ratusan anggota Polda dan anggota keluarga anggota Polri di jajaran Polda NTT serta masyarakat umum di Markas Polda.
Sebelumnya, Unit Direktorat Samapta Polda melakukan sosialisasi prokes yang dipimpin Ajun Komisaris Polisi Adryana Hurint ke pasar-pasar tradisional dan di jalan-jalan utama di Kota Kupang.
Kegiatan serupa dilakukan Direktorat Polairud Polda NTT. Mereka menggunakan kapal motor milik Polairud melakukan sosialisasi vaksinasi lengkap dan vaksinasi penguat di sepanjang pesisir Pulau Semau; pesisir Teluk Kupang; pesisir KampungLohayong, Flores Timur; dan pesisir Pulau Palue di Sikka kepada para nelayan. Mereka juga mengajak masyarakat menerapkan prokes ketat meski berada di antara para nelayan sendiri.
Personel Direktorat Pembinaan Masyarakat dan Subdirektorat Pembinaan Masyarakat Polda membagi-bagikan masker di sejumlah kelurahan di Kota Kupang, seperti Bakunase, Kota Raja, Oebobo, Oepura, dan Kelapa Lima, secara cuma-cuma. Personel Polda juga mengajak warga menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker secara benar.
Kepala Seksi Binturmas Polda Penata Tingkat I Anwar Dopong mengajak masyarakat agar tidak lengah menerapkan prokes selama berada di luar rumah. Penerapan prokes sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. ”Covid-19 belum berlalu. Jadi, meski sudah mendapat vaksin, jangan lupa menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” katanya.
Kegiatan vaksinasi, pembagian masker, dan sosialisasi penggunaan masker pun dilakukan tim polda bekerja sama dengan Polres Belu, Malaka, dan Timor Tengah Utara di sepanjang perbatasan RI-Timor Leste. Masyarakat terus diingatkan agar jangan mengabaikan prokes dan vaksinasi.
”Semua polres di NTT terlibat aktif mengajak masyarakat menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi secara lengkap,” kata Krisna.