Cokelat secara umum merupakan camilan yang digemari. Pada cokelat hitam ternyata terkandung manfaat besar. Selain bergizi juga mampu mencegah diabetes.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
Kabar gembira bagi mereka yang suka cokelat. Sejumlah penelitian menunjukkan, senyawa alami dalam kakao yang bijinya dikenal sebagai cokelat, yakni flavanol epicatechin, mampu mencegah diabetes tipe 2.
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak mampu memproses gula darah dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah kegagalan sel beta pankreas yang bertugas memproduksi insulin, hormon yang berfungsi membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk mengendalikan gula darah.
Thomas J Rowley IV dan kolega dari Universitas Brigham Young, Amerika Serikat (AS), bersama tim dari Virginia Tech, melakukan percobaan terhadap tikus di laboratorium. Mereka mencampurkan senyawa kakao dalam diet tinggi lemak untuk tikus percobaan. Hasilnya, senyawa tersebut menurunkan tingkat obesitas pada tikus dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa darah.
Dalam laporan di Journal of Nutritional Biochemistry, November 2017, dipaparkan, epicatechin dari kakao membuat mitokondria dalam sel beta lebih kuat, menghasilkan lebih banyak adenosin trifosfat (ATP) yang merupakan sumber energi sel, kemudian menghasilkan lebih banyak insulin untuk dilepaskan.
Kajian tentang senyawa dalam kakao dilakukan Maria Ángeles Martin dan kolega dari Institut Ilmu Pangan, Teknologi, dan Gizi, Universitas Ciudad, Spanyol, dan dimuat di Molecular Nutrition & Food Research, Agustus 2016. Disebutkan, senyawa polifenol dari kakao, terutama flavanol, berkontribusi mencegah atau menunda diabetes tipe 2 dengan memodulasi produksi insulin dalam sel beta pankreas dan menargetkan jaringan sensitif insulin karena aktivitasnya seperti insulin, atau melalui regulasi protein kunci dari rute pensinyalan insulin. Flavanol kakao terbukti meningkatkan penyerapan glukosa melalui peningkatan transportasi glukosa, menekan produksi glukosa, atau untuk meningkatkan metabolisme lipid.
Tim Institut Ilmu Pangan, Teknologi, dan Gizi, Universitas Ciudad, Spanyol, itu dalam kajian selanjutnya dengan penulis utama Sonia Ramos dalam jurnal Antioxidants, 31 Oktober 2017, menyatakan, sebagian besar hasil laporan penelitian yang terbit selama dekade terakhir, baik pada kultur sel, model hewan maupun penelitian pada manusia, mendukung efek antidiabetes dari flavonoid kakao dengan meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin di jaringan perifer, memberikan efek penurun lemak, serta mencegah kerusakan oksidatif dan peradangan terkait dengan penyakit.
Karena itu, konsumsi flavanol dari kakao atau cokelat hitam (dark chocolate) setiap hari berpotensi mencegah penyakit serta membantu penderita diabetes tipe 2.
Namun, harus hati-hati. Kebanyakan cokelat bubuk atau cokelat batang yang tersedia di pasaran mengandung flavanol dalam jumlah rendah, kaya akan gula dan kalori yang dapat memperburuk kontrol glikemik pada penderita diabetes.
Perhatikan kadar kakao
Menurut laman Asosiasi Ahli Jantung Amerika (AHA), jumlah kakao padat dalam cokelat hitam penting karena dapat menjadi indikator jumlah flavonoid yang merupakan antioksidan. Menurut basis data gizi Departemen Pertanian AS, sebatang cokelat hitam dengan 70-85 persen kakao mengandung sekitar 600 kalori dan 24 gram gula.
Konsumsi cokelat atau kakao menurunkan risiko resistensi insulin dan tekanan darah tinggi pada orang dewasa.
Sebagian besar cokelat hitam mengandung flavonoid tinggi, terutama flavanol. Penelitian menunjukkan, mengonsumsi lebih banyak flavonoid dalam makanan mampu menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi cokelat atau kakao menurunkan risiko resistensi insulin dan tekanan darah tinggi pada orang dewasa.
Hal itu dibuktikan tim peneliti gizi dari Iran dalam jurnal ARYA Atherosclerosis, Januari 2015. Mereka meneliti 60 penderita diabetes tipe 2 dengan hipertensi, sebagian mendapat cokelat hitam dan sebagian cokelat putih selama delapan minggu. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi cokelat hitam tekanan darah dan kadar gula darahnya menurun. Perbaikan kondisi tidak terlihat pada mereka yang mendapat cokelat putih.
Konsumsi cokelat hitam berflavanol tinggi memperbaiki fungsi kardiovaskular, demikian penelitian Gurvinder Rull dan kolega dari Queen Mary University of London yang dipublikasi di Vascular Pharmacology, Agustus 2015.
Jadi, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari cokelat, disarankan memperhatikan informasi kandungan gizi di kemasan dan melihat persentase kakao. Yang ideal adalah memilih cokelat hitam dengan kadar kakao 70 persen atau lebih.
Sebaiknya cokelat tidak mengandung gula atau pemanis buatan. Jaga kadar karbohidratnya maksimal 15-30 gram per porsi. Cokelat dengan kadar kakao tinggi memang kurang nikmat bagi penggemar makanan manis. Namun, kakao kaya akan zat besi dan magnesium yang baik untuk kesehatan dan mengendalikan diabetes.
Agar lebih gurih, pilih cokelat dengan campuran kacang-kacangan, seperti almond. Selain lezat, kacang bisa mengenyangkan dan lebih sehat. Yang juga penting, batasi makan cokelat hitam maksimal 100 gram per hari.