Ternyata gula sama berbahayanya dengan alkohol dan lemak. Selain menyebabkan obesitas dan diabetes, gula juga bisa menimbulkan perlemakan hati serta memicu gangguan jantung dan stroke.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·5 menit baca
Selama ini gula dianggap sebagai kalori kosong. Hanya menambah kalori tanpa kontribusi zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Ternyata gula sama berbahayanya dengan lemak, garam, dan alkohol karena bisa memicu berbagai penyakit serius.
Menurut kajian Robert H Lustig, Laura A Schmidt, dan Claire D Brindis dari Universitas California, San Francisco, Amerika Serikat, di Nature, 2 Februari 2012, gula, terutama fruktosa, tak sekadar menambah kalori, tetapi dapat memicu gangguan pada hati dan berbagai penyakit kronis lain.
Sejumlah penelitian menunjukkan, kelebihan gula memicu semua penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik. Yang umum diketahui adalah kelebihan gula menyebabkan resistensi insulin yang berujung pada diabetes. Belakangan didapatkan, fruktosa meningkatkan asam urat yang meningkatkan tekanan darah sehingga terjadi hipertensi.
Sebagaimana alkohol, gula menimbulkan efek racun bagi hati. Fruktosa diproses di hati, disintesis menjadi trigliserida sehingga dapat memicu perlemakan hati dan steatohepatitis, yakni penumpukan lemak berlebih dan peradangan di hati yang bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati.
Lebih lanjut, trigliserida bersirkulasi di tubuh lewat darah. Kadar lemak berlebihan akan menempel di dinding pembuluh darah, menimbulkan risiko gangguan jantung dan stroke.
Semua gangguan kesehatan itu mempercepat penuaan yang disebabkan kerusakan lipid, protein, dan DNA. Beberapa penelitian awal juga mengaitkan konsumsi gula dengan kanker dan penurunan kognitif alias kemampuan berpikir.
Hal lain, gula mengganggu sinyal hormon leptin yang membantu menghasilkan rasa kenyang. Juga mengurangi pensinyalan dopamin di otak sehingga mengurangi rasa bahagia yang didapat dari makanan dan mendorong untuk mengonsumsi lebih banyak.
Risiko kardiovaskular
Analisis Quanhe Yang dan kolega dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) serta Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS), di JAMA Internal Medicine yang dipublikasi secara daring, 3 Februari 2014, menunjukkan, konsumsi minuman manis tujuh porsi atau lebih per minggu terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Tim menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) 1988-1994, 1999-2004, dan 2005-2010, pada orang dewasa di AS.
Konsumsi minuman manis tujuh porsi atau lebih per minggu terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Dibandingkan dengan yang mengonsumsi gula tambahan sekitar 8 persen dari total kalori, peserta yang mengonsumsi gula tambahan sekitar 17-21 persen dari total kalori memiliki risiko kematian akibat gangguan jantung dan stroke 38 persen lebih tinggi. Risiko meningkat dua kali lipat bagi yang mengonsumsi 21 persen atau lebih.
Gula tambahan mencakup semua gula yang digunakan dalam makanan dan minuman olahan seperti minuman berpemanis gula, makanan penutup, kukis, permen, sereal siap saji, dan roti manis. Sebagai gambaran, satu kaleng minuman soda 360 ml mengandung 35 gram gula (140 kalori) atau 6,4 persen dari 2.000 kilo kalori (kkal) per hari.
Sebenarnya gula bermanfaat. Salah satu jenis gula, yakni glukosa, dibutuhkan tubuh, terutama otak, sebagai sumber bahan bakar. Namun, konsumsi gula berlebihan bisa membunuh kita secara perlahan.
Dahulu kala, gula hanya didapat nenek moyang dari buah sesuai musim atau sebagai madu yang tak mudah diperoleh. Namun, perkembangan zaman dan teknologi membuat gula mudah didapat dan ditambahkan ke hampir semua makanan serta minuman olahan. Gula tambahan itu umumnya berupa ekstraksi dari jagung, tebu atau bahan lain yang diproses untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Selama 50 tahun terakhir, demikian Lustig dan kolega, konsumsi gula meningkat tiga kali lipat di seluruh dunia. Di banyak negara, rata-rata orang mengonsumsi gula lebih dari 500 kalori per hari.
Rekomendasi asupan
Tidak ada pedoman universal untuk konsumsi gula tambahan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan kurang dari 10 persen total kalori per hari dari gula tambahan. Sedangkan rekomendasi Asosiasi Jantung Amerika (AHA), gula tambahan kurang dari 100 kalori untuk perempuan dan kurang dari 150 kalori untuk laki-laki per hari.
Berbagai dampak buruk gula membuat WHO menganjurkan untuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak. Anjuran yang sama dikumandangkan Kementerian Kesehatan Indonesia. Rekomendasi konsumsi gula, menurut Kemenkes, adalah 10 persen dari total kebutuhan kalori atau setara dengan empat sendok makan (50 gram) gula per orang per hari.
Perawatan kesehatan dan biaya akibat konsumsi gula berlebihan tak kalah besar dari dampak rokok dan alkohol. Di AS, perawatan untuk penyakit sindrom metabolik per tahun mencapai 150 miliar dollar AS dan kerugian akibat hilangnya produktivitas tak kurang dari 65 miliar dollar AS.
Untuk mencegah dampak buruk konsumsi gula berlebihan, menurut laman Obesity Evidence Hub, proyek kemitraan antara The Cancer Council Victoria, Australia, The Bupa Health Foundation, dan The Obesity Policy Coalition, saat ini sekitar 50 negara telah menerapkan pajak atas minuman berpemanis gula.
Beberapa negara mengadopsi desain pajak berjenjang, yang menerapkan tarif pajak berbeda, tergantung pada kandungan gula. Bukan hanya negara maju, seperti Inggris, Belgia, Perancis, Norwegia, dan Finlandia, yang menerapkan pajak tersebut, melainkan juga negara berkembang, misalnya Chile, Peru, Ekuador, Dominika, Meksiko, Guam, Fiji, India, dan Sri Lanka. Tak ketinggalan, negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Brunei Darussalam.
Beberapa waktu lalu, di Indonesia berkembang wacana untuk mengenakan pajak pada minuman berpemanis, tetapi hingga kini kebijakan itu belum diterapkan.
Tak harus menunggu pemerintah, kesadaran hidup sehat perlu tumbuh dari diri kita sendiri. Kurangi konsumsi makanan dan minuman manis, pilih makanan dan minuman rendah gula, atau buat sendiri jus, makanan, dan pilih buah untuk camilan sehari-hari.