Vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun mulai berjalan di daerah dengan capaian vaksinasi tinggi. Hal itu bertujuan untuk melindungi anak dan orang di sekitarnya dari ancaman penyakit menular tersebut.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 bagi anak berusia 6-11 tahun mulai dilaksanakan pada Selasa (14/12/2021) ini. Vaksinasi untuk anak usia itu akan dilakukan di 115 kabupaten/kota yang mencapai vaksinasi dosis pertama 70 persen dan vaksinasi warga lansia 60 persen.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, vaksinasi pada anak berusia 6-11 tahun akan digelar bertahap di area dengan capaian vaksinasi tinggi. Harapannya, vaksinasi bisa diperluas di daerah lain pada Januari 2022.
”Vaksinasi mulai 14 Desember 2021. Tahap pertama di daerah yang mencapai 70 persen untuk dosis pertama dan 60 persen untuk dosis pertama warga lansia,” katanya, di Jakarta, Senin (13/12/2021).
Ada 106 kabupaten/kota di 11 provinsi yang memenuhi syarat itu. Sebelas provinsi itu meliputi Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.
Dari semua provinsi itu, anak usia 6-11 tahun berjumlah 8,8 juta orang. Adapun jumlah anak usia 6-11 tahun di Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2020 mencapai 26,5 juta anak.
Kota Tegal dijadikan salah satu area percontohan vaksinasi Covid-19 bagi anak di Jateng. Vaksinasi dosis pertama dengan sasaran 28.200 anak usia 6-11 tahun di kota itu akan digelar pada Rabu (15/12/2021) dan ditargetkan rampung dalam 10 hari.
Menurut Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, vaksinasi akan disosialisasikan di kalangan kepala sekolah, ketua komite, wali kelas, dan wali murid, Selasa (14/12/2021) ini. Orangtua bisa menemani saat anaknya divaksin.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Bekasi Januk Suwardi menyatakan, Dinas Pendidikan Kota Bekasi selesai mendata anak usia 6-11 tahun yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Ada 203.794 anak yang bakal divaksin.
Jenis vaksin
Maxi mengutarakan, vaksin Covid-19 yang digunakan bagi anak usia 6-11 tahun untuk sementara buatan Sinovac. Penggunaan vaksin ini sesuai dengan izin penggunaan darurat yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). ”Tahun depan, Sinovac hanya akan dipakai untuk dosis anak agar tak jadi rebutan bagi sasaran lain,” katanya.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan, vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun dilakukan, antara lain, di puskesmas, rumah sakit, pos layanan vaksinasi, lembaga kesejahteraan sosial anak, dan sekolah dilengkapi sarana penunjang. ”Persiapan matang dibutuhkan, termasuk memetakan ketersediaan tenaga dan integrasi dengan imunisasi program,” kata Maxi.
Tahun depan, Sinovac hanya akan dipakai untuk dosis anak agar tak jadi rebutan bagi sasaran lain.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menuturkan, vaksinasi bagi anak untuk melindungi anak sekaligus melindungi orang di sekitarnya. Meski gejala Covid-19 pada anak lebih ringan daripada orang dewasa, risiko perlu diwaspadai, terutama anak dengan penyakit penyerta, seperti obesitas, diabetes, dan asma.
”Vaksin bagi anak harus aman dan telah diuji klinis untuk penyesuaian dosis. Jadi, vaksin bagi anak harus sudah mendapat EUA (izin penggunaan darurat) dari BPOM,” kata Sri.
Penyuntikan vaksin Covid-19 untuk anak dilakukan dengan injeksi ke dalam otot tubuh bagian lengan atas. Dosis sekali suntik 0,5 mililiter dan diberikan dua kali dengan jarak penyuntikan minimal 28 hari. Pemberian dua dosis demi kekebalan tubuh optimal.
Sebelum divaksin, orangtua perlu memastikan anaknya sehat. Anak sebaiknya tidur lebih cepat malam sebelumnya dan tidak lupa sarapan. ”Sampaikan pula riwayat klinis anak ke petugas vaksinasi,” ujarnya.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menjelaskan, sesuai hasil riset, penggunaan vaksin CoronaVac dari Sinovac pada usia 6-11 tahun aman dan bisa ditoleransi. Kejadian ikutan pasca-imunisasi bersifat lokal dan sistemik, misalnya nyeri di area suntikan, bengkak, dan gatal. Gejala sistemiknya, seperti demam, batuk, dan sakit kepala.
Sejauh ini, pandemi di Indonesia terkendali meski mobilitas warga meningkat. ”Wabah Covid-19 terkendali dengan angka reproduksi virus ini di bawah satu. Ini karena, antara lain, jumlah warga dengan antibodi Covid-19 tinggi. Banyak kasus infeksi tanpa diketahui,” kata epidemiolog di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan.
Laporan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Minggu (12/12/2021), menyebut, varian Omicron lebih menular daripada Delta, menyebabkan gejala ringan, dan mengurangi kemanjuran vaksin. Omicron juga menyebar ke 63 negara, terutama di Afrika Selatan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seusai rapat terbatas secara daring yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, kemarin, menjelaskan, lebih dari 70 negara mendeteksi varian Omicron. Sebagian negara itu ada di sekitar Indonesia.
Seiring presidensi G-20 Indonesia mulai 1 Desember 2021, protokol kesehatan ketat diterapkan sejak kedatangan pertama delegasi negara-negara anggota G-20 dan undangan serta lembaga internasional. (TAN/AIK/JUM/XTI/RAM/