Jadi Wilayah Percontohan, Kota Tegal Mulai Vaksinasi Anak Pekan Ini
Vaksinasi anak usia 6-11 tahun akan dimulai di Kota Tegal, Jawa Tengah, pekan ini. Kota Tegal yang akan memvaksin 28.200 anak tersebut menjadi wilayah pertama yang akan menggelar vaksinasi anak di Jateng.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Program vaksinasi terus dilakukan oleh pemerintah di sejumlah daerah untuk membentuk kekebalan komunal di wilayahnya. Khusus vaksinasi anak usia 6-11 tahun, Kota Tegal dijadikan wilayah percontohan untuk lebih dulu melaksanakan vaksinasi anak di Jawa Tengah.
Program vaksinasi anak di Kota Tegal akan mulai dilakukan pada Rabu (15/12/2021). Vaksinasi dosis pertama khusus anak usia 6-11 tahun ditargetkan rampung dalam sepuluh hari. Dalam vaksinasi itu, sedikitnya 28.200 anak yang mayoritas pelajar akan menjadi sasaran.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menuturkan, vaksinasi anak akan dilakukan di Alun-alun Kota Tegal. Anak-anak itu akan diangkut dari sekolah masing-masing menuju tempat vaksinasi menggunakan bus dan mobil dinas milik pemerintah. Orangtua siswa juga diperbolehkan ikut mendampingi saat anaknya menjalani vaksinasi.
”Besok pagi kami akan mengadakan webinar dengan semua kepala sekolah, ketua komite, wali kelas, dan wali murid terkait vaksinasi ini. Mereka semua harus diyakinkan dulu supaya memperbolehkan anaknya ikut vaksinasi,” ujar Dedy, di Balai Kota Tegal, Senin (13/12/2021).
Dedy menyebutkan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun menggunakan vaksin jenis Sinovac, sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Hingga Senin, Kota Tegal masih memiliki 42.314 dosis vaksin dari berbagai jenis. Dari jumlah tersebut, 31.000 dosis merupakan vaksin jenis Sinovac.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari mengatakan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara proses vaksinasi anak dan vaksinasi untuk orang dewasa. Sebelum divaksinasi, anak-anak akan mengikuti penapisan. Setelah divaksinasi, mereka juga akan diobservasi selama 30 menit.
”Waktu screening, mereka didampingi oleh orangtuanya. Jadi, nanti (orangtua) bisa menjelaskan kondisi kesehatan anaknya kepada petugas. Kalau anaknya memang ada penyakit bawaan atau kondisi kesehatan tertentu, silakan diinformasikan kepada petugas kesehatan saat screening,” kata Prima.
Alat pengukur tekanan darah khusus anak juga disiapkan dalam kegiatan itu.
Menurut Prima, vaksinasi Covid-19 baru boleh disuntikkan minimal empat pekan setelah vaksinasi lain. Pihak sekolah dan orangtua perlu memastikan anak yang mengikuti vaksinasi tidak menerima vaksin lain dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Dalam vaksinasi anak, ratusan vaksinator dari sejumlah puskesmas dan rumah sakit akan dikerahkan. Alat pengukur tekanan darah khusus anak juga disiapkan dalam kegiatan itu.
Vaksinasi umum
Selain mengupayakan vaksinasi anak, percepatan vaksinasi untuk sasaran masyarakat umum juga terus digencarkan. Hingga Senin, capaian vaksinasi di Kota Tegal mencapai 110,04 persen dari target sasaran yang ditentukan. Meski demikian, 30 persen warga yang telah divaksinasi tersebut merupakan warga dari luar Kota Tegal.
”Kami masih terus melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga untuk memastikan mereka sudah divaksin. Orang-orang yang memiliki penyakit bawaan juga selalu kami screening, ada yang dua kali sampai ada yang 12 kali sebelum akhirnya bisa divaksin. Target kami, akhir Januari, tidak ada lagi warga yang belum tervaksin,” ucap Dedy.
Upaya menggenjot capaian vaksinasi umum juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Batang. Di wilayah tersebut, capaian vaksinasi umum sekitar 63 persen dari target sasaran sekitar 622.000 orang. Bupati Batang Wihaji menargetkan, vaksinasi di wilayahnya bisa mencapai 70 persen pada akhir Desember.
”Saya sudah memerintahkan dinas kesehatan untuk segera memetakan wilayah yang menjadi fokus percepatan vaksinasi. Saya paham betul suasana kebatinan kita semua yang kesulitan mencari siapa lagi yang akan divaksin. Meski demikian, semangat untuk percepatan vaksinasi harus jalan terus karena kami selalu mendukung,” tutur Wihaji.
Kepala Dinas Kesehatan Batang Didiet Wisnuhardanto menuturkan, pihaknya bersama dinas kependudukan dan catatan sipil setempat sedang mengurai data warga yang sudah dan belum divaksinasi. Dengan data itu, percepatan vaksinasi diyakini akan lebih tepat sasaran.
”Ada 40.000 nomor induk kependudukan yang belum tertata rapi, jadi kami tidak bisa mengetahui berapa jumlah warga yang sudah divaksin ataupun yang belum. Tapi, secara bertahap sudah ada perbaikan. Sebanyak 8.000 dari 40.000 data tersebut sudah diketahui status vaksinasinya,” kata Didiet.