Terhenti 10 Hari karena Suplai Terhambat, Batang Kembali Genjot Vaksinasi
Setelah sempat mandek 10 hari karena keterlambatan stok vaksin, Pemerintah Kabupaten Batang, Jateng, kembali menggenjot capaian vaksinasi di wilayahnya. Sampai akhir tahun, vaksinasi ditargetkan mencapai 50 persen.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sempat mandek selama 10 hari karena tidak ada pasokan vaksin dari pemerintah provinsi ataupun pusat. Setelah suplai vaksin kembali normal, pemerintah setempat berencana menggenjot capaian menjadi 50 persen pada akhir 2021.
Mandeknya program vaksinasi di Kabupaten Batang selama 10 hari terjadi sejak dua pekan lalu. Kala itu stok vaksin benar-benar kosong. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didiet Wisnuhardanto menuturkan, sebelum vaksin benar-benar habis, pihaknya sudah meminta tambahan suplai kepada pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat. Namun, suplai vaksin tak kunjung tiba.
”Sejak pekan lalu, suplai vaksin sudah mulai lancar. Setelah ini akan kami genjot lagi. Mudah-mudahan akhir Desember, capaian vaksinasi bisa menyentuh angka 50 persen,” ujar Didiet, Rabu (29/9/2021).
Berdasarkan data estimasi ketersediaan vaksin Kementerian Kesehatan, hingga Rabu, stok vaksin di Kabupaten Batang sebanyak 38.236 dosis. Dengan rata-rata vaksinasi sebanyak 2.459 orang per minggu, dosis itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 15 hari.
Hingga Selasa (28/9/2021), sebanyak 165.290 orang di Batang sudah divaksin dosis pertama. Jumlah itu sebesar 26,56 persen dari total sasaran sekitar 600.000 orang.
Untuk menggenjot target capaian 50 persen pada akhir 2021, pemerintah setempat akan menambah jumlah tim vaksinator di wilayahnya. Sebelumnya, setiap fasilitas layanan kesehatan hanya memiliki satu tim vaksinator. Untuk selanjutnya, jumlahnya akan ditambah menjadi dua sampai tiga tim.
Tak hanya dari pemerintah, upaya menggenjot capaian vaksinasi di Batang juga dilakukan pengurus rukun tetangga (RT) di Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang. Di tempat tersebut warga diberi bibit tanaman cabai dan terung atau makanan ringan seusai divaksin. Selain untuk menarik minat warga mengikuti vaksinasi, upaya itu diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Dalam kunjungan ke tempat vaksinasi Kelurahan Kauman, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang Maulana Yusup menuturkan, pemberian makanan ringan ataupun tanaman sayur merupakan cara yang baik untuk menarik minat warga mengikuti vaksinasi. Ia berharap upaya itu ditiru kelurahan-kelurahan lain.
”Upaya ini patut diapresiasi karena pengurus RT dan warganya sama-sama antusias mengikuti vaksinasi. Semoga inisiatif itu bisa dicontoh RT-RT yang lain. Dengan demikian, target pembentukan kekebalan komunal bisa segera dicapai,” kata Maulana.
Sementara itu, upaya membentuk kekebalan komunal juga terus dilakukan di Kota Pekalongan. Pemerintah setempat menargetkan capaian vaksinasi di wilayahnya mencapai 50 persen pada akhir September.
”Untuk bertahan di level 2, cakupan vaksinasi bagi masyarakat umum harus sebesar 50 persen dan bagi lansia sebesar 40 persen. Sementara cakupan vaksinasi di Kota Pekalongan per Selasa (28/9/2021) untuk masyarakat umum 49,40 persen dan vaksinasi lansia baru 30,20 persen,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto.
Untuk mencapai target 50 persen, Pemerintah Kota Pekalongan akan menggelar vaksinasi di sejumlah lokasi, seperti pasar tradisional, di Gedung Pusat Informasi Budaya Batik, serta di sejumlah sekolah. Selain itu, vaksin yang biasanya berlangung pagi sampai siang akan digelar hingga sore hari. Dengan demikian, masyarakat yang belum sempat vaksin karena bekerja bisa ikut vaksinasi.
Hingga Rabu, stok vaksin di Kota Pekalongan 13.801 dosis. Adapun kemampuan rata-rata vaksinasi per pekan di daerah itu 2.689 orang. Dengan demikian, stok vaksin yang ada diperkirkan cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin hingga lima hari ke depan.