Waspadai Omicron, Warga Diimbau Tak ke Luar Negeri
Untuk mencegah masuknya varian baru virus SARS-CoV-2, Omicron atau B.1.1.529, pemerintah melarang tak hanya bepergian antarkota, tetapi juga mengimbau warga yang tak memiliki kepentingan mendesak pergi ke luar negeri.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mengimbau warga Indonesia yang tidak memiliki kepentingan mendesak untuk tidak ke luar negeri. Warga dari luar negeri juga tetap wajib menjalani karantina selama sepuluh hari. Hal ini diharapkan mampu menjaga Indonesia dari varian baru virus SARS-CoV-2, Omicron atau B.1.1.529.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara daring, Senin (13/12/2021), menjelaskan, sejauh ini lebih dari 70 negara sudah mendeteksi masuknya varian Omicron, baik yang terkonfirmasi maupun terduga. Sebagian negara tersebut berada di sekitar Indonesia.
Inggris sekalipun kini menaikkan level kewaspadaan Covid-19 dari level 3 menjadi level 4. Hal ini dilakukan setelah kasus varian Omicron bertambah 1.239 kasus pada 12 Desember atau dua kali lipat ketimbang jumlah pada 11 Desember lalu.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bukti-bukti mengenai varian Omicron masih sangat terbatas. Karena itu, para ahli masih meneliti dampak penularan, dampak pada efektivitas vaksin, dan data lain.
Dengan masih terbatasnya bukti-bukti, Pemerintah Indonesia memilih untuk terus berhati-hati. Selain akselerasi vaksinasi, masyarakat juga diminta tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, pembatasan pergerakan dinilai masih diperlukan.
”Pemerintah meminta dengan sangat, mengimbau dengan sangat bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan sangat mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu,” tutur Retno.
Pemerintah meminta dengan sangat, mengimbau dengan sangat bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan sangat mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, semua warga yang datang dari luar negeri tak bisa menghindari kewajiban karantina selama sepuluh hari. Apabila tidak dilakukan di hotel yang sudah ditunjuk Satgas Penanganan Covid-19, karantina bisa dilakukan di tempat karantina terpusat.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, kata Luhut, warga diharap tidak berlibur ke luar negeri karena ada risiko penularan varian Omicron. Hotel-hotel dan tempat wisata di Indonesia sudah dibuka.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, pintu-pintu masuk ke Indonesia pun akan dijaga betul untuk menghindari masuknya warga asing.
Sejauh ini, untuk jalur udara, warga yang datang dari luar negeri paling banyak masuk dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sepanjang dua pekan, tercatat 33.000 penumpang dan setelah dites PCR 98 positif. Semua kasus positif diperiksa genome sequencing. ”Dari genome sequencing semua (varian) Delta,” tutur Budi.
Sepanjang dua pekan, tercatat 33.000 penumpang dan setelah dites PCR 98 positif. Semua kasus positif diperiksa genome sequencing. Dari genome sequencing semua (varian) Delta. (Budi Gunadi Sadikin)
Pada jalur laut, di Pelabuhan Batam, warga yang masuk sepanjang dua pekan ini mencapai 3.500 orang. Dari tes, 53 orang positif dan dari genome sequencing, semua varian Delta.
Pada jalur darat, warga dari luar negeri paling banyak masuk dari Entikong. Dalam dua minggu terakhir tercatat 2.000 penumpang tiba dan 37 orang positif Covid-19. Setelah semua kasus positif dites genome sequencing, diketahui semua varian Delta.
Vaksinasi anak dimulai besok
Sementara itu, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun dimulai Selasa (14/12/2021). Vaksin yang disiapkan adalah Sinovac dengan dosis sama seperti orang dewasa.
Vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun dimulai Selasa (14/12/2021). Vaksin yang disiapkan adalah Sinovac dengan dosis sama seperti orang dewasa.
Budi menjelaskan vaksinasi anak usia 6-11 tahun akan menggunakan vaksin buatan Sinovac. Ini vaksin yang sudah disetujui BPOM untuk diberikan kepada anak.
Dosis yang diberikan sama seperti orang dewasa, yakni 0,5 mililiter per dosis. Jeda pemberian vaksin dosis pertama dan kedua juga sama, yaitu empat minggu.
Presiden Joko Widodo akan meresmikan dimulainya vaksinasi anak-anak ini. Namun, vaksinasi untuk anak-anak belum diberlakukan di semua kabupaten/kota. Budi menyebutkan, vaksinasi anak-anak hanya diberikan di 115 kabupaten/kota yang sudah menyelesaikan cakupan minimal 70 persen target dosis pertama dan 60 persen vaksinasi warga lansia.
Secara nasional, lanjut Budi, vaksin yang sudah ada di Indonesia mencapai 348 juta dosis. Sejauh ini, sudah sekitar 250 juta dosis yang disuntikkan. Jumlah ini terdiri dari sekitar 146 juta dosis pertama dan 102 juta dosis kedua per 12 Desember 2021.
”Jadi, stok vaksin kita hampir 100 juta dosis. Ini banyak sekali, biasanya hanya 50 juta dosis. Vaksin ini stoknya sebagian besar grant dari luar negeri, terdiri dari vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer,” tuturnya.
Menteri Kesehatan meminta masyarakat tidak takut dengan vaksin apa pun. Sebab, semua jenis vaksin aman dan efikasinya baik.