JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi dukungan Selandia Baru dalam implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Kesepakatan tersebut menjadi bentuk komitmen peningkatan kerja sama untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
”Kami juga berharap dukungan Selandia Baru bagi peningkatan peran Indonesia di kawasan Pasifik melalui Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum/PIF),” ujar Wapres Amin saat bertemu Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters, di Grand Hall New Zealand Parliament Buildings, Rabu (28/2/2024).
Hadir pula dalam pertemuan itu, antara lain, Duta Besar RI untuk Selandia Baru Fientje Maritje S, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, serta Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani. Adapun Wakil PM Peters didampingi Specialist Ministerial Advisor John Johansson, Chief of Staff Darroch Ball, dan Deputy Secretary Americas and Asia Group Deborah Geels.
Kami juga berharap dukungan Selandia Baru bagi peningkatan peran Indonesia di kawasan Pasifik melalui Forum Kepulauan Pasifik.
Sebagai bagian integral dari wilayah Pasifik, Wapres Amin menuturkan, Indonesia dan Selandia Baru memiliki tantangan dan kepentingan yang sama dalam menjaga stabilitas kawasan. ”Kerja sama trilateral antara Indonesia, Selandia Baru, dan salah satu negara Pasifik lainnya perlu diwujudkan, utamanya di bidang ekonomi dan pembangunan sesuai dengan visi Pacific Elevation Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, Wapres Amin juga menyambut baik rencana kunjungan PM Selandia Baru Christopher Luxon serta Wakil PM Winston Peters ke Jakarta tahun ini. ”Saya yakin kunjungan tersebut dapat semakin memperkuat kemitraan Indonesia dan Selandia Baru, dan dapat diikuti dengan berbagai langkah,” tuturnya.
Adapun Peters menyebut Indonesia sebagai salah satu negara kunci bagi Selandia Baru di kawasan Asia Pasifik. Apalagi, Indonesia negara terbesar di Asia Tenggara. ”Dan kami melakukan upaya menguatkan perdagangan dua negara, termasuk perdagangan halal,” ujar Peters.
Kerja sama Indonesia-Selandia Baru pun dinilai perlu terus diperkuat. Sehubungan dengan hal tersebut, rencana aksi kemitraan komprehensif kedua negara perlu segera diperbarui setelah rencana aksi 2020-2024 terealisasi.
Hal tersebut menjadi salah satu langkah konkret yang perlu dilakukan dan disampaikan Wapres Amin saat bertemu Peters. ”Saya menyambut baik pertemuan kita ini untuk berdiskusi lebih lanjut (mengenai) upaya peningkatan kerja sama bilateral melalui langkah konkret dan penciptaan peluang baru,” tutur Wapres Amin.
Terkait kemitraan komprehensif kedua negara, Wapres Amin menegaskan bahwa Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik. Kemitraan komprehensif adalah instrumen strategis untuk meningkatkan kerja sama serta mendorong implementasi konkret, terutama di bidang ekonomi dan pembangunan.
”Untuk itu, saya berharap dalam tahun ini kita dapat memperbarui Rencana Aksi 2020-2024 sebagai panduan implementasi kemitraan dimaksud,” kata Wapres Amin.
Seperti diketahui, rencana aksi kemitraan komprehensif Indonesia-Selandia Baru untuk periode 2020-2024 ditandatangani Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters pada 29 Juli 2020. Rencana aksi ini menegaskan persahabatan kedua negara.
Saya berharap dalam tahun ini kita dapat memperbarui Rencana Aksi 2020-2024 sebagai panduan implementasi kemitraan.
Selain itu, rencana aksi juga memuat langkah-langkah yang diambil berkaitan dengan hubungan para pemimpin negara, penguatan kerja sama perdagangan dan ekonomi, kerja sama di bidang energi terbarukan dan lingkungan, kerja sama di bidang pertahanan, kerja sama di bidang pendidikan, pariwisata, teknologi dan inovasi, serta interaksi warga.
Kesepakatan di bidang ekonomi dan perdagangan, antara lain, zona perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA). Perdagangan kedua negara juga ditargetkan mencapai 4 miliar dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 40 triliun.
Selain itu, kerja sama juga untuk memastikan pekerja musiman bidang pertanian Indonesia di Selandia Baru dapat bermanfaat bagi kedua negara. Kedua negara juga menyepakati untuk terus mendorong pelatihan dan sertifikasi para pekerja migran Indonesia di bidang pemotongan hewan halal sesuai aturan perdagingan Selandia Baru.
Wapres Amin pun menyambut baik upaya konkret untuk memperkuat perdagangan kedua negara, termasuk, di antaranya, melalui kerja sama perdagangan produk halal. Untuk itu, Wapres mendorong kemajuan kerja sama ini melalui usulan perjanjian pengakuan timbal balik (mutual recognition agreement/MRA).
Kemitraan komprehensif menjadi satu dari tiga hal yang dibicarakan Wapres Amin dengan Wakil PM Winston Peters yang sekaligus menjabat Menteri Luar Negeri Selandia Baru. Dua hal lain, yakni dialog lintas agama dan kemitraan di kawasan Pasifik. Semua ini dinilai Wapres Amin sebagai langkah strategis dalam kerja sama kedua negara.
Kemajemukan
Indonesia sebagai negara majemuk, menurut Wapres Amin, sangat memperhatikan kerukunan antarumat beragama. Hal ini menjadi pilar penting keamanan, kestabilan, dan kesejahteraan bersama, baik di tingkat nasional maupun global.
Namun, diakui, masalah sosial ekonomi sering kali menjadi penyebab tumbuhnya ideologi ekstrem radikal, intoleransi, dan diskriminasi, terutama di kalangan pemuda. Oleh sebab itu, Wapres mengapresiasi inisiatif Pemerintah Selandia Baru, melalui Christchurch Call, dalam menggalang upaya global melawan konten daring kekerasan dari kelompok ekstremis radikal.
”Dalam kaitan ini diperlukan pemberdayaan kelompok moderat melalui dialog lintas agama guna merawat keharmonisan kedua negara kita,” tutur Wapres Amin.
Wapres Amin juga akan memberikan kuliah umum tentang dialog antaragama di Victoria University of Wellington, Wellington, Selandia Baru, Rabu ini. Sebelumnya, Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, Minggu (25/2/2024), di Jakarta, menjelaskan, kuliah umum ini akan membawa pesan toleransi beragama yang penting dalam menghindarkan kekerasan antarumat beragama.