RI Ajak Selandia Baru Ikut Pastikan Kedamaian Indo-Pasifik
Ada empat prioritas kerja sama RI-Selandia Baru dalam konteks ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), yakni bidang maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan, dan perdagangan-investasi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mengajak Selandia Baru ikut aktif menjaga kedamaian dan mewujudkan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Salah satunya lewat kemitraan dengan ASEAN untuk implementasi prioritas kerja sama dalam konteks ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Ajakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kepada Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta di Jakarta, Senin (15/11/2021). Ini kunjungan pertama Mahuta ke Jakarta sebagai menlu dan lawatan luar negeri pertamanya setelah menjabat. Mahuta adalah perempuan berdarah suku Maori, penduduk asli Selandia Baru.
Ada empat prioritas kerja sama yang diajukan Retno kepada Mahuta dalam konteks ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), yakni bidang maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan, dan perdagangan-investasi. ”Saya tekankan posisi Indonesia yang ingin melihat Indo-Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera dengan cara membangun kerja sama inklusif,” kata Menlu Retno dalam pernyataan pers seusai bertemu Mahuta. ”Dalam konteks inilah Indonesia menginisiasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.”
Retno menyatakan, Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia di Pasifik. Kedua negara telah memiliki Kemitraan Komprehensif sejak 2018. Kemitraan ini menjadi fondasi kuat dalam upaya kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama, termasuk di masa sulit saat pandemi Covid-19. Kemitraan ini berdasarkan asas saling menguntungkan, saling menghormati, serta menghormati kedaulatan dan integritas wilayah.
Hal senada disampaikan Mahuta. Ia menyatakan Indonesia sebagai mitra sangat penting bagi Selandia Baru. Pemerintah Selandia Baru mendukung posisi Indonesia atas kepempinan dalam outlook atas Indo-Pasifik. Ia berharap agar hubungan kerja sama kedua negara terus berlanjut dan dapat ditingkatkan.
Ia menyatakan Indonesia sebagai mitra sangat penting bagi Selandia Baru. Pemerintah Selandia Baru mendukung posisi Indonesia atas kepempinan dalam outlook atas Indo-Pasifik.
Retno menekankan, meningkatkan kerja sama Indonesia-Selandia Baru penting demi perdamaian dan kesejahteraan Pasifik. Kepada Mahuta, Retno menyampaikan apresiasi atas dukungan Selandia Baru terhadap pelaksanaan Pacific Exposition Ke-2 yang berlangsung pada 27-30 Oktober 2021. Pameran perdagangan itu dikunjungi 11.000 orang, naik 50 persen dari pameran serupa di Auckland pada 2019.
Transaksi bisnis lewat kegiatan itu juga melonjak 48 persen dibandingkan dengan kegiatan serupa sebelumnya menjadi 104 juta dollar AS. ”Masih dalam konteks kerja sama Pasifik, saya juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki perhatian besar terhadap Pasifik dan negara kepulauan kecil selama keketuaan Indonesia di G-20,” kata Retno. ”Wakil dari Pasifik akan diundang dalam Presidensi G-20 Indonesia (tahun 2022).”
Kedua menlu saling mendukung peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Perdagangan dan investasi, menurut Retno, adalah kunci dalam ekonomi. Pada September lalu, tren perdagangan bilateral Indonesia-Selandia Baru naik 37 persen secara tahunan mencapai 1,25 miliar dollar AS. Retno mengingatkan, perlu kerja keras untuk mencapai target perdagangan bilateral senilai 2,8 miliar dollar AS pada 2024.
”Saya sampaikan pentingnya perdagangan bilateral yang lebih seimbang. Oleh karena itu, saya meminta kepada Selandia Baru untuk dapat membuka akses pasar bagi produk buah-buah tropis Indonesia, penguatan investasi, dan program peningkatan kapasitas di bidang pertanian dan peternakan di Indonesia,” kata Retno. Selain itu, diharapkan kerja sama perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dapat dimanfaatkan untuk mendorong perdagangan dan investasi kedua negara.
Selandia Baru dapat menjadi mitra di bidang transisi energi Indonesia. Salah satu kerja sama yang dapat terus dikembangkan, menurut Retno, adalah panas bumi. Kemitraan di bidang energi Indonesia-Selandia Baru ditunjukkan antara lain melalui pembangunan Flores Geothermal Island di Nusa Tenggara Timur dan pembangunan jalur pipa di Maluku dalam kerangka The New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES). Mahuta mengungkapkan, Indonesia menjadi mitra Asia terbesar Selandia Baru dalam industri pembangunan berkelanjutan. Ia pun senang dan berharap kerja sama dalam subsektor energi terbarukan dapat terus ditingkatkan.